Hati yang Menangis

Siang hari dilewati oleh Sinta dengan baik, karna ia menghabiskan harinya dengan bekerja diperusahaannya. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Dirga alasan ia boleh bekerja karna pria itu enggan akan memberikan nafkah.Tapi pada Rajj Daddy-nya tentu saja Sinta mengatakan kalau suaminya seorang yang begitu baik membebaskannya bekerja demi masa depan C3 Corp sekalian karna ia tak mau membiarkan istrinya itu bosan dirumah.Sepertinya Rajj percaya karna Orang tua itu sedari dulu tak dapat melihat jelas ekspresi putrinya dibalik Sutra tipis sang putri.Apalagi ketika ia menanyakan pada menantunya ditelfon tentang izin kerja Sinta, ternyata alasan Dirgantara sama. Tentu saja Rajj senang bukan kepalang, ia tak perlu lagi pusing mengurus C4 kalau ada Sinta. Fungsinya kembali sebagai pengawas saja, dengan begitu Rajj bebas menemani mommy Cinta berjalan- jalan kemana wanitanya itu membawa.

Kedua orang tua itu sangat senang, tidak tahu

ada hati orang- orang tersayang menangis sedih.Apalagi jika siang telah berganti malam.

Sementara Arjuna sadar- betul kalau ia sudah jatuh cinta pada adiknya itu, pantaslah kedua orang tuanya selama ini selalu berusaha menjauhkan mereka,ternyata ini yang mereka takutkan, mereka takut melihat Arjun terluka saat dipaksa melepas sesuatu yang tidak boleh menjadi haknya didepan mata.Sedang berjauhan saja rasa sakit itu begitu menyiksa,apalagi kalau Arjun menyaksikan Sinta secara langsung dinikahi dan dibawa oleh pria lain.

Walau Dimata dan hatinya tak ada lagi kebahagiaan, bahkan terlelappun dalam semalam palingan hanya satu atau dua jam, hingga tampak dilihat jelas dari lingkar hitam dibawah mata pria tampan itu, namun kala malam berganti pagi, Arjun tetap disiplin dalam mengurusi usahanya.Pagi hari ia akan sudah stay dikantornya, jam istirahat siang survey diperkebunan sembari ISOMA,sedang sore hari ia terus menjalani beberapa market yang ia punya dikota ini.Jadi tidak heran jika usahanya maju terus, pemiliknya saja begitu rajin,cerdas dan teliti.

Seperti halnya Sinta yang sangat enggan tatkala siang berganti malam hari karna ancaman suami dan mimpi- mimpi buruknya,

Juna juga merasakan hal yang sama,

tapi bukan mimpi yang ia takuti, melainkan bayangan Sinta yang selalu bermaindipelupuk mata. Apalagi sebulan ini, suara Sinta yang minta tolong sering mengusiknya,padahal yang ia bayangkan adiknya itu sedang bermesraan dengan suami tampannya

malah yang terdengar ditelinga lain pula.

Pertanda yang datang membingungkan, seolah menariknya kembali pada perasaan rindu, padahal sudah susah payah menepis rasa tak wajar itu bertahun- tahun.

" Aghahhhhh" Teriak Arjuna yang sudah tidak tahan dengan beban batinnya.

Dari arah ruang keluarga paman Aris dan Tante Adelia yang sedang asyik menonton sandiwara ikan terbang terperanjat mendengar teriak Arjuna yang terdengar frustasi.Keduanya saling pandang.

" Sudah lama ia hampir tak pernah tidur, bahkan sekarang ia sampai teriak sendiri, apakah akan kita biarkan dia sendiri dalam kedukaannya Adel? tidakkah kau kasihan padanya, apa kau tidak akan menyesal jika akhirnya putra sohibmu itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karna merasa tak punya siapapun didunia ini tempat berbagi?

atau justru berakhir tidak waras seperti __" Aris menahan ucapan terakhirnya seraya menatap lekat istrinya setelah menekan tombol power televisi.

" Ti...Tentu saja tidak! Bagaimana bisa kau berkata seburuk itu." Sangkal Adelia sembari menggeleng beberapa kali.

" Perkataan ku ini sudah begitu lama kupendam Adel! Aku terlalu menghargai keputusanmu dan Cinta untuk menjaga bicara dengan Arjun demi menghindari terbongkarnya apa yang ingin diketahui anak muda itu.Tapi kali ini kuingatkan benar, kau jangan membatasi diri lagi, ayo kita rangkul dia, sebelum semua terlambat.

Adelia menghirup nafas berat, kemudian mengangguk." Ayo! Lagian andai ia ingin pulang sudah tak masalah, toh Sinta sudah menikah." Ucap Adelia melangkah menuju kamar tidur yang merangkap ruang kerja pengusaha sukses termuda dikota ini.

Melihat pintu yang tidak dikunci,Adel segera masuk setelah menguak pelan pintu

Adel terpaku melihat Arjun yang sedang duduk lemas tak berdaya diatas lantai dingin, sedang bahu pria itu terlihat bergoncang.

"Ya...Selain tak tidur ternyata priamuda yang dulunya riang itu ternyata suka menangis sendiri.

Aris melangkah melampaui istrinya lalu berjongkok dan memeluk pundak Arjuna tanpa permisi lagi pada istrinya." Katakan apa yang kau risaukan nak, berbagilah dengan kami mulai sekarang, jika ingin kembali kepada kedua orang tuamu kami takkan melarang, walau dulu perjanjiannya kalian ditukar." Ujar panjang Aris sembari menatap dalam kebola mata pria yang seharusnya jadi anak angkatnya, tapi demi istri ia rela hanya dipanggil paman saja oleh Arjuna.

" Ditukar dengan siapa Om?" Tanya Arjun langsung sembari menegakkan wajahnya yang bersimbah airmata.

Kedua biji mata Adelia melotot.

" Suamiku ini, mulutnya emang bocor!Makanya aku melarangnya bicara intim dengan Arjun.Lihatlah, baru mulai saja langsung keceplosan." Sungut Tante Adelia dalam hati, lalu mendehem untuk mengode suaminya agar tersadar dan segera cari alasan yang benar.

" Mhem." paman Aris balas mendehem pula.

" Maksudnya kau janjinya mau kami asuh sebagai pengganti putra semata wayang kami

yang meninggal saat bayi." Ujar Aris terpaksa mengarang bebas karna takut istri. Apalagi setelah dapat aba- aba warning dari Adel.

" Iya sayang...Kau sempat kami rawat beberapa bulan, tapi kemudian terpaksa kami pulangkan lagi,karna mommymu Cinta sampe sakit parah karna rindu."Tambah Adelia dengan menghampiri Suaminya dan Arjuna.

" Tapi setelah ada Sinta mommy bahkan senang jauh dariku." Arjun balas menatap kedua orangtua didepannya dengan intens.

" Iya nak...Itu karna kau mencium adikmu yang masih bayi sampe wajah dan tubuh baby Sinta merah." Ungkap Aris.

Arjuna mengangguk,kalau itu sih ia sudah memiliki memory penuh, karna ia sudah kelas Lima Sekolah Dasar saat itu.Setelahnya ia dihukum dan dipindahkan keasrama pasca orangtuanya mengurus program akselerasi untuk Arjun, dan beruntung ia lulus dengan nilai Terbaik di SDnya, hingga itulah awalnya terusir manis dari rumah sendiri,tapi sedikitpun Arjun tak berkecil hati saat itu,

termasuk soal peristiwa tiga tahun yang lalu,

Arjun menerima walau sedih juga harus pisah dengan Sinta dan mommynya.

" Sekarang tak akan lagi terjadi yang ditakuti mom dan daddymu, kau boleh pulang jika mau." Timpal Adelia.

" Aku om dan Tante bahkan sengaja tidak diundang. Apa segitu tidak percayanya mereka padaku sampai melibatkan kalian agar aku tak kecil hati." Ucap sendu Arjun.

Adelia berdiri dan mencari karpet dan mengambil tiga bantal.

" Semalam ini kami akan menemanimu tidur dikarpet bersama sembari kau ceritakan mengapa kau jarang tidur selama ini." Ucap Aulia sembari menggelar tikar dengan dibantu Om Aris.

" Ayo berbaring disebelah Om." Ajak Aris setelah memastikan ketiga bantal itu rapi.

" Apa kalau aku jujur kalian tidak akan marah?" Tanya Arjuna begitu telah meletakkan kepalanya diatas bantal dengan posisi tubuh menatap kosong kearah langit - langit kamar.

" Tunggu...Tante lupa selimut." Adel duduk dan berdiri untuk mengambil selimut tebal Arjun dan tiga sarung mangga dari lemari pakaian Arjuna, sarung yang ia berikan satu setahun sejak anak muda ini bersama mereka.

" Katakan saja semuanya, biar bebanmu berkurang." Ucap Aris begitu ketiganya sudah terbaring memakai sarung dan Arjun dengan selimut tebalnya, sedang sarung, pemuda itu gunakan untuk mempertinggi bantal.

" Aku berharap Sinta bukan adik kandungku dan bisa menikahinya, namun semua harapanku ternyata hanyalah mimpi kosong, apalagi saat tahu adikku dinikahkan tanpa melibatkan ku, rasanya mommy dan Daddy berjuang keras untuk mencegah Cinta terlarangku ini."Ungkap langsung Arjun dengan nada lirih.

" Teruskan nak.." Sahut Aris sembari membelai pundak Arjuna.

" Walaupun aku tahu dia haram untukku, tapi rasa sakit dia bersama orang tak dapat kubuang.Bahkan sejak sebulan ini yang ada di telingaku yang terdengar hanya jerit minta no tangis minta tolong dari adikku itu."

" Minta tolong??? Tanya om Aris dan Tante Adelia.

" Ya...Apa ini pertanda ia tak bahagia om...tante..?"

Aris dan Adelia saling tatap kemudian menggeleng pertanda tak mengerti.

Arjun menggosok hidungnya yang merah,lalu meneruskan bertanya lagi." Apa mungkin ada rahasia lain Tante???Kali ini ia berbalik badan untuk menghadap pada kedua orangtua itu.

Bersambung.

Episodes
1 Antara Mimpi dan Nyata
2 Firasat Apakah Ini?
3 Tamu tak Diundang.
4 Rindu yang Menyiksa
5 Hati yang Menangis
6 Cemen!
7 Hanya Tuhan Yang Tahu.
8 Semangat Baru.
9 Buaya Buntung.
10 Temukan Alamat Ibu Ini Untukku.
11 Setelah 21
12 Selamat datang Dikota Berkembang.
13 Kejutan Kali Ini
14 what???
15 Persis Sama
16 Saatnya Kembali.
17 Pulang Berlima.
18 Gerutu Cintami
19 Pinta tanpa Suara.
20 Belum Sempat.
21 Sambutan tak Lazim.
22 Bertemu
23 Kau Salah Sangka Sayang...
24 Tanah kosong.
25 Semoga.
26 " Disepanjang Jalan.
27 Perempuan Paling Beruntung
28 Nazar Yang Wajar
29 Putri Kita
30 Kekuatan Kasih Sayang.
31 " Oow...Begini kelakuannya?"
32 Kalau ngak mau Kujadikah Menantu Saja!"
33 Antara.
34 Takut Berbalik.
35 Tertegun.
36 " Deal!"
37 Kesempatan Kedua
38 Tahi lalat Dibawah Mata?
39 Ruangan Bebas Camera.
40 Sakit Jiwa model Beda.
41 Mereka Pasti Tahu.
42 Sepertinya Semesta Mendukung.
43 Tidak ada Permusuhan Yang...
44 Pengakuan Yang Menyakitkan.
45 Kompor Baru.
46 Apa hubungannya?
47 Ramadan Sinta.
48 "Aku seperti Pernah Dengar nama yang diteriakkan Wanita itu."
49 Kutunggu Jandamu
50 Melewatkan Malam
51 Balik Lagi.
52 Rapat Keluarga.
53 Cek let.
54 Bermalam Berdua???
55 " Tak bisa tempat Lain?
56 "Kok ada disini?
57 Duka Tersembunyi.
58 "Siapa yang mau dinikahi tanpa dinafkahi?"
59 " Selalu saja mencemari mata dan telingaku!
60 Ternyata Bermimpipun Sudah tak Boleh Lagi.
61 Asa lebih dominan dari Rila?
62 Fantasi Aneh.
63 Soal Rasa.
64 Sangat Egois.
65 Masa Penenangan.
66 "Otomatis!
67 What???
68 Pengantin Ideal.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Antara Mimpi dan Nyata
2
Firasat Apakah Ini?
3
Tamu tak Diundang.
4
Rindu yang Menyiksa
5
Hati yang Menangis
6
Cemen!
7
Hanya Tuhan Yang Tahu.
8
Semangat Baru.
9
Buaya Buntung.
10
Temukan Alamat Ibu Ini Untukku.
11
Setelah 21
12
Selamat datang Dikota Berkembang.
13
Kejutan Kali Ini
14
what???
15
Persis Sama
16
Saatnya Kembali.
17
Pulang Berlima.
18
Gerutu Cintami
19
Pinta tanpa Suara.
20
Belum Sempat.
21
Sambutan tak Lazim.
22
Bertemu
23
Kau Salah Sangka Sayang...
24
Tanah kosong.
25
Semoga.
26
" Disepanjang Jalan.
27
Perempuan Paling Beruntung
28
Nazar Yang Wajar
29
Putri Kita
30
Kekuatan Kasih Sayang.
31
" Oow...Begini kelakuannya?"
32
Kalau ngak mau Kujadikah Menantu Saja!"
33
Antara.
34
Takut Berbalik.
35
Tertegun.
36
" Deal!"
37
Kesempatan Kedua
38
Tahi lalat Dibawah Mata?
39
Ruangan Bebas Camera.
40
Sakit Jiwa model Beda.
41
Mereka Pasti Tahu.
42
Sepertinya Semesta Mendukung.
43
Tidak ada Permusuhan Yang...
44
Pengakuan Yang Menyakitkan.
45
Kompor Baru.
46
Apa hubungannya?
47
Ramadan Sinta.
48
"Aku seperti Pernah Dengar nama yang diteriakkan Wanita itu."
49
Kutunggu Jandamu
50
Melewatkan Malam
51
Balik Lagi.
52
Rapat Keluarga.
53
Cek let.
54
Bermalam Berdua???
55
" Tak bisa tempat Lain?
56
"Kok ada disini?
57
Duka Tersembunyi.
58
"Siapa yang mau dinikahi tanpa dinafkahi?"
59
" Selalu saja mencemari mata dan telingaku!
60
Ternyata Bermimpipun Sudah tak Boleh Lagi.
61
Asa lebih dominan dari Rila?
62
Fantasi Aneh.
63
Soal Rasa.
64
Sangat Egois.
65
Masa Penenangan.
66
"Otomatis!
67
What???
68
Pengantin Ideal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!