Mumei begitu terkejut melihat perubahan Ryan. Saking terkejutnya, ia sampai lupa untuk membantu Ryan menembaki Kabane. Namun, Walau tanpa bantuan Mumei, Ryan tetap dapat membunuh kabane dengan cepat dan mudah. Gerakan Ryan yang efisien dan cepat ini, membuat Ryan terlihat seperti orang yang sedang berdansa di tengah hujan darah.
"Dia tersenyum? Dia tersenyum sambil membunuh kabane!?" teriak Ikoma.
Para samurai juga telah berhenti menembak. Mereka terkejut dengan pemandangan mengerikan ini.
"Ryan … aku tidak menyangka ternyata kamu masih menyembunyikan kekuatanmu!" gumam Kurusu.
Karena aksi Ryan ini, ratusan kabane terpancing untuk menyerangnya. Mumei yang melihat Ryan terkepung, mulai menembaki kabane lagi.
Dor Dor Dor Dor
Tembakan Mumei yang akurat sangat membantu Ryan yang mulai kewalahan. Ini kali pertama Ryan melawan kabane sebanyak ini. Setiap kali peluru Mumei mengenai kabane, Ryan langsung manyabet dada kabane tersebut. Namun, strategi ini lambat laun sulit untuk diterapkan lagi. Selain jumlahnya yang banyak, akurasi Ryan dalam memotong garis kematian juga mulai berkurang.
Kurusu yang menyadari kesulitan Ryan, langsung memberi perintah kepada para samurai. "Semuanya, bantu orang idiot yang seenaknya menerjang pasukan kabane sendirian itu! Tembak kabane untuk memberi Ryan waktu membunuh mereka!"
Dengan perintah ini, para samurai pun bergabung dengan Mumei untuk membantu Ryan menghalau kabane. Beban Ryan akhirnya sedikit berkurang. Ia sekarang dapat lebih mudah dalam memotong garis kematian pada dada kabane.
Slash Slash Slash
Pembantaian pun dimulai kembali. Sampai akhirnya, 15 menit kemudian, gerakan Ryan terhenti setelah membunuh 1 kabane. Jantung Ryan berdetak dengan kencang. Pisau di tangan Rian pun mulai bergetar. "Haah haah haah … anjir! Aku kehabisan stamina!"
Di luar medan pertempuran, Kurusu dapat melihat kondisi Ryan dengan jelas. "Ini gawat!" Ekspresi di wajah Kurusu mulai berubah. "Ryan telah mencapai batasnya! Ia sekarang sedang kelelahan!"
Mendengar ucapan Kurusu ini, ekspresi para samurai juga ikut berubah.
Di medan pertempuran, Ryan sedang berusaha tetap dalam posisi bertarung. Namun, mengangkat pisau saja tangannya sudah sangat gemetaran.
Ding
[Membunuh 174 kabane, +17.400 poin]
"Aku nggak nyangka sudah membunuh sebanyak ini. Tapi …"
"Graaa"
"Graaa"
Satu per satu kabane mulai mendekati Ryan lagi. Pada akhirnya, Ryan kembali terkepung.
"Bagaimana ini, bagaimana ini!?" Ikoma yang sejak tadi belum masuk ke gerbong sangat panik dengan kondisi Ryan.
"Hei, cepat pikirkan sesuatu!" teriak Ikoma pada Mumei. Tapi, ketika ia melihat ke arah Mumei, ia melihat Mumei sudah sangat lemas. Tangannya gemetaran dan sudah tidak kuat lagi untuk mengangkat Steam Gun-nya.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Ikoma dengan wajah khawatir.
"Aku hanya kelelahan. Sama sepertinya …" jawab Mumei sambil memandang ke arah Ryan.
Di saat yang sama, semakin banyak kabane yang bergerombol di sekitar Ryan. "Haah haah haah … sepertinya aku harus menggunakan ramuan pemulih stamina." Saat Ryan akan mengambil botol ramuan dari tas pinggangnya, mendadak terdengar suara mesin kereta menyala.
Du Du Du Du
Tuuuut Tuuut
Suara klakson kereta pun terdengar keras. Perlahan, kereta Koutetsujou mulai bergerak.
"Semuanya, ayo cepat naik!" teriak Ayame sambil melambaikan tangannya dari kereta.
Melihat Ayame melambaikan tangan, Kurusu paham bahwa evakuasi telah selesai. Kini hanya tinggal kelompok mereka saja yang belum naik. "Ryan, cepat mundur!!" teriak Kurusu.
Dengan semua energi yang tersisa, Ryan berlari secepat mungkin ke arah kereta Koutetsujou. Namun kabane-kabane tersebut tidak tinggal diam. Mereka memblokade jalan Ryan. "Anjir, aku nggak nyangka insting mereka cukup bagus! Sepertinya aku memang harus menggunakannya."
Dor Dor Dor Dor
Ryan melihat Kurusu menembaki kabane yang menghalangi jalan Ryan. "Ayo cepat!"
Samurai lain yang belum mundur ke kereta pun akhirnya ikut menembaki kabane untuk memberi jalan Ryan.
Dor Dor Dor Dor
Ryan terus berlari untuk meloloskan diri dari kepungan kabane. Sampai akhirnya ia berhasil lepas dari kepungan. Namun, tiba-tiba kaki Ryan ditarik oleh kabane yang terjatuh akibat terjangan peluru. Seketika itu juga, Ryan jatuh tersungkur.
Buk
"Anjir, lepaskan aku!" Ryan menendang-nendang kepala kabane itu. Namun kabane itu tetap menggenggam erat kaki Ryan.
Jedeer
Suara keras terdengar dari arah kabane yang menangkap kaki Ryan. Di sana, terlihat Ikoma menusuk jantung kabane dengan Tsuranuki Zutsu. Darah pun muncrat bagaikan air mancur dan membasahi tanah di sekitarnya.
"Ayo!" ucap Ikoma sambil mengulurkan tangannya pada Ryan.
"Terima kasih …." Ryan membalas uluran tangan Ikoma. Setelah Ryan dapat kembali berdiri, mereka berdua pun lari menuju tempat para samurai berada.
Melihat Ikoma datang, para samurai langsung mengacungkan senjatanya pada Ikoma.
"Hentikan! turunkan senjata kalian!" Kurusu menghentikan para samurai yang takut dengan eksistensi Ikoma.
"Sekarang kita mundur!" perintah Kurusu. Para samurai itu pun mulai mundur sambil tetap menembaki kabane.
Samar-samar, Mumei yang sedang terududuk lemas di tanah, melihat Ryan menghampirinya dengan tubuh yang dipenuhi darah kabane. "Kamu benar-benar terlihat kacau …"
"Sudah aku bilang kan, kamu nggak berhak mengataiku seperti itu. Terlebih lagi, dengan kondisimu yang seperti ini …" protes Ryan sambil mengikatkan kembali tali biru pada leher Mumei.
"Terserah kamu saja lah. Tapi sekarang aku telah mencapai batasku."
"Tenang saja, aku nggak akan meninggalkan mu. Pria mana yang tega meninggalkan wanita seimut dirimu tertidur di pinggir jalan." senyum Ryan dengan lembut.
Melihat Ryan seperti ini, Mumei pun menjadi tenang. Perlahan, ia mulai menutup matanya.
Melihatnya telah tertidur, Ryan kemudian menggendong Mumei dengan gaya Princess Carry. Untung saja berat Mumei sangat ringan, sehingga hanya dengan atribut STR bernilai 1 poin, ia masih dapat menggendong Mumei
"Ayo!" Ryan mengajak Ikoma yang ada di belakang Ryan sejak tadi untuk segera masuk ke dalam Koutetsujou.
"Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Apakah dia sakit?"
"Nggak kok, Mumei hanya sedang kelelahan saja." jawab Ryan sambil memandangi wajah Mumei yang sedang tidur dengan pandangan penuh kehangatan.
Melihat padangan Ryan, Ikoma hanya bisa iri. "Mereka berdua benar-benar akrab sekali …"
Tuuuut Tuuuut
Setelah semua orang yang ada di luar telah masuk, Koutetsujo akhirnya mulai melaju dan menaikkan kecepatannya.
"Graaaa" kabane-kabane itu mulai memblokade rel kereta. Namun, hal itu tidak dapat menghentikan laju Koutetsujou. Dengan sekali terjang, tubuh kabane-kabane tersebut hancur. Pada akhirnya, Ayame beserta warga lainnya berhasil kabur dari kota mereka yang telah hancur.
\~***\~
Di gerbong paling belakang, Ryan masuk bersama dengan Mumei dan Ikoma. Karena ini adalah gerbong mesin, hawa di gerbong ini cukup panas.
Dengan lembut, Ryan menyadarkan tubuh Mumei pada dinding gerbong. Saat Ryan akan melepas kemejanya untuk menyelimuti Mumei, ia mendadak berhenti. Lalu ia melihat ke arah Ikoma dan bertanya. "Apa kamu masih menggunakan jubah sobek-sobek itu? Jika kamu sudah nggak membutuhkannya, tolong berikan padaku."
Ikoma melihat kemeja yang Ryan gunakan sekarang penuh dengan darah. "Baiklah, silahkan ambil." ucap Ikoma sambil memberikan jubah merahnya.
"Terima kasih …" Ryan kemudian menyelimuti Mumei dengan jubah Ikoma. Setelah itu, Ryan berdiri bersandar di sebelah Mumei untuk beristirahat sejenak. Walau staminanya sudah kembali, namun otot-otot Ryan mengalami nyeri. Hal ini dikarenakan ia sejak tadi terus bergerak menyabetkan pisau di tangannya pada ratusan kabane.
'Walau badanku sakit semua, tapi setidaknya poin yang aku dapatkan juga sangat banyak.' Rian kemudian membuka halaman status. Ia pun terkejut dengan banyaknya jumlah poin yang ia miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
iBoys
bukannya ada plot dimana jalur keretanya masih blom bisa di gunakan ya🤔
2023-07-18
1
Rizky Herlambang
si Ryan buaya darat, buset Mumei tertipu lagi uo uo...
sambil pake nada lagu buaya darat😁
2022-10-21
5