Permainan selanjutnya pun dapat di deskripsikan berat sebelah. Tentu saja, yang unggul adalah pihak kabane. Jumlah kabane yang muncul dari dalam hutan berjumlah lebih dari 20 kabane. Jika Ryan menerobos sendirian di tengah kepungan kabane, jelas ia akan mati.
Sekuat apapun Mystic Eye of Death Perception, jika serangan Ryan tidak pas dengan garis kematian, maka serangan tersebut tidak berefek apa-apa.
"Anjiir … ternyata susah sekali menyerang pas di garis kematian! Aku benar-benar beruntung bisa pas saat awal tadi. Dan mungkin juga karena lawanku hanya satu kabane. Tapi ketika aku melawan lebih dari 2 kabane, susah sekali berkonsentrasi untuk menyerang bagian tertentu!" gumam Ryan yang kini sedang lari dari kejaran kabane.
Setelah mencapai semak-semak, Rian segera bersembunyi diantara semak-semak tersebut. Untuk menghilangkan bau darah, Rian melumuri tubuhnya dengan tanah. Setelah 10 menit diam dan menunggu, akhirnya jumlah kabane yang berkeliaran menipis.
"Fiuuh~ hampir saja. Walau aku nggak takut mati, tetap saja aku nggak mau mati karena kebodohan." Setelah itu, Rian membuka kain yang menutup luka di telapak tangannya. Dan melemparnya sejauh 5 meter dari tempatnya.
Bau darah dan suara dari lemparan itu pun memancing satu persatu kabane untuk menghampiri kain tersebut. Saat salah satu kabane tersebut terpancing, Rian keluar dari semak-semak dan menyerang kabane tersebut. Dengan kemampuan matanya, Ryan melihat garis kematian yang ada pada dadanya. Dengan cepat, ia menusuk tepat pada garis tersebut hingga menembus jantung kabane.
Krak
Buuk
Kabane itu pun roboh seketika. Kabane lainnya mulai menyadari keberadaan Ryan. Saat akan kabane akan menyerang, Ryan sudah lebih dulu kabur dan bersembunyi. Dari balik semak-semak, Ryan terus mengawasi gerak-gerik kabane dengan mata birunya. Ia melakukan strategi serang dan lari secara terus menerus. Hingga akhirnya, sistem memberikan notifikasi
Ding
[Membunuh 5 kabane, +500 poin]
Strategi Ryan benar-benar berhasil. Dengan startegi serang dan lari, Ryan dapat membunuh kabane satu persatu tanpa perlu melawan beberapa kabane sekaligus. Setelah membunuh beberapa kali, Ryan mulai terbiasa dengan seni membunuh.
'Jadi begitu ya … seni membunuh tidak memerlukan gerakan-gerakan keren. Tapi yang dibutuhkan adalah seberapa fatal seranganku. Dengan Mystic Eye of Death Perception, aku bisa mengetahui titik fatal mana saja berdasarkan garis kematian yang aku lihat. Kini aku hanya perlu meningkatkan akurasi seranganku.' pikir Ryan sambil menusuk jantung kabane yang ada di depannya.
Krak
Setelah suara retakan seperti gelas yang pecah terdengar, cahaya pada jantung kabane pun meredup. Kabane itu pun roboh tak bergerak.
Ding
[Membunuh 1 kabane, +100 poin]
Rian yang mulai menyadari apa itu artinya membunuh, mulai membunuh beberapa kabane yang tersisa. Hingga beberapa menit kemudian, tanah di sekitar Ryan berubah menjadi warna merah darah. Banyak potongan tangan dan kaki berserakan di sekitarnya. Ryan kembali menerapkan strategi untuk melemahkan kabane dengan memotong kaki dan tangannya terlebih dahulu, lalu kemudian menusuk jantungnya.
"Hmm, ini aneh … aku sudah hampir 2 jam menggunakan mata ini, kenapa aku tidak pusing lagi seperti saat awal aku tiba di dunia ini? Apakah itu artinya aku sudah mulai terbiasa?" Pada saat yang sama ketika Rian sedang berpikir, mulai banyak bermunculan bayangan dari dalam hutan.
Ryan pun terbangun dari lamunannya. "Anjir, ini terlalu banyak! Mungkin ada ratusan kabane yang terpancing bau darah ini! Aku harus lari!" Ryan kemudian lari secepat kilat untuk keluar dari hutan.
"Graaaa" suara teriakan kabane terdengar keras dari belakang Ryan.
~***~
"Hah hah hah …" Nafas Ryan tersengal-sengal setelah beberapa saat berlari. Kini ia sedang bersandar di dinding besi Stasiun Aragane.
"Benar-benar capek sekali. Tapi,sepertinya staminaku meningkat dari yang sebelumnya. Jika dengan staminaku yang dulu ,aku tentu tidak akan punya energi untuk lari setelah membunuh puluhan kabane!"
Apapun Atributnya, stamina sangatlah penting. Setiap serangan, setiap gerakan, semuanya memerlukan stamina. 'Berdasarkan informasi dari Reincarnation Room, atribut yang dapat meningkat stamina adalah STR, VIT, dan AGI. Dengan perbandingan 1:3:2, dimana jika aku menambahkan 1 poin atribut pada VIT, maka staminaku akan meningkat 3 poin. Karena aku sebelumnya memberikan semua atribut poin pada AGI, itu artinya kini staminaku 12 poin. Pantas saja aku bisa bertarung selama itu …'
Rian kemudian mengambil ramuan pemulih stamina dari tas pinggangnya.
Glup glup glup
"Aahh … rasanya staminaku sudah kembali sedikit. Badanku tidak terasa selelah tadi. Tapi, semua ini tidaklah sia-sia. Aku berhasil membunuh 24 kabane, jadi aku kini memiliki 2400 poin. Misi pertama juga telah selesai. Misi ketiga masih perlu membunuh 6 kabane lagi."
Ryan melihat kembali ke arah hutan. Kini, hutan yang tadinya hening menjadi ramai. Banyak kabane yang muncul dari area terdalam hutan akibat perbuatan Ryan. "Sepertinya aku harus cepat kembali!"
Tapi begitu Ryan menatap betapa tingginya dinding baja Stasiun Aragane, Ryan sedikit depresi. "Bagaimana caranya aku kembali? Aku tidak mungkin memanjat dinding setinggi ini dengan atribut yang aku miliki, hmmm …"
Mendadak, Ryan mendapatkan ide. Ryan kemudian mengukur arah matahari dan membuat perhitungan. Setelah perhitungannya selesai, ia mengeluarkan cermin yang ia beli saat di Reincarnation Room dan melemparnya ke arah kiri sejauh 10 meter. Cermin tersebut memantulkan cahaya matahari. Seorang penjaga di atas dinding melihat ada sinar cahaya dari luar dinding.
"Cahaya apa itu?" ucapan salah satu penjaga tersebut menarik perhatian penjaga lain.
"Apakah cahaya itu adalah cahaya dari kabane akan menyerang kita?"
"Aku tak pernah mendengar jantung kabane bersinar seterang itu!"
"Tidak, itu pasti cahaya dari jantung kabane! Tidak diragukan lagi, kabane datang untuk menyerang kita!"
Kepanikan mulai terjadi di atas dinding baja. Para penjaga pun mengarahkan Steam Gun milik mereka ke arah cahaya tersebut. Mereka tampak sangat tegang.
Memanfaatkan perhatian para penjaga yang teralihkan, Ryan langsung mengaktifkan Mystic Eye of Death Perception. Ryan dapat melihat garis kematian pada dinding besi Stasiun Aragane. "Sesuai dugaanku, semua yang ada di dunia ini bisa mati. Api akan padam, air akan kering, besi akan berkarat dan hancur. Itu adalah kematian mereka."
Rian kemudian menusuk bagian demi bagian garis kematian pada dinding untuk membuat pijakan. Pijakan itu akan digunakan Ryan memanjat ke atas. Ryan tidak mungkin menghancurkan dinding hanya untuk masuk ke dalam Stasiun. Hal itu hanya akan menggagalkan misi kedua dimana ia harus menyelamatkan Ayame dan warga Stasiun Aragane.
Perlahan, Ryan memanjat dinding tanpa sepengatahuan para penjaga. Saat Ryan sudah sampai di atas dinding, para penjaga mulai sadar bahwa yang ada di hutan tersebut hanyalah cermin.
"Sial! Siapa yang membuang cermin ke luar dinding?"
"Hah~ aku sudah terlanjur tegang. Untung itu bukan kabane."
Semua penjaga akhirnya dapat bernafas lega. Akhirnya mereka pun kembali ke posnya masing-masing. Dari belakang, Ryan hanya tersenyum melihat semua ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
room janda
2023-07-05
0
AGDHA LY
jadi kayak Assassin 👍
2023-06-02
0
AGDHA LY
bom aja ryan, bom (≧∇≦)/
2023-06-02
0