Tanpa ada keraguan, dengan kekuatan lompat yang ia dapat dari AGI bernilai 6 poin, Ryan juga melompat ke atap bangunan terdekat dan lari mengikuti Mumei
Sambil terus berlari dan melompat dari atap ke atap, Ryan benar-benar melihat neraka. Kebakaran ada di mana-mana, membuat malam menjadi yang gelap berubah menjadi merah membara. Asap pun mengepul di sana-sini.
Mayat-mayat juga bergelimpangan memenuhi jalanan. Namun tiba-tiba saja, mayat-mayat tersebut bergerak. Kulit mereka pun mulai berubah menjadi abu-abu. Pupil matanya juga berubah menjadi putih. Dan yang paling penting dari semua perubahan ini adalah jantung mayat tersebut mulai bercahaya terang.
"Jadi inikah kabanerisasi?" gumam Ryan sambil terus berlari.
Dor
Suara tembakan terdengar. Mayat yang baru saja menjadi kabane tersebut langsung terjatuh akibat terkena tembakan. Namun kabane tersebut masih hidup.
Dor Dor Dor Dor
Dalam beberapa detik, tembakan demi tembakan terus menghujani membran yang melindungi jantung kabane tersebut. Sampai akhirnya, peluru tersebut berhasil menembus membran dan mengenai jantung kabane.
Saat Ryan melihat ke arah sumber serangan itu, Ryan melihat Mumei memegang kedua Steam Gun-nya. "Hei, jangan diam saja! Ayo cepat ikuti aku!" protes Mumei.
Sepanjang perjalanan, Mumei dengan mudahnya mengalahkan banyak kabane. Ryan pun merasa iri dengan kemampuan Mumei. 'Aku bisa membunuh kabane karena aku menggunakan strategi. Tapi jika kabane yang aku hadapi ada banyak, maka aku hanya bisa lari. Dan ini tidak berlaku untuk Mumei. Dengan kekuatan dan kecepatan yang ia miliki, ia bisa membunuh banyak kabane tanpa trik apa pun. Bahkan jika kabane yang ia lawan berjumlah banyak pun, ia tetap bisa menang!'
Karena jarak lokasi mereka berdua tidak terlalu jauh dari gerbang kota, mereka berdua dengan cepat sampai di gerbang kota yang menjadi tempat keluar masuknya kereta Hayajiro. Saat Ryan dan Mumei memasuki garasi tempat kereta berada, Ryan melihat di dalam sana sudah banyak sekali orang. Mereka semua berebut dan berdesak-desakan untuk segera masuk ke dalam gerbong kereta bernama Koutetsujou.
"Aku masuk duluan!"
"Minggir! Aku yang duluan!"
"Aku yang duluan!"
Keributan terjadi di sana-sini. Tidak ada orang yang mau mengalah. Semuanya ingin segera masuk ke dalam gerbong kereta.
"Hei, ternyata sudah banyak orang yang datang duluan …"
"Tentu saja … tempat ini adalah satu-satunya tempat kereta Hayajiro berhenti. Sudah sewajarnya kalau warga kota ini akan segera ke sini ketika bell tanda bahaya dibunyikan." jawab Ryan sambil melihat semua kekacauan ini.
"Tapi sayang sekali mereka semua tidak sabaran. Coba kalau mereka mau berbaris masuk dengan rapi, pasti orang-orang ini sudah berhasil masuk gerbong sekarang …" ucap Mumei dengan ekspresi cueknya.
Seakan ingin membalas Mumei, Ryan tanpa ijin mendadak mengambil salah satu Steam Gun berbentuk pistol milik Mumei. Rian mengacungkan Steam Gun itu dan menembakkan ke atas.
Dor
Suara tembakan Ryan langsung membuat suasana menjadi hening. Semua orang menatap ke arah Ryan yang mengacungkan Steam Gun.
"Semuanya berbaris dengan tenang! Jangan bergerombol seperti ini! Masuk satu per satu!" teriak Ryan. Kemudian dengan nada sedikit lembut, ia melanjutkan ucapannya. "Jika kalian begini terus, maka tidak akan ada yang bisa kabur dari tempat ini! Daripada kalian akhirnya menjadi mangsa kabane karena tidak bisa kabur, lebih baik aku membunuh kalian semua di sini …"
"Glup" Banyak warga yang menelan ludahnya setelah mendengar ancaman Ryan. Mereka akhirnya tidak berkerumun lagi dan mulai berbaris. Namun, tidak ada satu pun yang berani masuk gerbong.
"Ayo, dimulai dari kamu! Segera masuk!" perintah Ryan sambil mengacungkan Steam Gun pada orang yang berada pada antrian terdepan. Setelah itu, Ryan mulai mengatur jalannya evakuasi ke gerbong Koutetsujou. Semua orang pun dengan rapi masuk ke dalam gerbong.
Melihat semua ini, Mumei berkomentar. "Kamu benar-benar pria kasar …"
"Seorang wanita cantik menerobos gerombolan kabane dan membunuh mereka tanpa ampun berhak berkata begitu padaku?" Ryan kemudian mengembalikan pistol Steam Gun Mumei. "Lagi pula, aku melakukan semua ini supaya kita bisa kabur dengan cepat. Dan aku yakin kamu pasti terhibur dengan semua ini, hehehe"
"Kok kamu kayaknya sudah sangat mengenalku?" Mumei bingung dengan tingkah Ryan. Ia bertingkah seakan mereka sudah kenal dekat.
Tiba-tiba saja, Mumei ambruk begitu saja. Dengan cepat, Ryan menangkap tubuh Mumei yang ada di sampingnya. “Kamu nggak apa-apa?”
‘Gila, imut sekali Mumei! Untung di dunia ini nggak ada FBI. Bisa digerebek FBI nih kalau di dunia asal …’ pikir Rian.
“Aku nggak apa-apa kok. Hanya sedikit pusing dan mengantuk saja.”
Mendengar alasan Mumei, Ryan mengerti mengapa Mumei begini. ‘Mumei membutuhkan darah manusia!’
“Kamu lebih baik istirahat saja. Akan ku antar kamu masuk ke gerbong terlebih dahulu. Kamu bisa istirahat di dalam.”
Belum sempat mengantar Mumei ke dalam gerbong, terdengar suara langkah kaki yang bergemuruh. Dari sumber suara tersebut, terlihat segerombolan samurai milik keluarga Yomogawa. Di antara mereka, terlihat Kurusu dan Kibito mengawal seorang wanita yang tak lain adalah Yomogawa Ayame.
“Ryan!” teriak Ayame. Ia terlihat senang melihat Ryan selamat.
“Ayame! Syukurlah, kamu tidak apa-apa. Aku sungguh sangat mengkhawatirkan mu. Aku takut kalau aku nggak akan bisa melihat wajah cantikmu lagi!” ucap Rian dengan penuh penuh kelembutan. Mendengar hal ini, Ayame pun tersipu malu. Baginya, ini adalah kali pertamanya seorang pria mengatakan hal ini padanya secara blak-blakan.
Mumei yang masih di pelukan Ryan mendadak menginjak kaki Ryan. “Aduh!”
Di saat yang sama, Kurusu terus memandang Ryan dengan ekspresi ingin membunuh. Merasakan hal ini, Ryan langsung memberi salam pada Kurusu. “Hai Kurusu, senang melihatmu kembali …”
Tiba-tiba saja, kerumunan yang tadi sudah rapi mengantri berubah menjadi kacau balau. Mereka kembali berebut untuk masuk ke dalam gerbong. Tampak banyak sekali warga yang ketakutan dengan kehadiran keluarga Yomogawa.
Melihat kepanikan ini, Ayame pun memberi arahan. “Tolong jangan berebut masuk!” Namun sayang, suara Ayame yang lembut itu tidak didengar oleh para warga yang panik.
Dor
Ryan kembali menembakkan Steam gun milik Mumei. “Semuanya, berbaris dengan rapi! Aku tidak akan mengulanginya lagi. Kali ini kalian benar-benar akan ku bunuh jika tetap seperti ini!”
Aksi Ryan ini membuat Ayame terkejut. Di mata Ayame, Ryan adalah seorang pria yang ramah, baik hati, memiliki banyak pengetahuan, dan juga teman bicara yang baik. Maka dari itu, Ayame tidak menyangka bahwa Ryan akan menodongkan senjatanya pada warga biasa.
Sebelum Ayame sempat menegur tindakan Ryan, seorang pria paruh baya dengan baju yang terlihat mewah tiba-tiba keluar dari kerumunan. Ia kemudian membentak Ryan dengan sombongnya. "Hei anak muda! Apa kualifikasi mu untuk memerintahkan kami berbaris!? Lagi pula, siapa kamu?"
"Hoo~" Ryan tersenyum menyeringai mendengar pertanyaan pria paruh baya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
™RAWJAR~SAMA
hehe
2023-07-07
1
nih ☕ biar semangat
2023-04-27
0
Adico
🤭🤭 dasar Ryan 💕💯💯💯 dibagi2😍🥰🥰
2022-10-18
2