“Aku minta maaf, tapi aku harus menolak tawaran ini.” Ryan merasa bahwa samurai di era ini sama saja dengan preman pasar yang biasa memalak pedagang di pasar. Di dunia ini, samurai selalu memandang rendah warga biasa. Mereka pun sering bertindak semena-mena. Ryan jelas tidak mau bergabung dengan orang-orang seperti itu.
Walau dengan tawaran ini akan memudahkan Ryan dalam melindungi Ayame seperti halnya yang tertulis dalam Misi kedua, namun Ryan tetap tidak mau bergabung dengan orang-orang macam itu. Lagi pula, Ryan juga ingin hidup bebas tanpa kekangan.
"Tapi kenapa? Bukankah menjadi samurai adalah impian semua orang?"
“Seperti kata Kurusu tadi, teknik dan kekuatanku masih sangat kurang. Aku tidak mau membuat nama samurai jelek.”
Kurusu mengangguk-angguk senang dengan jawaban Ryan. Ia semakin menghormati Ryan karena Ryan berani mengakui kelemahannya. Ayame juga hanya bisa menyerah dan tidak melanjutkan lagi obrolan tentang perekrutannya. Setelah itu, Ayame dan Ryan mengobrol panjang lebar. Walau Ryan menggunakan kata-kata kasual, Ayame sangat menikmati obrolan mereka. Apalagi dengan pengetahuannya dari dunia modern, banyak hal yang membuat Ayame tertarik.
Kurusu yang sejak tadi duduk di samping Ayame hanya bisa memelototi Ryan yang terus menggunakan kata-kata yang tidak sopan saat berbicara dengan Ayame. Jika mata bisa membunuh, maka Ryan sudah mati ribuan kali.
Tiba-tiba, Ayame sedikit berteriak. “Ah! Aku lupa!”
“Ayame-sama, ada apa?”
“Aku lupa bahwa hari ini aku diminta Ayahku untuk memperbaiki Steam Gun milik Ayah!”
Mendengar ucapan Ayame, mata Ryan terbelak. ‘Ini dia! Inilah yang aku tunggu-tunggu! Plot akan dimulai malam ini! Aku masih ingat bahwa pada episode pertama, Ayame pergi untuk memperbaiki Steam Gun milik Ayahnya.’
Tanpa sengaja, Ryan mengaktifkan Mystic Eye of Death Perception. Ayame yang sedang bicara dengan Kurusu mendadak merinding. Ia kemudian menoleh ke arah Ryan dan melihat pupil matanya berubah berwarna biru. Mata Ryan terlihat indah, namun juga menakutkan. Ayame merasa tubuhnya sangat dingin. Ia bahkan sempat berhalusinasi bahwa Ryan adalah Dewa Kematian. Secara reflek, Ayame langsung berdiri dan mundur beberapa langkah.
“Ayame-sama, apa yang terjadi?”
“Ryan, matamu…”
“Ada apa dengan mataku?” Ryan memiringkan kepalanya dan berpura-pura bingung.
“Ini …” Ayame melihat bahwa mata Ryan sekarang berwarna normal dan tidak menakutkan. “Seperti nya aku hanya kelelahan, maafkan aku Ryan.”
“Ah nggak apa-apa kok Ayame. Lebih baik kamu secepatnya pergi memperbaiki senjata Ayahmu. Dari pada nanti kena omel lho …”
“Ah benar juga. Ayo Kurusu, kita pergi!” ajak Ayame.
“Baik, Ayame-sama.” Kemudian mereka pergi setelah berpamitan pada Ryan.
Melihat mereka berdua pergi, hati Ryan yang kacau sejak tadi akhirnya bisa tenang. ‘Anjir, aku nggak nyangka kalau mataku lepas kendali! Sepertinya aku harus melatih pengendalianku lebih dalam lagi!’
~***~
Malam telah tiba. Seluruh Stasiun Aragane pun diterangi oleh lampu minyak. Di saat banyak warga yang telah tidur, sebuah kereta Hayajiro melaju kencang menuju Stasiun Aragane.
Pada pintu gerbang dinding Stasiun Aragane, berdiri seorang samurai yang mendapat jadwal jaga malam. Ketika ia mendengar ada suara kereta, ia menggunakan teleskopnya untuk melihat. "Fusujou akan tiba!" teriak samurai itu.
"Fusujou datang?"
"Iya, kayaknya aku dengar tadi bahwa Fusujou yang datang."
"Apakah Fusujou memang dijadwalkan datang hari ini?"
"Iya, memang sudah jadwalnya kok." Para samurai yang berjaga pun mengobrol dengan rileks setelah memastikan bahwa Fusujou datang sesuai jadwal. Namun hal ini lah yang menjadi awal dari tragedi.
"Buka gerbangnya! Segera turunkan jembatan gantungnya!"
Du Du Du Du Du
Suara mesin kereta terdengar semakin dekat. Para samurai juga bersiap untuk menyambut kedatangan Fusujou. Tapi, tanpa para samurai sadari, di atas kereta Fusujuo, ada banyak bayangan hitam yang menempel pada atap kereta seperti laba-laba. Jika dilihat dengan seksama, maka akan terlihat cahaya pada bagian dadanya.
~***~
Mendengar suara mesin kereta dari kejauhan, Ryan pun mulai mempersiapkan diri. "Ramuan pemulih stamina ada, ramuan penyembuh masih ada setengah botol, kue kering penambah energi juga masih ada, dan botol minum sudah terisi air penuh. Oke, semuanya lengkap! Sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah menunggu."
'Jika semua lancar, meski tanpa bantuanku pun, Ayame akan dapat kabur menggunakan Koutetsujou bersama warga lainnya.'
BRAAKK
Suara keras terdengar dari arah Stasiun. Terlihat sebuah kereta telah terguling dan menabrak beberapa rumah yang ada di depannya. Debu-debu tebal mulai menyelimuti lokasi tempat kereta menabrak. Perlahan, mulai muncul bayangan-bayangan dengan dada yang bersinar dari dalam Fusujou.
"Graaaa"
Ting Ting Ting Ting
Lonceng tanda bahaya berbunyi dari setiap sudut kota.
"Saatnya telah tiba!" Ryan kemudian keluar dari rumahnya. Saat keluar, ia melihat jalan di penuhi warga yang panik.
Dor Dor Dor
Suara peluru dari Steam Gun terdengar. Rian kemudian melihat seorang samurai dengan Steam Gun-nya mencoba melawan kabane. Namun peluru tersebut tidak ada yang dapat menembus membran baja mereka. Kabane itu pun langsung melompat dan menggigit leher samurai itu.
"Arghhh!" Samurai tersebut terus berteriak kesakitan. Darah pun muncrat kemana-mana saat samurai itu digigit kabane. Hingga akhirnya, suara teriakan dari samurai tersebut berhenti.
Melihat semua ini, warga lainnya jadi sangat ketakutan. Bahkan ada yang tidak bisa bergerak saking takutnya. Kabane tersebut kemudian menyerang seorang wanita muda yang tidak bisa bergerak karena takut. "Kyaaa …"
Pada saat yang sama, Ryan bergerak cepat dan menusuk dada kabane yang menyerang wanita muda itu.
Krak
Kabane tersebut mendadak lemas dan roboh. Ryan hanya membutuhkan satu kali serangan untuk membunuhnya.
Aksi Ryan ini membuat warga lainnya terpana. Ini pertama kalinya mereka melihat seseorang membunuh kabane hanya dengan satu serangan.
"Hei, apa yang kalian lakukan? Cepat pergi dari sini! Pergilah ke Stasiun segera!" teriak Ryan. Seakan terbangun dari lamunannya, para warga yang tadi terpana melihat aksi Ryan, termasuk wanita muda yang Ryan selamatkan, akhirnya lari.
Melihat hal ini, Ryan sedikit bernafas lega. Karena keselamatan mereka adalah poin tambahan dalam menyelesaikan misi keduanya.
Namun karena teriakan Ryan tadi, beberapa kabane yang berada di sekitarnya pun terpancing. Mereka mulai bergerak mendekati Ryan. "Hanya 3?"
Ryan kembali mengaktifkan Mystic Eye of Death Perception. Dengan pisau di tangannya, Rian maju menerjang ketiga kabane tersebut.
"Graaaa!"
Kabane tersebut seakan marah melihat Ryan berani menantang mereka.
"Kalian memang kuat, tapi …"
Ryan mendadak berhenti dan mengubah lajunya ke arah kiri. Ketiga kabane itu pun mengikuti gerakan Ryan. Namun semua itu hanya tipuan. Ryan mengubah lajunya kembali seperti semula dan berlari ke belakang kabane.
"Kalian sangat bodoh!"
Ketiga kabane tersebut tidak sempat mengikuti gerakan Ryan sehingga bagian belakang mereka terbuka lebar. Terlihat jelas jantung kabane yang menyala dari punggung mereka. Dengan Mystic Eye of Death Perception, Ryan dapat melihat garis-garis kematian pada jantung kabane.
Dengan cepat, Ryan menusuk tepat garis kematian pada punggung kabane pertama. Pisau Ryan pun dengan mudah menusuk jantung kabane pertama dengan mudah. Seketika itu kabane tersebut Roboh.
Kabane kedua pun tidak bisa berbuat banyak. Setelah menyelesaikan kabane pertama, Ryan langsung memotong kepalanya. Kemudian dengan mengikuti garis kematian, Ryan menyabet kabane dari leher hingga jantungnya.
Kabane ketiga dengan membabi buta menyerang Ryan yang telah membunuh 2 kabane. Dengan cepat, Ryan memotong kedua tangan kabane tersebut. Lalu Ryan tubuh Ryan berputar dan menyabet kedua kaki kabane tersebut.
Buk
Kabane tersebut jatuh tak berdaya. Dengan mudah, Ryan menancapkan pisau miliknya tepat pada garis kematian di jantungnya.
Krak
Ding
[Membunuh 3 kabane, +300 poin]
Dengan terbunuhnya 3 kabane tersebut, Ryan sekarang memiliki 5700 poin. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari target pada misi ketiga, di mana Ryan harus mendapat 3000 poin.
"Graaa"
"Graaa"
Setelah membunuh 3 kabane tersebut, Ryan baru sadar bahwa kini ada lebih dari 10 kabane yang mengepungnya.
"Anjir! Inikah karma karena aku meremehkan ketiga kabane tadi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
hadiah pote sudah kuberikan krn dah bertahan di komunitas
2023-04-18
0
Matahari
kaya nya sudah mulai pikun..sudah mulai lupa dy
2022-12-31
1
☠zephir atrophos☠
lah mata mc kan digunakan untuk membunuh namanya aja mystic eyes of death
2022-10-20
1