Ryan tersenyum melihat jumlah poin yang ia miliki. ‘Aku nggak nyangka jumlah poinku bakal mencapai 24.700 poin!’
Setelah tahu jumlah poin yang ia miliki sekarang, Ryan mulai memikirkan misi ketiganya. ‘Dalam misi ketiga, aku harus mengawal Ayame sampai berhasil kabur dari Stasiun Argane. Sekarang kereta ini sudah berhasil keluar dari Stasiun Aragane. Tapi kenapa belum ada pemberitahuan bahwa semua misi utama telah selesai?’
“Hei, apakah kamu tidak takut?” tanya Ikoma.
“Namaku bukan hei, panggil aja aku Ryan.”
“Ah, maafkan aku. Namaku Ikoma, senang berkenalan dengan mu …”
“Oke, salam kenal juga. Untuk jawaban atas pertanyaanmu tadi, aku nggak takut sama sekali dengan kalian berdua.”
“Tapi kenapa? Kebanyakan orang pasti takut pada kami kan? Lihatlah ekspresi para samurai tadi, mereka sangat takut ketika aku menghampiri mereka.” Ikoma kemudian menatap mata Rian dengan serius. “Apalagi di dalam gerbong ini, hanya kamu seorang yang merupakan manusia.”
“Haa~ aku kira kamu mau ngomong apa, ternyata cuma ini toh. Tenang saja, aku nggak takut dengan eksistensi kalian. Selama kalian punya akal dan bisa mengendalikan diri, maka bagiku kalian semua sama seperti manusia biasa.” ucap Ryan sambil tersenyum
“Tapi …” Mendadak ekspresi Ryan menjadi serius. “Jika kalian lepas kendali, tanpa segan-segan aku akan membunuh kalian!”
Ikoma pun mendadak merinding melihat keseriusan Ryan.
“Oh ya, sebelumnya, terima kasih telah menyelamatkanku.” Ryan membungkukkan badannya.
"Kamu ternyata orang yang sangat aneh." ucap Ikoma sambil tersenyum.
"Hahahaha … terima kasih atas pujiannya. Tapi sayangnya aku nggak mau mendengar hal ini dari kamu."
"Yah wajar aja sih …" Ikoma menyentuh dadanya yang kini bersinar. "Aku jauh lebih aneh dari kamu." Ikoma pun tersenyum kecut memikirkan semua ini.
"Apa kamu ingin kembali menjadi manusia?"
"Apa!?" Ikoma terkejut dengan pertanyaan Ryan.
"Jika kamu ingin kembali menjadi manusia, mungkin aku …" Belum selesai Ryan bicara, Ryan merasakan suara gaduh dari balik pintu. "Akhirnya mereka datang juga …"
Mendadak, pintu gerbong di buka dengan kasar.
Brak
Sekumpulan samurai dengan Steam Gun di tangannya masuk dan menodongkan Steam Gun-nya pada Ryan, Ikoma, dan Mumei. Kurusu dan Kibito memimpin semua aksi ini.
"Ryan, apa kamu bersama mereka?" tanya Kurusu.
"Kalau iya kenapa? Apa kamu takut?" senyum Ryan.
Mendengar ucapan Ryan, ekspresi Kurusu semakin cemberut. Samurai lainnya pun ikut emosi mendengarnya.
"Kurusu, mari kita bunuh mereka semua!"
"Orang asing yang bertingkah sok pahlawan? Cuiih …"
"Ayo segera tembak saja kurusu!"
Suasana pun menjadi riuh. Para samurai yang awalnya ingin membunuh Ikoma dan Mumei, kini mereka juga ingin membunuh Ryan.
Mendengar semua ini, Ryan hanya terdiam sambil menatap tajam mata Kurusu. Perlahan, Kurusu mulai mencabut pedang dari sarungnya.
"Kurusu?" Kibito terkejut dengan aksi Kurusu. Para samurai lainnya pun
"Apa yang ingin kamu lakukan!?" tanya Ikoma dengan nada tinggi.
Kurusu hanya diam dan maju ke hadapan Ryan. "Jadi kamu tetap akan melindungi mereka?" tanya kurusu yang telah mengacungkan pedangnya ke arah Ryan.
"Aku sudah berjanji pada Mumei untuk melindunginya selagi ia tidur. Untuk pria ini, aku berhutang nyawa padanya." ucap Ryan sambil menghunuskan pisau yang ia taruh di pinggangnya.
"Jika kamu ingin menyelamatkan mereka berdua, maka kamu harus melawanku! Lagi pula, kamu masih berhutang satu kemenangan padaku!"
Mendengar ucapan Kurusu, Ryan sadar dengan maksud Kurusu. "Jadi begitu ya, baiklah … aku terima tantanganmu! Kalau aku menang, apakah kalian akan mundur?"
"Kalau kamu menang, aku akan membiarkan kalian di sini. Aku juga nggak akan mencampuri urusan kalian lagi. Untuk samurai lainnya, terserah bagaimana caranya kamu meyakinkan mereka, karena itu bukan urusanku."
"Kurusu, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu membuat janji seperti itu?" tanya Kibito sambil memegang bahu Kurusu.
"Jangan halangi aku! Ini adalah urusanku dengannya. Setelah aku menang, barulah kalian bisa melakukan seperti apa yang kalian mau. Tapi sebelum itu, jangan ada yang menyerang!" Melihat keseriusan Kurusu, Kibito menyingkirkan tangannya.
Ding
[Nomor Serial 124.888 telah memicu misi sampingan tingkat B, -Tantangan Konichi Kurusu-]
______________________________________________________________________
Misi : Tantangan Konochi Kurusu
Keterangan :
Plot karakter, Konichi Kurusu menantang anda. Jika anda kalah, maka anda akan menjadi musuh Konichi Kurusu. Anda juga akan ditembak mati bersama Mumei dan Ikoma.
Hukuman : Tidak Ada
Hadiah : 5000 poin
______________________________________________________________________
"Hee~ menarik sekali …" Ryan pun tersenyum menyeringai dengan munculnya misi ini.
Melihat Ryan tersenyum, Kurusu jadi sedikit emosi. "Sepertinya kamu sangat bersemangat menerima tantanganku. Tapi jangan kira cara yang sama akan berhasil. Kali ini aku benar-benar akan serius. Bahkan jika kamu menahan laju pedangku dengan tanganmu, aku akan memotongnya tanpa ampun!"
"Tunggu! Ryan, kamu tidak perlu melakukan semua ini untuk kami. Kamu bukanlah kabaneri seperti kami. Bahkan aku baru saja mengenalmu. Aku tak mau kamu mati gara-gara aku!" teriak Ikoma
Ryan menepuk punggung Ikoma. "Anggap saja ini adalah balas budiku karena kamu dan Mumei telah menyelamatkanku. Jujur saja aku benci berhutang budi. Tapi kalau aku berhutang budi, akan ku pastikan aku membayarnya!" Ryan kemudian berjalan ke tengah gerbong, berhadap-hadapan secara langsung dengan Kurusu.
Ikoma yang melihat punggung Ryan tidak bisa berkata-kata lagi. Kini ia hanya bisa berdoa agar Ryan bisa menang.
"Terima kasih sudah mau serius dalam pertarungan kali ini, Kurusu. Maka dari itu, aku juga akan serius. Kali ini, aku tidak peduli jika aku nggak sengaja membunuhmu." Seketika itu juga, mata Ryan berubah menjadi biru es.
"Matamu!?" Kurusu terkejut dengan perubahan yang terjadi pada mata Ryan.
Ryan tersenyum menyeringai. "Mata ini dapat membunuhmu, Kurusu!"
Ryan menghentakkan kakinya dan langsung meluncur ke depan. Bagaikan bayangan buram, Ryan melaju dengan cepat. Efek kemampuan Pembantai membuat kecepatan gerak Ryan bertambah.
"Dia benar-benar menyembunyikan kekuatannya!" Kurusu yang tidak tahu mengenai kemampuan Pembantai yang baru Ryan dapat, mengira Ryan selama ini telah menyembunyikan kekuatannya.
Kurusu pun mulai mengangkat pedangnya dan maju menyerang. Kecepatannya pun tidak kalah dengan Ryan. "Haaaaaah"
Clang
Pedang Kurusu dan pisau Ryan beradu. Percikan api pun terlihat.
Karena STR Ryan yang kecil, Ryan merasa ada kekuatan besar yang dihasilkan oleh ayunan pedang Kurusu dan membuatnya mundur satu langkah. Hal ini membuat tangan Ryan sedikit mati rasa.
Melihat kelemahan Ryan, Kurusu langsung melancarkan serangan bertubi-tubi.
Clang Clang Clang
Ryan mengayunkan pisau ditangannya untuk menghalau semua serangan Kurusu. Ia pun terus terpukul mundur tiap kali menerima serangan Kurusu. Sedikit saja ada kesalahan, maka tubuh Ryan pasti akan terpotong.
Walau dengan keadaan tertekan seperti ini, Ryan masih tetap saja tersenyum. Tapi, mata Ryan sama sekali tidak memandang Kurusu, melainkan pedangnya. Pada permukaan pedang Kurusu, terlihat garis kematian yang menyelimuti bilah pedangnya.
'Di sini!' Dengan cepat, Ryan menyabetkan pisaunya ke arah garis kematian.
Clang
Namun pisau Ryan malah terpental. 'Sial! Ternyata tidak mudah memotong objek yang bergerak dengan cepat!' Rian pun berkali-kali mencoba memotong garis kematian pada pedang Kurusu. Tapi semuanya gagal.
"Kenapa hanya segini saja kemampuanmu?" Kurusu bingung dengan aksi Ryan yang terus menyerang pedangnya. Tidak seperti Ryan biasanya yang selalu mengincar titik vital lawan
Merasa diremehkan, Kurusu langsung mengayunkan pedangnya lebih cepat lagi. Tebasan beruntun dari pedang kurusu benar-benar cepat bagaikan angin tajam. Saking cepatnya, tebasannya sampai membuat jejak bayangan di udara. Kurusu benar-benar mengeluarkan teknik berpedangnya secara maksimal.
Ryan yang tidak memiliki teknik sama sekali hanya bisa menangkis semua serangan Kurusu. Dengan bantuan matanya, Ryan bisa melihat garis kematian dari serangan Kurusu. Setiap kali Kurusu mengayunkan pedangnya, terciptalah sebuah garis kematian yang merupakan arah serang Kurusu.
Clang Clang Clang Clang
Kurusu tidak menyangka Ryan dapat menangkis semua serangannya. "Sepertinya matamu tak hanya unik, tapi juga memiliki penglihatan yang bagus!"
"Tapi, cuma segitu saja!" Kurusu melancarkan serangan dengan seluruh kekuatannya.
Clang
Dengan Mystic Eye-nya, Ryan dapat menahan serangan Kurusu. Namun, serangan kedua Kurusu membuat pisau Rian terlempar ke atas bagai baling-baling dan menancap tepat di atap gerbong.
Kini, Ryan tak lagi memiliki senjata. Punggung Rian pun telah bersentuhan dengan dinding gerbong. Ia pun tak bisa mundur lebih jauh lagi.
Tanpa ada keraguan di mata Kurusu, Ia mengangkat tinggi pedang di tangannya. Ia kemudian mengayunkan pedangnya secara vertikal.
Slash
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Ayano
😱😱😱😱😱Kalo gagal nasibnya bagus sama sekali
2023-04-23
0
Nurul
Hukumannya seharusnya 'Ditembak mati' kan diatasi udah dijelasin
2022-11-20
3