"Cepat, kabane akan datang!" Orang-orang menjadi panik dan berebut masuk ke dalam gerbong. Kali ini, Ryan tidak bisa lagi mengatur mereka. Orang-orang pun sudah tidak peduli dengan ancaman Ryan tadi.
'Haah~ mau bagaimana lagi … jika terus begini, maka akan ada banyak warga yang tertinggal. Padahal mereka bisa menjadi poin tambahanku. Lupakan saja lah … yang terpenting sekarang adalah membawa keluar Ayame dengan selamat dari Stasiun ini!' pikir Ryan.
"Ayame, cepatlah naik terlebih dahulu ke dalam kereta!"
Namun Ayame terlihat enggan untuk naik terlebih dahulu. Ia ingin memastikan seluruh warga Stasiun Aragane telah naik semua, baru lah kemudian ia naik.
"Aku tahu perasaanmu. Tapi Koutetsujou adalah Hayajiro yang sangat penting! Hanya putri tertua keluarga Yomogawa yang memiliki kunci master kereta ini. Tanpa kunci yang kamu miliki, maka Koutetsujou tidak akan bisa menyala. Jika Koutetsujou tidak menyala, maka orang-orang tidak akan bisa kabur dari sini dan mati."
"Apa yang dikatakan Ryan benar, Ayame-sama!" ucap Kurusu. “Nona harus masuk terlebih dahulu. Biarkan kami yang mengulur waktu agar warga bisa mengevakuasi diri ke dalam kereta!”
Mendengar perkataan Ryan dan Kurusu, Ayame terdiam beberapa saat. “Aku mengerti.”
Kibito memerintahkan beberapa samurai untuk mengawal Ayame masuk ke dalam Koutetsujou.Sebelum ayame masuk, ia melihat ke arah Ryan dan juga Kurusu. “Ryan, Kurusu … aku harap kalian bisa kembali dengan selamat!” Setelah itu, Ayame bersama beberapa samurai masuk ke dalam Koutetsujou.
“Semuanya bersiaga!” Teriak Kurusu. “Jangan biarkan satu pun kabane menerobos masuk!”
Mendengar perintah Kurusu, para samurai langsung membentuk baris pertahan dan mengacungkan Steam Gun mereka pada kabane yang terus berjalan ke arah Stasiun kereta.
Dor Dor Dor Dor
Suara tembakan pun mulai terdengar. Satu per satu peluru menghujani tubuh kabane. Terlihat percikan api yang dihasilkan dari tabrakan antara peluru dan membran baja kabane.
Namun semua itu sia-sia. Peluru yang mereka tembakkan, tidak ada satu pun yang menembus jantung kabane. Para kabane tersebut hanya jatuh ketika tertembak, dan kemudian bangkit kembali untuk maju.
“Sial! Terus tembak! Kita harus bertahan sampai semua orang berhasil masuk ke dalam gerbong!” teriak Kurusu sambil terus menembak. Semua samurai pun tidak ada yang menyerah dan terus menembak.
Ryan dan Mumei melihat semua ini dari belakang para samurai dengan tenang. Tetapi, kondisi Ikoma jauh berbeda dengan Ryan dan Mumei. Ia tampak sangat tidak tenang.
"Sial!" Ikoma langsung berlari maju ke depan untuk melawan kabane. Dengan sigap, Mumei menjegal langkah Ikoma.
Brak
Ikoma pun jatuh tersungkur. Ia kemudian memandang Mumei dengan emosi. "Apa yang kamu lakukan!? Kenapa kamu menjegalku!?"
"Seharusnya kami lah yang bertanya seperti itu padamu!" ucap Ryan.
Ikoma bangkit dari tanah dan menjawab pertanyaan Ryan. "Tentu saja, aku akan bertarung melawan kabane! Steam Gun biasa tidak akan bisa membunuh kabane. Tapi tidak dengan Tsuranuki Zutsu. Dengan senjata ini, aku bisa menembus membran baja kabane!"
"Apa kamu bodoh?"
"A-apa? Kenapa kamu menyebutku bodoh!?"
"Karena kamu memang bodoh! Coba kamu pikir lagi, sekarang kamu sudah bukan manusia. Kamu juga belum membuktikan pada orang-orang bahwa kamu bukan makhluk yang berbahaya. Jika kamu sekarang menerjang gerombolan kabane itu, para samurai yang masih takut padamu pasti akan menembakmu!"
"Ughh … tapi, jika begini terus …"
"Jika begini terus, kabane akan datang dan menyerang Koutetsujou …" potong Ryan. "Maka dari itu, kita tidak perlu membunuh semua kabane. Kita hanya perlu mengulur waktu sampai semua orang berhasil naik. Jika Koutetsujou berhasil berangkat dengan lancar, maka itu artinya kitalah yang menang!"
Ikoma akhirnya sadar bahwa apa yang dilakukannya benar-benar ceroboh. "Kamu memang benar, maafkan aku!" tunduk Ikoma.
"Oke … kalau begitu kamu naik lah terlebih dahulu. Tempati saja gerbong paling belakang. Dan jangan melakukan kontak dengan siapapun!"
"Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu tidak ikut naik? Di luar sangat berbahaya!"
Mendengar ucapan Ikoma, Ryan menggeleng-gelengkan kepalanya. "kamu benar-benar seorang tokoh utama."
"Tokoh utama?" Ikoma bingung dengan maksud ucapan Ryan.
"Padahal kamu baru saja bertemu denganku tidak sampai 1 jam. Bahkan kamu juga pasti nggak tahu siapa namaku. Walau begitu, kamu tetap mengkhawatirkanku, yang merupakan orang asing di dalam hidupmu. Tapi ..." Setelah itu Ryan mengambil pisau dari pinggangnya. "Aku sama sekali nggak membenci orang sepertimu."
"Jadi, sekarang cepat lah naik. Aku akan membantu para samurai mengulur waktu." Ryan kemudian menghentakkan kakinya ke tanah dan langsung berlari meluncur ke depan.
Ryan dengan cepat melewati garis pertahanan yang dibuat para samurai. Semua orang terkejut dengan aksi Ryan, termasuk Ikoma dan Kurusu.
Tanpa memperdulikan hujan peluru yang ditembakkan para samurai, Rian menerjang gerombolan kabane yang ada di depannya. Tak lupa Ryan mengaktifkan Mystic Eye of Death Perception.
Dari belakang Ryan, mendadak muncul kabane yang berlari sangat cepat akan menyerang Ryan.
Dor Dor Dor
Seketika itu, kabane tersebut jatuh dan mati. Ryan terus maju ke depan tanpa melihat ke belakang. "Aku serahkan bagian belakang padamu, Mumei!"
Di belakang Ryan, Mumei mulai melepas tali pengikat lehernya. "Aku tidak punya banyak waktu. Jadi aku hanya bisa membantumu dari belakang."
Tali pengikat yang digunakan Mumei adalah segel yang membatasi kemampuan fisiknya. Jika tali tersebut di lepas, maka kekuatan fisik Mumei akan setara dengan kabane.
Dengan cepat, Mumei menembaki beberapa kabane yang ada di sekitar Ryan.
Dor Dor Dor Dor
Kabane-kabane yang terkena tembakan Mumei terdorong ke belakang. Ryan pun memanfaatkan kesempatan ini. Dengan matanya, ia dapat melihat garis kematian pada jantung kabane. Ryan kemudian mulai membunuh satu per satu kabane yang ditembak oleh Mumei.
Slash
Sabetan pisau Ryan membuat darah kabane tersebut muncrat.
Slash Slash Slash
Di tengah banyaknya tubuh kabane yang tergeletak di tanah tak bergerak, Ryan berubah menjadi mesin pembunuh. Bagaikan angin, pisau yang ada di tangan Ryan dengan cepat menyabet dada kabane dengan mudah. Hanya dengan satu kali sabetan, kabane-kabane itu langsung mati.
Dengan bantuan Mumei yang terus menembak, Ryan menerobos pasukan kabane. Satu kali tembakan, satu kali sabetan, satu kabane mati. Saat ini, Ryan benar-benar menikmati semua pembantaian ini. Ryan tak henti tersenyum menyeringai melihat banyaknya darah yang keluar dari tubuh kabane. Raungan kabane pun terdengar seperti backsound baginya.
"Bunuh! Bunuh! Bunuh!" Ryan terus mengucapkan kata itu setiap kali ia menyabetkan pisaunya. 'Hahahaha ... ini benar-benar menyenangkan! Jiwaku terasa sangat bebas tiap kali aku membunuh kabane! Lagi, lagi, lagi! Bunuh lebih banyak lagi!'
Mendadak, terdengar notifikasi dari sistem.
Ding
[Nomor Serial 124.888 telah berhasil mendapatkan kemampuan -Pembantai-]
______________________________________________________________________
Kemampuan Spesial :
- Mystic Eye of Death Perception
Kemampuan Pasif :
- Pembantai (Lv.1)
Keterangan :
Kecepatan Serang +10%,
Kecepatan Gerak +20%,
Level kemampuan ini dapat ditingkatkan.
Kemampuan Aktif ;
- Belum ada
______________________________________________________________________
Dengan adanya skill ini, baik kecepatan gerak maupun serang, semuanya bertambah. Ryan sekarang dapat membunuh kabane lebih cepat.
Mumei yang terus memperhatikan Ryan untuk memberinya bantuan dari belakang pun terkejut melihat perubahan ini. "Bagaimana mungkin … bagaimana mungkin ia menjadi lebih kuat!?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Rizky Herlambang
MC jadi psikopat😅
2022-10-20
3
☠zephir atrophos☠
ngomong² tor nama marganya itu yomogawa bukan yomokawa
2022-10-20
3