Jujur atau Tidak?

Awalnya Aulia merasa sedih ketika mendengar kehamilannya, karena itu artinya dia hanya akan mengandung dan memberikan anak itu kepada Andika dan juga Andini.

Walaupun memang pada perjanjian awalnya, dia hanya akan menikah dengan Andika untuk memberikan keturunan kepada lelaki itu.

Namun, entah kenapa setelah mengetahui jika bayi yang berada di dalam kandungannya ada dua dia benar-benar merasa sangat senang.

Senyum di bibirnya bahkan terus saja tersungging, hal itu membuat pria yang sedari tadi menemani Aulia ikut tersenyum bahagia.

Dia sempat menyangka jika Aulia tidak bisa tersenyum, karena sejak tersadar Aulia hanya bengong. Dia terlihat seperti orang yang sedih dan juga putus asa.

Wajah cantik Aulia kini terlihat semakin cantik, tidak pucat seperti saat dia membawa Aulia ke klinik. Pria itu sempat mengira jika Aulia mengalami depresi, karena kehamilannya bukan hal yang diharapkan.

Pria itu sempat menyangka jika Aulia hamil diluar nikah karena pergaulan bebas, makanya Aulia terlihat begitu sedih ketika mendengar dirinya mengatakan jika Aulia hamil empat minggu.

"Heiy! Jangan senyum-senyum mulu, nanti kesambet bahaya. Sekarang aku akan mengantarkan kamu pulang," kata pria itu.

Aulia yang sedang asyik dengan lamunannya terlihat tertarik ke alam nyata, lalu dia menolehkan wajahnya ke arah pria itu.

"Ah iya, kamu benar. Aku harus segera pulang, aku harus istirahat. Kepalaku sangat pusing, tapi sekarang perutku sudah tidak begitu mual," kata Aulia seraya tersenyum hangat.

"Syukurlah kalau begitu, ayo aku antar pulang," kata pria itu seraya menuntun Aulia untuk segera pergi dari klinik tersebut. Tentunya setelah pria itu menebus obat dan juga vitamin untuk Aulia.

Saat tiba di depan klinik, pria itu meminta Aulia untuk duduk di bangku yang berada di teras klinik sebentar.

"Kamu tunggulah sebentar di sini, aku mau mengambil mobilku yang masih aku simpan di depan toko kue," kata pria itu.

Mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu, Aulia menjadi teringat jika dirinya juga datang dengan membawa mobil mewah yang diberikan oleh Andika.

Mobil itu bahkan masih terparkir cantik di depan toko kue tidak jauh dari klinik tersebut, dia tersenyum dan berkata.

"Tidak usah diantarkan, aku lupa kalau aku membawa mobil. Mobilku juga ada di depan toko kue," kata Aulia.

Pria itu terlihat begitu khawatir saat Aulia mengatakan jika dirinya akan pulang sendiri menggunakan mobilnya, dia takut terjadi sesuatu hal terhadap Aulia.

"Tapi wajah kamu pucat banget, aku anterin aja ya? Ngga apa-apa pakai mobil kamu aja, nanti pas sampai di rumah kamu, aku pulang naik taksi," kata pria itu dengan khawatir.

Melihat raut khawatir di wajah pria itu, jujur Aulia merasa tidak enak hati. Padahal mereka tidak saling mengenal, tapi pria itu nampak baik sekali terhadap Aulia.

"Tidak usah, aku pulang sendiri saja. Aku yakin aku bisa menyetir sendiri," tolak Aulia halus.

Rasanya dia tidak enak hati harus pergi bersama dengan pria lain, karena dia adalah wanita yang mempunyai suami.

"Baiklah aku tidak akan memaksa, kalau kamu memang sudah merasa lebih baik ya sudah,'' kata pria itu.

"Ya, aku memang sudah merasa lebih baik. Oh iya, nama kamu siapa? Aku juga belum ngucapin terima kasih loh,'' kata Aulia.

"Nama aku Asep," ucap pria itu seraya mengulurkan tangannya.

Aulia tersenyum, lalu membalas uluran tangan dari pria tersebut. Dia merasa sangat lucu saat pria yang berada di hadapannya itu mengenalkan diri dengan nama Asep.

Padahal, dia terlihat sangat tampan. Bahkan, usianya terlihat lebih muda dari dirinya. Namun, namanya menurutnya sangat kampungan.

"Namaku Aulia, terima kasih sudah membantu. Bahkan, tanpa ragu kamu mengantarkan aku untuk pergi ke klinik," kata Aulia tulus.

"Sama-sama, sekarang pulanglah dan hati-hati dalam menyetir," kata pria itu penuh perhatian.

"Ya, pasti aku akan hati-hati. Karena kini ada dua janin yang sedang berkembang di dalam rahimku dan tentunya harus aku jaga," kata Aulia.

Setelah berpamitan kepada pria itu, akhirnya Aulia segera pergi dari sana untuk segera pulang ke apartemennya. Dia bahkan lupa untuk membeli kue yang sangat dia inginkan itu.

Saat ini yang ingin dia lakukan adalah segera pulang ke apartemennya dan beristirahat, dia juga ingin menenangkan hati, jiwa dan juga pikirannya.

Tentunya dia ingin menyampaikan kabar gembira ini kepada ibunya, walaupun dia hanya menjadi istri yang kedua. Namun, tetap saja dia merasa bahagia akan kehamilan yang dia alami saat ini.

"Semoga saja Ibu merasa senang saat mendengar tentang berita kehamilanku," harap Aulia.

Saat tiba di apartemen, dia merasakan kondisinya tiba-tiba saja membaik. Dengan penuh semangat dia membuka pintu apartemennya dan langsung mengeluarkan suaranya.

"Ibu, aku pulang!" kata Aulia setengah berteriak.

Aisyah yang sedang berada di dapur langsung menghentikan aktivitasnya, dia langsung berjalan untuk segera menghampiri putrinya.

"Kamu sudah pulang?" tanya Aisyah seraya menghampiri putrinya yang terlihat menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang berada di ruang tengah.

Aisyah tersenyum melihat wajah lelah putrinya, kemudian dia ikut duduk di samping Aulia dan mengelus lembut puncak kepala putrinya.

"Sudah, aku sudah pulang. Ibu tahu? Aku mempunyai kabar yang membahagiakan," kata Aulia seraya memeluk ibunya dengan erat. Lalu, dia menyandarkan kepalanya di pundak ibunya itu.

Aisyah tersenyum, kemudian dia membalas pelukan putrinya lalu mengelus lembut punggung putrinya itu.

"Kabar bahagia apa? Coba jelaskan kepada Ibu, sepertinya ini sangat membahagiakan. Karena rona di wajah kamu juga terlihat begitu ceria," kata Aisyah.

Tanpa banyak bicara, Aulia terlihat melerai pelukannya. Kemudian, dia menarik lembut tangan kanan ibunya dan mengeluskannya di atas perutnya.

Ibu Aisyah terlihat paham dengan apa yang dikodekan oleh Aulia, dia langsung tersenyum lalu dia berkata.

"Kamu hamil?" tanya Aisyah dengan wajah yang berbinar.

Aulia langsung tertawa mendengar apa yang ditanyakan oleh ibunya, karena ternyata ibunya bisa langsung menebak apa yang kini sedang terjadi kepada dirinya.

"Iya, Bu. Aku hamil dan kata dokter calon buah hatiku ada--"

Belum sempat Aulia melanjutkan ucapannya, tiba-tiba saja Andika datang dan langsung berjongkok tepat di hadapan Aulia.

"Kamu beneran hamil?" tanya Andika.

Wajah Andika terlihat begitu bahagia, matanya terlihat berkaca-kaca. Tangannya tidak lama kemudian terlihat terulur, lalu mengelus lembut perut Aulia yang masih terlihat rata.

Dia mendekatkan wajahnya pada perut istrinya, lalu dia kecup perut itu dengan penuh kasih. Andika lalu mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Aulia dengan lekat.

"Kamu beneran hamil kan, Pimoy?" tanya Andika sekali lagi.

Rasanya dia belum yakin jika Aulia benar-benar hamil, ini terasa seperti mimpi. Baru saja dia terbangun dari tidurnya, lalu dia mendengar kabar kehamilan istrinya. Itu benar-benar begitu membahagiakan.

"Sayang!" panggil Andika karena Aulia masih terdiam.

"Ya, aku hamil. Hamil anak kamu," jawab Aulia.

"Oh ya Tuhan, aku sangat senang," kata Andika.

Andika terlihat berdiri di atas kedua lututnya, dia mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Aulia yang duduk di atas sofa.

Tidak lama kemudian, Andika terlihat mengecup bibir Aulia berkali-kali. Rasanya Aulia sangat malu, Karen di sana ada Aisyah.

"Kamu sudah periksa?" tanya Andika.

"Sudah, kata dokter usia kandunganku baru empat minggu," jawab Aulia.

"Oh ya Tuhan, aku sangat bahagia. Boleh aku melihat hasil USG'nya?" tanya Andika.

Aulia terlihat kebingungan, dia terlihat takut untuk menunjukkan hasil foto USG'nya. Dia hanya terdiam seraya memandang lekat wajah Andika.

"Sayang!" panggil Andika lagi.

****

Siang Ayang.

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

waah.. selamat aulia.. kmu akan mnjdi seorang i bu

2023-02-09

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

serius thor.. Asep... nama itu biasa utuk nama satpam, tukang kebon atau kang bakso... Asep, Andika, Aulia, Andini, Alika, Adisha,Aisya...trus nanti utk baby twin namanya" Andra N Arabella" jd penguni nivel ini namanya de A-semua....

2023-01-08

0

𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel

𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel

Jangan bilang lah, kalau hamil anak kembar kau Aulia

2022-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Kembali
2 Rindu
3 Mau Ya, Jadi Istri Gue?
4 Pertemuan Aulia Dengan Alika
5 Deal
6 Tidak Mengerti
7 Meminta Restu
8 Sah
9 Tidak Percaya
10 Pagi Yang Indah
11 Minta Bekal
12 Rindu?
13 Klienku Ternyata
14 Melepas Rindu
15 Menghabiskan Waktu Bersama
16 Sakit Tapi
17 Kepikiran
18 Sedih
19 Sepertinya---
20 Jujur atau Tidak?
21 Pertanyaan Yang Menegangkan
22 Bibir Tersenyum Tapi Hati
23 Nampak Tidak Biasa
24 Pertanyaan Andini
25 Beralasan
26 Menenangkan Diri
27 Obrolan Dengan Mantan
28 Lebih Tenang
29 Obrolan Rahasia
30 Terlampau Bahagia
31 Tidak Terduga
32 Kaget Dan Syok
33 Akan Mom Ikuti Alurnya
34 Sudah Paham
35 Seperti Tidak Ada Kesempatan
36 Memperhatikannya
37 Faktanya
38 Rencana Aulia
39 Perjuangan Aulia
40 Kegelisahan
41 Bayi Yang Satunya?
42 Ungkapan Hati Aulia
43 Merasa Tidak Percaya
44 Keraguan Hati Andini
45 Pemuda Aneh
46 Tahu Semuanya
47 Pertengkaran
48 Flash Back 1
49 Flash Back 2
50 Flash Back 3
51 Perbincangan Suami Istri
52 Tidak Enak Hati
53 Haruskah?
54 Berpulang
55 Kesedihan
56 Ingin Menemui
57 Kembali Ke Ibu Kota
58 Memeluknya
59 Perasaan Campur Aduk
60 Kabar Baik
61 Ingin Bertemu
62 Bimbang
63 Berbicara Baik-baik 1
64 Berbicara Baik-baik 2
65 Merayu
66 Baiklah, Aku Akan Ikut.
67 Pulang Ke Rumah
68 Kesempatan
69 Menggodanya
70 Maafkan Aku
71 Merenung
72 Tidak Akan
73 Pertanyaan
74 Kerinduan
75 Bertemu Sahabat Sang Ayah
76 Tidak Keberatan
77 Mau Ikut
78 Obrolan hangat
79 Merajuk
80 Merajuk 2
81 Merayu
82 Sudah Siap
83 Akhir Bahagia
84 Pengumuman Novel baru
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bertemu Kembali
2
Rindu
3
Mau Ya, Jadi Istri Gue?
4
Pertemuan Aulia Dengan Alika
5
Deal
6
Tidak Mengerti
7
Meminta Restu
8
Sah
9
Tidak Percaya
10
Pagi Yang Indah
11
Minta Bekal
12
Rindu?
13
Klienku Ternyata
14
Melepas Rindu
15
Menghabiskan Waktu Bersama
16
Sakit Tapi
17
Kepikiran
18
Sedih
19
Sepertinya---
20
Jujur atau Tidak?
21
Pertanyaan Yang Menegangkan
22
Bibir Tersenyum Tapi Hati
23
Nampak Tidak Biasa
24
Pertanyaan Andini
25
Beralasan
26
Menenangkan Diri
27
Obrolan Dengan Mantan
28
Lebih Tenang
29
Obrolan Rahasia
30
Terlampau Bahagia
31
Tidak Terduga
32
Kaget Dan Syok
33
Akan Mom Ikuti Alurnya
34
Sudah Paham
35
Seperti Tidak Ada Kesempatan
36
Memperhatikannya
37
Faktanya
38
Rencana Aulia
39
Perjuangan Aulia
40
Kegelisahan
41
Bayi Yang Satunya?
42
Ungkapan Hati Aulia
43
Merasa Tidak Percaya
44
Keraguan Hati Andini
45
Pemuda Aneh
46
Tahu Semuanya
47
Pertengkaran
48
Flash Back 1
49
Flash Back 2
50
Flash Back 3
51
Perbincangan Suami Istri
52
Tidak Enak Hati
53
Haruskah?
54
Berpulang
55
Kesedihan
56
Ingin Menemui
57
Kembali Ke Ibu Kota
58
Memeluknya
59
Perasaan Campur Aduk
60
Kabar Baik
61
Ingin Bertemu
62
Bimbang
63
Berbicara Baik-baik 1
64
Berbicara Baik-baik 2
65
Merayu
66
Baiklah, Aku Akan Ikut.
67
Pulang Ke Rumah
68
Kesempatan
69
Menggodanya
70
Maafkan Aku
71
Merenung
72
Tidak Akan
73
Pertanyaan
74
Kerinduan
75
Bertemu Sahabat Sang Ayah
76
Tidak Keberatan
77
Mau Ikut
78
Obrolan hangat
79
Merajuk
80
Merajuk 2
81
Merayu
82
Sudah Siap
83
Akhir Bahagia
84
Pengumuman Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!