Deal

Andika terlihat gelagapan saat Alika bertanya sedang apa dirinya di sana, setahunnya Andika adalah anak yang sangat sehat.

Dari kecil dia tidak pernah sakit parah, hanya beberapa kali terkena demam saja. Itupun ketika dia masih balita, saat hendak tumbuh gigi.

Alika jadi bertanya-tanya dalam hatinya, bukankah seharusnya Andika sedang bekerja di perusahaan yang kini sedang sangat berkembang itu?

Lalu, kenapa dirinya bisa berada di sana? Apakah mungkin anaknya itu mempunyai penyakit tapi tidak berkata apa pun terhadap dirinya, pikirnya.

Karena tidak mau menerka-nerka dengan pikirannya sendiri, akhirnya Alika pun bertanya kepada putranya, Andika.

"Jawab Andika, kamu sedang apa di sini? Kenapa kamu ada di sini?" tanya Alika kembali bertanya.

Andika benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, haruskah dia berkata jujur jika dirinya sedang mengantar istrinya untuk memeriksakan kondisi tubuhnya?

Haruskah dia jujur kepada ibunya, jika Andini mandul dan harus melakukan operasi pengangkatan rahim saat ini juga?

Haruskah dia jujur kepada ibunya jika Andini mengalami kanker yang membahayakan tubuhnya?

Andika benar-benar dilema, karena jika dia mengatakan hal yang sebenarnya kepada ibunya, sudah dapat dipastikan jika hari ini juga dia akan diminta bercerai oleh ibunya itu.

Andika terlihat memandang Aulia, dia seolah meminta pertolongan kepada sahabatnya itu. Aulia yang merasa paham terlihat menghela napas kasar, kemudian dia berkata.

"Andika sedang menjenguk ibu, Tante," jawab Aulia.

Andika terlihat bisa bernapas dengan lega, karena Aulia mengatakan hal tersebut. Itu artinya dia tidak perlu memberitahukan yang sebenarnya kepada ibunya itu.

Dia tidak perlu jujur tentang Andini terhadap ibunya, lagi pula jika dia mengatakan yang sejujurnya tentang Andini, sudah pasti dia akan dipisahkan dengan istrinya tersebut.

Bukan karena masalah seberapa besar dia mencintai Andini, tapi seberapa besar pengorbanan Andini dan juga keluarganya terhadap keluarga Andika.

"Benarkah, Andika, Sayang?" tanya Alika dengan tatapan menyelidik.

"Tentu saja, Mom. Iya, kan, Aulia?" tanya Andika seraya menatap sahabatnya itu.

"Iya, tadi kami mau ke ruang perawatan Ibu. Tapi malah ketemu Tante, oiya, Tan. Tante sedang apa di sini?" tanya Aulia.

Sebenarnya, sedari tadi Aulia ingin menanyakan hal tersebut. Karena, dia merasa heran bisa bertemu dengan Alika di Rumah Sakit itu.

"Ehm, Tante sudah tua, Pimoy. Makanya harus rajin cek up, oiya, Sayang. Tante mau pulang dulu, titip salam aja buat Ibu kamu. Tante ada urusan," kata Alika.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Alika, sebenarnya Aulia merasa sangat heran. Kenapa wanita paruh baya itu malah terlihat terburu-buru setelah dirinya menanyakan tentang keberadaan Alika di Rumah Sakit.

Namun, dia sadar jika Alika juga mempunyai ranah pribadi yang tidak bisa dia campuri urusannya.

"Iya, Tante. Nanti aku sampaikan," jawab Aulia.

Melihat ibunya yang akan pergi, Andika terlihat menghampiri Alika. Lalu dia pun berkata.

"Oiya, Mom. Mau aku antar?" tanya Andika basa-basi.

Karena pada kenyataannya Andika masih ingin berada di Rumah Sakit tersebut, dia masih ingin menemani Aulia dan masih ingin bersama dengan sahabatnya itu.

Entah kenapa, setelah dia kembali bertemu dengan sahabatnya itu, dia terasa enggan untuk berpisah.

Tentunya, satu hal yang ingin Andika lakukan. Dia ingin merayu sahabatnya itu agar mau menjadi istri keduanya.

Andika sudah benar-benar siap dengan segala konsekuensinya yang nanti akan dia terima. Dia juga sudah bersiap untuk menyembunyikan pernikahannya dengan Aulia agar bisa rapi dan tersembunyi.

"Tidak usah, Mom bawa mobil." Alika terlihat menolak.

Setelah berpamitan kepada Aulia dan juga Andika, akhirnya Alika terlihat pergi dari Rumah Sakit tersebut.

Dia sengaja segera pergi, karena ingin memberikan kesempatan kepada Aulia dan juga Andika untuk bisa bersama.

Tetap saja di dalam hatinya dia berharap jika kedua sahabat itu bisa menjadi suami istri, dia mengharapkan cucu dari Aulia.

Wanita yang sedari kecil selalu ada untuk Andika itu, karena dia sudah benar-benar mengenal sosok Aulia seperti apa.

Selepas kepergian Alika, Andika kembali merengek kepada Aulia. Dia meminta Aulia untuk menjadi istrinya, dia meminta Aulia untuk mengandung benihnya.

Awalnya Aulia bersikukuh tidak ingin hal itu terjadi, tapi setelah Andika menunjukkan kondisi istrinya yang akan melakukan operasi pengangkatan rahim, akhirnya Aulia pun menyetujuinya.

"Lihatlah, Aulia. Dia memang sedang tertidur, tapi... apakah kamu tahu seberapa berat beban yang dia tanggung karena tidak bisa memiliki keturunan?" tanya Andika lirih.

Aulia terlihat memandang wajah Andini yang begitu pucat di dalam tidurnya, Andini memang tidur karena dia sudah diberi obat penenang oleh dokter.

Setelah dia mengamuk dan tidak terkendali, akhirnya dokter memutuskan untuk memberikan obat penenang.

"Baiklah, aku setuju," putus Alika.

Biarlah dia menikah untuk sementara dengan Andika, biarlah dia meninggalkan bukti cintanya kepada Andika.

Biarlah dia memberikan keturunan untuk Andika, pikirnya. Setelah itu dia bisa menjalani kehidupannya dengan normal, Aulia tidak menyadari jika ini adalah awal yang akan sulit.

Setelah menyetujui pernikahan siri yang akan dilakukan antara Andika dan juga Aulia, Andika meminta Aulia untuk memeriksakan kondisi kesehatan mereka berdua.

Mumpung berada di Rumah Sakit, itulah yang Andika katakan. Tentu saja Aulia pun menyetujuinya, jika itu memang yang terbaik untuk keduanya.

Lagi pula pemeriksaan itu harus dilakukan, menurut Aulia. Agar dia tahu dirinya sehat atau tidak, percuma bukan jika dirinya menikah dengan Andika tapi pada kenyataannya dia tidak mampu memberikan keturunan kepada lelaki itu.

Karena lelaki itu ingin menikahinya untuk mendapatkan keturunan, bukan untuk berumah tangga dan menjadikan dirinya ratu di kerajaan cintanya Andika.

Kedua insan manusia berbeda jenis kelamin itu, terlihat masuk ke dalam sebuah ruangan khusus untuk memeriksakan kondisi kesehatan mereka berdua.

Ternyata, setelah melakukan serangkaian pemeriksaan keduanya dinyatakan sehat dan bisa memiliki keturunan kapan pun jika Tuhan sudah menghendaki.

Andika terlihat tersenyum mendengar penjelasan dari dokter, itu artinya dia akan segera memiliki keturunan. Usianya sudah memasuki dua puluh delapan tahun, rasanya begitu membahagiakan akan segera memilik momongan.

"Bersiaplah, Pimoy. Nanti malam kita akan menikah," kata Andika.

"Nanti malam?" tanya Aulia kaget.

"Hem, aku sudah meminta orang kepercayaanku untuk menyiapkan semuanya. Malam ini juga kita akan menikah," putus Andika.

"Tega sekali, istri kamu nanti malam akan melakukan operasi pengangkatan rahim. Masa kita malah nikahan," kesal Aulia.

"Ini momen yang pas, kalau menunggu nanti lagi pasti akan lama. Setelah Andini melakukan operasi aku tidak mungkin meninggalkan dirinya, bukan?" tanya Andika.

"Terserah," putus Aulia pada akhirnya.

"Good girl!" kata Andika seraya mengusap puncak kepala sahabatnya.

Mendapatkan perlakuan seperti itu dari Andika, Aulia hanya mendelik sebal. Dia tidak menyangka jika Andika akan memutuskan hal itu dengan sangat cepat.

***

Selamat malam kesayangan, selamat beristirahat. Terima kasih sudah mampir untuk membaca, sayang kalian selalu.

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

hmmm, jangan bohongin seorang ibu, ntar ketahuan lho...

2023-02-09

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Ini beda sih ceritannya ama novel lainyg biasa aku baca, biasanya kan cewek nya tuh terpaksa sebagai rahim penganti krn hutang atau paksaan krn hal lainnya, nah ini dgn rela si Aulia mau di jadikan istri siri utk jd rahim pengganti dgn alasan sebagai kenangan utk cinta nya..konyol gak sih...

2023-01-08

0

Dayat 🎧🎤

Dayat 🎧🎤

semua gara2 ide kamu aulia. coba kamu tidak memberikan ide seperti itu. nggak bakalan dah andika nikah lagi

2022-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Kembali
2 Rindu
3 Mau Ya, Jadi Istri Gue?
4 Pertemuan Aulia Dengan Alika
5 Deal
6 Tidak Mengerti
7 Meminta Restu
8 Sah
9 Tidak Percaya
10 Pagi Yang Indah
11 Minta Bekal
12 Rindu?
13 Klienku Ternyata
14 Melepas Rindu
15 Menghabiskan Waktu Bersama
16 Sakit Tapi
17 Kepikiran
18 Sedih
19 Sepertinya---
20 Jujur atau Tidak?
21 Pertanyaan Yang Menegangkan
22 Bibir Tersenyum Tapi Hati
23 Nampak Tidak Biasa
24 Pertanyaan Andini
25 Beralasan
26 Menenangkan Diri
27 Obrolan Dengan Mantan
28 Lebih Tenang
29 Obrolan Rahasia
30 Terlampau Bahagia
31 Tidak Terduga
32 Kaget Dan Syok
33 Akan Mom Ikuti Alurnya
34 Sudah Paham
35 Seperti Tidak Ada Kesempatan
36 Memperhatikannya
37 Faktanya
38 Rencana Aulia
39 Perjuangan Aulia
40 Kegelisahan
41 Bayi Yang Satunya?
42 Ungkapan Hati Aulia
43 Merasa Tidak Percaya
44 Keraguan Hati Andini
45 Pemuda Aneh
46 Tahu Semuanya
47 Pertengkaran
48 Flash Back 1
49 Flash Back 2
50 Flash Back 3
51 Perbincangan Suami Istri
52 Tidak Enak Hati
53 Haruskah?
54 Berpulang
55 Kesedihan
56 Ingin Menemui
57 Kembali Ke Ibu Kota
58 Memeluknya
59 Perasaan Campur Aduk
60 Kabar Baik
61 Ingin Bertemu
62 Bimbang
63 Berbicara Baik-baik 1
64 Berbicara Baik-baik 2
65 Merayu
66 Baiklah, Aku Akan Ikut.
67 Pulang Ke Rumah
68 Kesempatan
69 Menggodanya
70 Maafkan Aku
71 Merenung
72 Tidak Akan
73 Pertanyaan
74 Kerinduan
75 Bertemu Sahabat Sang Ayah
76 Tidak Keberatan
77 Mau Ikut
78 Obrolan hangat
79 Merajuk
80 Merajuk 2
81 Merayu
82 Sudah Siap
83 Akhir Bahagia
84 Pengumuman Novel baru
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bertemu Kembali
2
Rindu
3
Mau Ya, Jadi Istri Gue?
4
Pertemuan Aulia Dengan Alika
5
Deal
6
Tidak Mengerti
7
Meminta Restu
8
Sah
9
Tidak Percaya
10
Pagi Yang Indah
11
Minta Bekal
12
Rindu?
13
Klienku Ternyata
14
Melepas Rindu
15
Menghabiskan Waktu Bersama
16
Sakit Tapi
17
Kepikiran
18
Sedih
19
Sepertinya---
20
Jujur atau Tidak?
21
Pertanyaan Yang Menegangkan
22
Bibir Tersenyum Tapi Hati
23
Nampak Tidak Biasa
24
Pertanyaan Andini
25
Beralasan
26
Menenangkan Diri
27
Obrolan Dengan Mantan
28
Lebih Tenang
29
Obrolan Rahasia
30
Terlampau Bahagia
31
Tidak Terduga
32
Kaget Dan Syok
33
Akan Mom Ikuti Alurnya
34
Sudah Paham
35
Seperti Tidak Ada Kesempatan
36
Memperhatikannya
37
Faktanya
38
Rencana Aulia
39
Perjuangan Aulia
40
Kegelisahan
41
Bayi Yang Satunya?
42
Ungkapan Hati Aulia
43
Merasa Tidak Percaya
44
Keraguan Hati Andini
45
Pemuda Aneh
46
Tahu Semuanya
47
Pertengkaran
48
Flash Back 1
49
Flash Back 2
50
Flash Back 3
51
Perbincangan Suami Istri
52
Tidak Enak Hati
53
Haruskah?
54
Berpulang
55
Kesedihan
56
Ingin Menemui
57
Kembali Ke Ibu Kota
58
Memeluknya
59
Perasaan Campur Aduk
60
Kabar Baik
61
Ingin Bertemu
62
Bimbang
63
Berbicara Baik-baik 1
64
Berbicara Baik-baik 2
65
Merayu
66
Baiklah, Aku Akan Ikut.
67
Pulang Ke Rumah
68
Kesempatan
69
Menggodanya
70
Maafkan Aku
71
Merenung
72
Tidak Akan
73
Pertanyaan
74
Kerinduan
75
Bertemu Sahabat Sang Ayah
76
Tidak Keberatan
77
Mau Ikut
78
Obrolan hangat
79
Merajuk
80
Merajuk 2
81
Merayu
82
Sudah Siap
83
Akhir Bahagia
84
Pengumuman Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!