Kepikiran

"Aku pulang," kata Andika.

"Hem, masuklah. Terima kasih sudah pulang dan mau mengurusku dengan baik, padahal kamu bisa menyewa perawat," kata Andini.

"Sudahlah, jangan bicara seperti itu lagi." Andika menghampiri Andini dan mengecup keningnya dengan lembut.

Andini tersenyum, lalu dia memeluk suaminya dengan erat. Lelaki yang sudah menikahinya selama tiga tahun itu, lelaki yang sangat dia cintai.

Namun, pada saat dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Andika, dia mencium aroma parfum vanilla yang sangat khas.

"Ehm, Mas. Kamu ganti parfum?" tanya Andini.

"Hah?" Tanya Andika seraya menjauhkan tubuhnya dari Andini.

Andika sungguh lupa kalau dia baru saja berduaan bersama dengan Aulia, apalagi dia meminta Aulia untuk memeluknya dengan erat. Sudah dapat dipastikan jika bau parfum Aulia akan menempel di tubuhnya.

"Bau parfum kamu jadi lain, kaya bau parfum wanita," tebak Andini.

Andika terlihat tersenyum kikuk, dia sedang berusaha untuk mencari alasan yang tepat kepada Andini.

"Ah, iya. Tadi aku, aku bertemu dengan temanku. Iya gitu, teman masa kuliah dulu. Dia memelukku, katanya kangen udah lama tidak bertemu." Andika tersenyum kikuk.

Andini yang tidak mau bertanya lebih banyak lagi terlihat tersenyum seraya menganggukan kepalanya, kemudian dia berkata.

"Oh, ya udah mandi dulu gih. Aku ngga suka wangi parfumnya," kata Andini.

Bibirnya boleh berkata jika Andini tidak menyukai bau parfum yang menempel di tubuh Andika, tapi tentu saja itu hanya sebuah perumpamaan yang menyatakan jika Andini tidak suka ada wangi tubuh wanita lain di dalam tubuh Andika.

"Iya, aku mandi dulu," jawab Andika mengalah.

Padahal, sebelum pulang ke rumahnya Andika sudah mandi terlebih dahulu di penginapan tempat dia dan Aulia bermalam.

Namun, karena Andika tudak mau banyak bicara karena takut keceplosan, akhirnya dia mengiyakan permintaan istrinya.

Andika langsung masuk ke dalam kamarnya, kemudian dia pun mandi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Andini.

Selesai mandi, dia langsung berganti baju dan menghampiri Andini kembali. Hari ini Andika ingin menghabiskan waktu untuk menemani Andini di masa pemulihannya.

Seharusnya setelah melakukan operasi, satu minggu saja keadaan Andini sudah membaik. Namun, entah kenapa Andini sampai saat ini masih juga terlihat kesakitan.

Andika tidak tahu alasannya, tapi hal itu membuat dia begitu khawatir terhadap istrinya tersebut.

Awal dia menikah dengan Andini, Andika sama sekali tidak menyukai wanita itu. Karena dia tidak mengenal Andini sama sekali

Namun, ketika Andika melihat sikap baiknya, perhatiannya, pengertiannya dan juga cara Andini memperlakukan Andika sebagai suami dengan sangat baik, hal itu membuat Andika mulai mencintai wanita yang menjadi istrinya itu.

"Aku sudah mandi, sekarang kamu mau apa?" tanya Andika.

"Temani aku bersantai di taman," pinta Andini.

"Oke," jawab Andika.

***

Di lain tempat.

Aulia terlihat terbangun dari tidurnya, kemudian dia turun dari tempat tidur dan duduk di depan meja rias.

Dia terlihat memandang wajahnya dari pantulan cermin, dia tersenyum miris saat menyadari jika dirinya kini sudah menjadi istri kedua dari lelaki yang bernama Andika. Sahabat yang begitu dia cintai sejak dulu.

"Ya Tuhan, apakah benar apa yang dikatakan oleh Adisha bahwa aku adalah salah satu wanita terbodoh yang ada di dunia ini? Kenapa juga aku bisa menjadi istri yang kedua dengan alasan cinta?" tanya Aulia lirih.

Dia terdiam kembali seraya menatap wajahnya dari pantulan cermin, wajahnya terlihat memucat karena kurangnya tidur.

Dia tersenyum kala mengingat jika dirinya begitu antusias melayani suaminya, melayani hasrat Andika yang penuh dengan gairah.

Sebaiknya aku mandi terlebih dahulu, biar lebih segar. Setelah itu aku bisa menyiapkan makan siang untuk ibu," kata Aulia.

Aulia terlihat bangun dari duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Saat dia membuka dress yang dia pakai, dia bisa melihat banyaknya tanda cinta di dada dan juga di bagian paha dalamnya.

Tentu saja itu semua adalah perbuatan dari suaminya, dia kembali tersenyum kala mengingat bagaimana cara Andika dalam bercinta.

Namun, walaupun seperti itu ke dia sangat menyukainya. Dia begitu menikmati setiap suguhan kenikmatan yang Andika berikan kepadanya.

"Ya ampun, kenapa aku malah memikirkan dia terus?" kata Aulia seraya memutar kran air shower.

------

Setelah hari itu, Andika benar-benar tidak pernah menemui Aulia kembali. Namun, Andika tidak pernah absen untuk melakukan panggilan video call di saat malam tiba.

Terkadang, pukul sepuluh malam Andika baru melakukan video call kepada Aulia. Namun, Aulia pasti mengangkat panggilan video call tersebut walaupun dia sudah tertidur.

Karena, ponselnya selalu saja dia simpan di dekat bantal yang sedang dia tiduri. Hal itu dia lakukan agar dia tidak melewatkan panggilan video call dari suaminya itu.

Sebenarnya Aulia begitu merindukan sosok suaminya itu, apalagi sudah satu bulan ini Andika tidak menemuinya dirinya.

Dia rindu pelukan suaminya, dia rindu apa yang selalu Andika lakukan terhadap dirinya. Dia rindu akan kenikmatan yang selalu Andika berikan kepada dirinya, dia rindu semua yang ada di dalam diri suaminya. Dia begitu rindu.

Satu bulan setengah sudah dia menikah dengan Andika, hal itu membuat dirinya ingin terus bersama dengan suaminya itu.

Namun, dia sangat sadar jika dia hanya istri simpanan. Selama mereka menikah, dia baru memiliki dua kali kesempatan untuk bisa bersama dengan suaminya itu.

"Sadar Aulia, sadar! Kamu hanya wanita yang diminta untuk menjadi mengandung benihnya, setelah kamu melahirkan itu artinya tidak akan ada lagi hubungan dengan Andika ataupun bayi yang kamu lahirkan," kata Aulia dengan sedih.

"Ya ampun Aulia, dari tadi saya panggil kamu loh. Kamu malah bengong mulu," kata Pak Jaka yang ternyata sudah berada di ambang pintu.

Aulia yang sedang asyik dalam lamunannya, langsung menolehkan wajahnya ke arah pak Jaka. Dia terlihat begitu tidak enak hati kepada atasannya itu.

"Maaf, Pak. Ada apa, ya?" tanya Aulia.

"Saya minta berkas yang tadi pagi," kata Pak Jaka.

"Eh? Iya, Pak. Ini sudah selesai, kok," kata Aulia seraya mengangkat berkas yang atasannya itu tanyakan.

Pak jaka terlihat menggelengkan kepalanya, lalu dia menghampiri Aulia dan mengambil berkas yang ada ditangan Aulia.

"Terima kasih, oiya Aulia. Saya perhatikan akhir-akhir ini kamu sering melamun, wajah kamu juga pucat. Apa kamu sakit?" tanya Pak Jaka.

"Eh? Pucet? Masa sih, Pak?" tanya Aulia seraya mengambil cermin kecil dari tasnya.

Dia langsung memandang wajahnya dari pantulan cermin itu, pak Jaka sampai tertawa dibuatnya.

"Kamu tuh kayak orang ngga percaya banget kalau saya bilang kamu pucat, berarti kemyataannya kaya gitu. Ini malah ngambil cermin," kata Pak Jaka seraya memcebikkan bibirnya.

"Saya penasaran, Pak," jawab Aulia seraya memperhatikan wajahnya yang memang pucat dari pantulan cermin.

"Kalau kamu sakit mending pulang aja, saya ngga tega liat muka pucet kamu," sambungnya lagi.

"Mangnya saya boleh izin?" tanya Aulia.

"Boleh, pulang gih!" kata Pak Jaka.

"Ya, saya pulang dulu," kata Aulia bersemangat.

Setelah mendapatkan izin dari pak Jaka, akhirnya Aulia pun memutuskan untuk segera pergi dari perusahaan tempat dia bekerja.

Tentunya dia pulang dengan menggunakan mobil mewah yang Andika berikan kepada dirinya, mobil yang selalu menemani hari-harinya saat dia bepergian.

Saatnya pertengahan jalan, dia melihat sebuah toko kue. Rasanya mulutnya tiba-tiba saja berliur dan begitu menginginkan makanan yang manis-manis.

"Sepertinya makan kue enak juga," kata Aulia.

Aulia terlihat begitu bersemangat, dia terlihat membelokan mobilnya ke toko kue tersebut. Baru saja dia akan membuka pintu mobilnya, tangannya seolah susah untuk digerakkan.

Dia melihat suaminya, Andika. Sosok lelaki yang sudah satu bulan tidak menemui dirinya itu, terlihat keluar dari dalam toko kue dengan menggandeng wanita cantik di sampingnya.

"Andika," panggilnya seraya menahan rasa sesak di dalam dadanya.

***

Selamat siang, Ayang. Satu bab menemani waktu santai kalian, terima kasih sudah meninggalkan like dan juga komentarnya, Loves sekebon Nangka.

Terpopuler

Comments

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

resiko istri kedua harus tahan sakit hati

2023-04-06

0

Mom La - La

Mom La - La

tuh kan benaran parfum Aulia.

2023-02-09

0

𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel

𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel

Hancur lah tuh perasaan Aulia

2022-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Kembali
2 Rindu
3 Mau Ya, Jadi Istri Gue?
4 Pertemuan Aulia Dengan Alika
5 Deal
6 Tidak Mengerti
7 Meminta Restu
8 Sah
9 Tidak Percaya
10 Pagi Yang Indah
11 Minta Bekal
12 Rindu?
13 Klienku Ternyata
14 Melepas Rindu
15 Menghabiskan Waktu Bersama
16 Sakit Tapi
17 Kepikiran
18 Sedih
19 Sepertinya---
20 Jujur atau Tidak?
21 Pertanyaan Yang Menegangkan
22 Bibir Tersenyum Tapi Hati
23 Nampak Tidak Biasa
24 Pertanyaan Andini
25 Beralasan
26 Menenangkan Diri
27 Obrolan Dengan Mantan
28 Lebih Tenang
29 Obrolan Rahasia
30 Terlampau Bahagia
31 Tidak Terduga
32 Kaget Dan Syok
33 Akan Mom Ikuti Alurnya
34 Sudah Paham
35 Seperti Tidak Ada Kesempatan
36 Memperhatikannya
37 Faktanya
38 Rencana Aulia
39 Perjuangan Aulia
40 Kegelisahan
41 Bayi Yang Satunya?
42 Ungkapan Hati Aulia
43 Merasa Tidak Percaya
44 Keraguan Hati Andini
45 Pemuda Aneh
46 Tahu Semuanya
47 Pertengkaran
48 Flash Back 1
49 Flash Back 2
50 Flash Back 3
51 Perbincangan Suami Istri
52 Tidak Enak Hati
53 Haruskah?
54 Berpulang
55 Kesedihan
56 Ingin Menemui
57 Kembali Ke Ibu Kota
58 Memeluknya
59 Perasaan Campur Aduk
60 Kabar Baik
61 Ingin Bertemu
62 Bimbang
63 Berbicara Baik-baik 1
64 Berbicara Baik-baik 2
65 Merayu
66 Baiklah, Aku Akan Ikut.
67 Pulang Ke Rumah
68 Kesempatan
69 Menggodanya
70 Maafkan Aku
71 Merenung
72 Tidak Akan
73 Pertanyaan
74 Kerinduan
75 Bertemu Sahabat Sang Ayah
76 Tidak Keberatan
77 Mau Ikut
78 Obrolan hangat
79 Merajuk
80 Merajuk 2
81 Merayu
82 Sudah Siap
83 Akhir Bahagia
84 Pengumuman Novel baru
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bertemu Kembali
2
Rindu
3
Mau Ya, Jadi Istri Gue?
4
Pertemuan Aulia Dengan Alika
5
Deal
6
Tidak Mengerti
7
Meminta Restu
8
Sah
9
Tidak Percaya
10
Pagi Yang Indah
11
Minta Bekal
12
Rindu?
13
Klienku Ternyata
14
Melepas Rindu
15
Menghabiskan Waktu Bersama
16
Sakit Tapi
17
Kepikiran
18
Sedih
19
Sepertinya---
20
Jujur atau Tidak?
21
Pertanyaan Yang Menegangkan
22
Bibir Tersenyum Tapi Hati
23
Nampak Tidak Biasa
24
Pertanyaan Andini
25
Beralasan
26
Menenangkan Diri
27
Obrolan Dengan Mantan
28
Lebih Tenang
29
Obrolan Rahasia
30
Terlampau Bahagia
31
Tidak Terduga
32
Kaget Dan Syok
33
Akan Mom Ikuti Alurnya
34
Sudah Paham
35
Seperti Tidak Ada Kesempatan
36
Memperhatikannya
37
Faktanya
38
Rencana Aulia
39
Perjuangan Aulia
40
Kegelisahan
41
Bayi Yang Satunya?
42
Ungkapan Hati Aulia
43
Merasa Tidak Percaya
44
Keraguan Hati Andini
45
Pemuda Aneh
46
Tahu Semuanya
47
Pertengkaran
48
Flash Back 1
49
Flash Back 2
50
Flash Back 3
51
Perbincangan Suami Istri
52
Tidak Enak Hati
53
Haruskah?
54
Berpulang
55
Kesedihan
56
Ingin Menemui
57
Kembali Ke Ibu Kota
58
Memeluknya
59
Perasaan Campur Aduk
60
Kabar Baik
61
Ingin Bertemu
62
Bimbang
63
Berbicara Baik-baik 1
64
Berbicara Baik-baik 2
65
Merayu
66
Baiklah, Aku Akan Ikut.
67
Pulang Ke Rumah
68
Kesempatan
69
Menggodanya
70
Maafkan Aku
71
Merenung
72
Tidak Akan
73
Pertanyaan
74
Kerinduan
75
Bertemu Sahabat Sang Ayah
76
Tidak Keberatan
77
Mau Ikut
78
Obrolan hangat
79
Merajuk
80
Merajuk 2
81
Merayu
82
Sudah Siap
83
Akhir Bahagia
84
Pengumuman Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!