Aulia merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak saat melihat Andika bersama dengan istrinya, Andini.
Andika berkata jika dirinya sedang sibuk di luar kota, bahkan tadi malam pun saat Andika melakukan video call, Andika berkata masih berada di luar kota.
Namun, kenapa sekarang dia malah berada di satu kota yang sama bersama dengan dirinya. Bahkan, kini Andika sedang bersama dengan istri pertamanya.
Hal itu benar-benar membuat Aulia merasa sakit hati, dia merasa dibohongi. Hatinya terasa bergemuruh dengan hebat.
"Sabar Aulia, sabar. Elu harus sadar, elu cuma istri simpanan. Elu itu ibarat kentut, tercium baunya. Sayanganya wujudnya tidak terlihat," kata Aulia seraya tersenyum kecut.
Aulia berusaha untuk menenangkan dirinya, bahkan dia terlihat menghela napas berkali-kali dan mengeluarkannya dengan perlahan.
Setelah merasa lebih tenang, Aulia terlihat keluar dari dalam mobilnya. Dia memasang wajah datar tanpa ekspresi, walaupun hatinya terasa diiris-iris.
Aulia berjalan dengan tenang menghampiri Andika yang sedang membukakan pintu kaca toko kue itu, dalam hati dia menangis saat melihat Andika hang berlaku sangat manis kepada Andini.
Saat dia sudah mendekat ke arah Andini dan juga Andika, tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing. Perutnya bahkan terasa mual, dia ingin segera memuntahkan isi perutnya dengan cepat.
"Permisi, bisakah aku lewat terlebih dahulu?" tanya Aulia dengan wajah yang memucat.
Andika yang sedang memegangi pintu kaca terlihat menolehkan wajahnya ke arah Aulia, dia terlihat begitu kaget. Apalagi saat melihat wajah Aulia yang begitu pucat.
"Maaf, Tuan, Nyonya. Bisakah saya masuk duluan?" tanya Aulia seraya menahan rasa mual.
Perutnya bahkan kini terasa diaduk-aduk, dia sudah tidak tahan ingin mengeluarkan isi perutnya.
Andini sempat menolehkan wajahnya ke arah Andika, melihat suaminya yang hanya diam saja, Andini terlihat menarik Andika agara tidak menghalangi jalan.
"Terima kasih, Nyonya," ucap Aulia.
Setelah mengucapkan kata terima kasih, Aulia terlihat masuk dan berlari menuju toiletm Andika sempat memperhatikan Aulia yang berjalan dengan tergesa, bahkan dia hampir terjatuh karena tersandung kaki meja
Ingin sekali dia menghampiri Aulia, tapi hal itu tidak mungkin dia lakukan. Karena ada Andini di sampingnya.
"Mas, kenapa kamu malah liatin cewek itu?" tanya Andini yang melihat suaminya hanya diam saja.
"Eh? Tidak apa-apa, aku hanya merasa kasihan sama wanita itu. Wajahnya pucet banget," kata Andika.
"Dia kaya orang lagi hamil ya," celetuk Andini dengan senyum kecut di bibirnya.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Andini, Andika langsung menolehkan wajahnya ke arah istrinya tersebut.
Dia sempat melihat gurat kekecewaan di wajah istrinya, Andika tahu karena memang Andini tidak bisa mengandung.
Sudah dapat dipastikan dia akan terlihat kecewa setiap kali membicarakan masalah kehamilan, apalagi Alika kemarin baru saja datang ke rumahnya dan meminta Andini untuk melakukan program bayi tabung.
Andika dan Andini harus mencari banyak alasan agar Alika mengerti, pada akhirnya Alika terlihat merajuk karena merasa jika Andini terlalu berbelit-belit dan tidak mau memberikan dirinya cucu.
Padahal, bukan seperti itu. Kenyataannya Andini pun sama seperti perempuan lainnya, dia ingin memiliki keturunan. Hanya saja Tuhan berkata lain.
"Aku bilang dia kaya wanita hamil kok kamu malah bengong?" tanya Andini.
"Eh? Sudahlah, kamu ngga usah bahas itu. Kita pulang," ajak Andika.
Andini tersenyum, lalu dia mengagukkan kepalanya. Dia memang harus segera pulang, dia tidak mau banyak pikiran.
Andiki dan Andini memutuskan untuk segera pulang, Andika terlihat berpikiran dengan apa yang dikatakan oleh Andini.
Jika benar Aulia hamil, itu tandanya benih yang dia tanam sudah mulai tumbuh. Tanpa terasa senyuman manis tersungging di bibirnya.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Andini saat melihat Andika membukakan pintu mobil untuknya dengan senyum manis di bibirnya.
"Tidak apa-apa, aku punya ide. Tapi nanti saja kita bicatakan," kata Andika.
Setelah mengatakan hal itu, Andika langsung mengajak Andini untuk segera pergi ke kediamannya.
Dia harus segera membawa wanita itu untuk pulang, karena dia ingin segera menemui Aulia dan memastikan sesuatu.
Dia ingin segera membawa Aulia ke dokter, karena dia ingin memeriksakan kondisi dari Aulia saat ini. Jika benar dia mengandung, tentu saja dia akan merasa sangat bahagia.
Di dalam toko kue.
Aulia yang baru saja memuntahkan semua isi perutnya, terlihat begitu lemas. Dia berjalan dengan gontai, bahkan tangannya terlihat berpegangan pada tembok.
"Oh ya Tuhan, kepalaku!" keluh Aulia sebelum tubuhnya ambruk ke atas lantai yang dingin.
Seorang pengunjung yang melihat Aulia tidak sadarkan diri langsung mencoba untuk membangunkan Aulia, sayangnya Aulia tidak juga terbangun.
Karena merasa sangat khawatir, akhirnya dia memutuskan untuk membawa Aulia ke klinik terdekat.
"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya pria itu.
Mendengar pertanyaan dari pria itu, dokter nampak tersenyum. Kemudian, dia menepuk pundak lelaki itu dengan perlahan.
"Selamat ya, PaK. Istri anda sedang mengandung, usia kandungannya sudah empat minggu," jelas Dokter.
Pria yang mengantarkan Aulia itu nampak terdiam, dia bingung harus berkata apa. Dokter perempuan itu terkekeh, dia menyangka jika pria di hadapannya terlalu bahagian akan kehamilan istrinya.
"Saya tinggal ya, Pak. Nanti kalau istrinya sadar, bisa kasih tahu saya lagi agar bisa. melakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Dokter itu.
Pria itu hanya mampu menganggukan kepalanya sebagai respon dari apa yang dikatakan oleh dokter, dia terlihat bingung.
"Hastaga! Nikah aja belum gue udah disangka mau punya anak aja," kata pria itu seraya tersenyum kecut.
Dia merasa tidak suka saat dirinya disangka sebagai seorang pria yang sudah beristri, tapi saat melihat wajah Aulia yang begitu pucat dia merasa iba.
Dia duduk di bangku tunggu, lalu menatap wajah Aulia yang terlihat begitu pucat. Wajah Aulia terlihat tetap cantik walaupun dalam kondisi pucat seperti itu.
Pria yang ada di hadapannya itu nampak berdecak kagum, mungkin ini adalah aura ibu hamil, pikirnya.
"Ya Tuhan, laki elu ke mana sih? Punya bini cakep begini malah dianggurin, mana ampe pingsan kaga ada yang nemenin. Gue embat juga nih cewek biar lakinya nyesel," gerutu pria itu.
Di lain tempat.
Andika terlihat memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumahnya, dia terlihat turun dengan capat lalu membukakan pintu mobilnya untuk Andini.
"Terima kasih," kata Andini.
"Sama-sama," kata Andika.
Setelah mengatakan hal itu, Andika terlihat menuntun Andini untuk masuk ke dalam rumahnya. Andika mengajak Andini untuk duduk di ruang tengah.
"Ehm, Sayang. Mas ada perlu, aku mau pergi dulu. Jangan menunggu, aku akan lama," kata Andika.
"Memangnya mau ke mana?" tanya Andini.
"Ada perlu sebentar, nanti juga kamu akan tahu. Ini juga untuk kebaikan kamu," kata Andika.
Dahi Andini terlihat mengerut dalam ketika Andika mengatakan hal itu, dia tidak paham dengan maksud dari Andika.
"Maksudnya bagaimana sih?" tanya Andini.
"Sudah, kamu tidak perlu tahu. Nanti kalau sudah pasti, aku akan kembali dan mengatakannya kepadamu," kata Andika.
"Baiklah," katak Andini mengalah walaupun dia tidak paham.
Setelah berpamitan kepada istrinya, akhirnya Andika kembali melajukan mobilnya menuju toko kue di mana dia bertemu dengan Aulia.
Saat dia tiba di sana, ternyata dia tidak bisa bertemu dengan Aulia. Andika akhirnya memutuskan untuk menelpon istrinya tersebut, dia berharap jika Aulia akan mengangkat panggilan telpon darinya.
Namun, berkali-kali dia menelpon istrinya, Aulia tidak pernah mengangkatnya. Bahkan saat dia melakukan panggilan video call pun tidak diangkat, Andika menjadi cemas dibuatnya.
"Kamu ke mana, Sayang? Kenapa panggilan teleponku tidak diangkat?" tanya Andika.
Andika terlihat menatap ponselnya, dia berharap jika Aulia akan segera menelpon dirinya. Setidaknya jika Aulia pergi bekerja, Aulia mau mengirimkan pesan chat padanya.
"Ya Tuhan, apa dia marah padaku?" tanya Andika.
Tidak lama kemudian, Andika kembali mencoba untuk menghubungi istrinya. Sayangnya panggilannya malah tidak tersambung, Andika merasa sangat khawatir.
"Kamu ke mana, Sayang? Marahkah kamu sama aku?" tanya Andika dengan sedih.
***
Siang, Ayang. Satu bab untuk menemani waktu siang kalian, hatur nuhun sudah meninggalkan like dan komentnya. Love sejagat raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Mom La - La
cemburu pestinya.. tpi nggak bisa ngapa2in. aku turut prihatin
2023-02-09
0
Sandisalbiah
Andika kurang bijak, berani berpoligami harusnya dia sadar dong kalah harus berlaku adil terhadap dua istrinya terlepas apapun alasan dr poligami itu sendiri lah ini lebih banyak menghabisjan waktu utk Andini hingga berbulan dan mengabaika Aulia..udah gitu gak jujur lagi.. hadeehhh... ini dr awak emang salah Aulia si yg membodohin diri sendiri, nah dah gini repot sendiri juga kan... cinta tp gak pake logika... konyol yg ada...
2023-01-08
0
𝓐𝔂⃝❥Etrama Di Raizel
Lanjutkan kebohongan mu Andika 😏😏
2022-12-27
0