Tristan meninggalkan mereka berdua untuk berbicara, Kayla mengatakan dia sudah baik-baik saja. Tristan lalu meninggalkan Apartemen Thania, tapi tetap masih dengan kekhawatirannya.
Di dalam kamar tidur, Kayla kemudian menceritakan pada Thania tentang perkataan Melvin padanya, juga tentang perceraiannya dengan Rico.
"Kay... terlepas dari semuanya. Aku pikir hikmah dari semua ini kau akhirnya bisa berpisah dari Rico. Pernikahan tak sehat seperti itu hanya akan terus menyakiti kalian berdua."
"Aku tau itu, biarkan malam ini aku tidur disini."
"Tentu, istirahatlah." Thania lalu meninggalkan Kayla untuk tidur, ia berjalan ke arah jendela memeriksa mobil Tristan di parkiran, ternyata sudah tak terlihat keberadaannya.
Beberapa hari kemudian, Rico bertemu dengan Kayla di kamar hotelnya. Dia membawa surat cerai yang sudah dirinya tanda tangani.
Kayla langsung mendatangani surat cerai itu.
"Sekarang kita resmi bukan suami istri lagi Kay. Maafkan aku, jalani hidupmu dengan bahagia. Aku mendoakan kamu bisa menemukan anakmu. Aku merasa iri dengan Radit, dia laki-laki paling beruntung yang dicintai wanita sepertimu meskipun sudah tiada." Rico menatap Kayla penuh keikhlasan.
"Terimakasih Rico, aku juga mendoakanmu yang terbaik. Suatu hari saat kamu menemukan kembali wanita yang kamu cintai, jangan kamu sia-siakan. Cintai dia dengan segenap hatimu."
Rico tersenyum getir, sekuat apapun dirinya hatinya masih terasa sakit.
"Ya, aku akan mengurus semua tentang perceraian kita. Aku pergi." Rico berbalik badan pergi tanpa menoleh lagi ke belakang.
"Semoga kamu bisa menemukan kebahagianmu sendiri Rico."
Esok harinya semua barang-barang Kayla dari rumah Rico sudah berada di dalam kamar hotelnya. Ia semalam menelepon Rico untuk mengirim barang-barangnya yang memang tak banyak.
Sejak Melvin mendatangi Perusahaan tempatnya bekerja, Kayla ijin untuk tak datang ke kantor. Ia memang tak enak badan dan masih belum sanggup mendengar bisikan-bisikan dari teman-teman sekantornya tentang kejadian dirinya waktu itu bersama Melvin.
Melvin pun tak pernah lagi meneleponnya.
Kayla memikirkan untuk menyewa Apertemen kecil untuk dirinya sendiri, meskipun ia pasti sibuk bekerja dan jarang bisa berada dirumah tapi setidaknya dia punya tempat untuk ditinggali.
Tok... tok... tok...
Kayla menatap pintu kamar hotelnya mendengar seseorang mengetuk pintu. Lalu ponselnya berdering, Melvin meneleponnya.
Kayla memikirkan terkakhir kali dirinya tak mengangkat panggilannya, Melvin melakukan hal yang mempermalukannya. Akhirnya dengan berat hati, ia mengangkat panggilan teleponnya.
"Aku di depan kamar hotelmu, buka pintunya." Suara bass Melvin terdengar, lalu sambungan terputus.
Kayla menghela nafas beratnya, berjalan ke pintu kamar hotel membuka pintunya.
Melvin langsung masuk, ia sudah tahu Kayla sudah menandatangi surat cerai dan sedang diproses di pengadilan.
"Kumpulkan semua barang-barangmu, kita akan berangkat ke Jakarta. Kau ikut aku!" Melvin berkata dengan ringan seolah semua perkataannya memang akan dipatuhi.
Kayla mengepalkan kedua tangannya, ia berusaha menahan amarahnya.
"Melvin aku punya kehidupanku sendiri, aku bekerja dan mempunyai tanggung jawab di Perusahaan. Aku juga--"
"Kau apa? Setelah kau berpisah dengan Rico, kau akan bersama Tristan?"
Belum selesai Kayla bicara Melvin memotong ucapannya.
"Kau mencari info tentangku! Lagipula aku berhak menjalani hidupku! Dengan siapa aku berhubungan, kau tak punya hak! Kau pikir kau siapa!" Kayla akhirnya mengamuk.
Melvin mendekati Kayla dengan mata elangnya, dia mengeraskan rahangnya terdengar gretakan giginya karena menahan marah.
"Jangan mencoba melawanku Kay, kau tau aku bisa berbuat apapun. Kalau kau tak menurutiku, teman-temanmu akan bernasib buruk seperti Rico!"
"Thania dan Tristan bukan? Aku bisa menginjak mereka seperti semut!" Ancamnya.
Kayla menatap Melvin seolah Melvin sudah gila. "Kau gila!"
"Ya! Aku gila! Kau harus merasakan rasa sakitku karena darah dagingku sudah kau bunuh!"
Kayla mundur untuk mengambil ponselnya ingin mencari bantuan, ia merasa Melvin benar-benar sudah sangat gila.
Tapi sayang Melvin melihat gerakannya, dengan cepat dia mengambil ponsel Kayla lebih dulu lalu melemparnya sampai hancur.
"Tidak!" Kayla berteriak saat melihat ponselnya hancur.
"Aku tak main-main dengan ucapanku Kayla! Ikut denganku dengan menurut atau teman-temanmu akan berakhir seperti ponselmu ini! Hancur seketika!"
Kayla seketika menyerah, ia menuruti semua perintah Melvin padanya. Teman-temannya adalah hal berharga baginya sekarang.
Beberapa jam kemudian, Kayla turun dari dalam mobil. Setelah naik pesawat bersama Melvin untuk ke Jakarta, akhirnya dia meninggalkan kota Surabaya.
Para pembantu berjejer rapi di depan pintu masuk rumah yang sangat besar. Mereka menunduk saat Melvin merangkul Kayla masuk ke dalam rumah.
"Den... " ucap bibi pengurus Rumah dari dalam menghampiri Melvin.
"Bi Titin, namanya Kayla. Bilang pada semua pembantu, layani dia. Berikan semua keinginannya, tapi jangan biarkan dia keluar Rumah." Melvin memerintahkannya di depan Kayla langsung.
Kayla hanya mengigit bibirnya, ia tau tak bisa melawan keinginan Melvin.
"Iya Den... " jawab Bi Titin.
"Satu lagi, jangan biarkan siapapun masuk kesini tanpa ijin dariku, termasuk semua keluargaku."
"Bibi ngerti, Den Melvin."
Melvin berjalan menaiki tangga, ini adalah Rumah pribadinya. Dia terkadang tinggal disini, tapi kebanyakan dia tinggal di Rumah utama bersama semua keluarganya.
"Ini kamarmu, aku akan sering datang. Kau ingat semua perkataanku tadi di mobil. Jangan pernah melakukan apapun tanpa seijinku!"
Kayla tak menjawabnya, ia masuk ke dalam kamar dan berjalan ke arah jendela kaca besar. Diluar kamarnya terlihat taman bunga yang sangat indah. Ada bunga Matahari kesukaanya juga.
"Panggil Bi Titin jika kau membutuhkan sesuatu. Aku harus pergi ke rumah orang tuaku. Besok aku makan malam disini, aku ingin makan masakanmu."
Melvin hanya melihat punggung kesepian Kayla. Ia sudah menekadkan keinginannya, Kayla hanya akan menjadi miliknya. Tidak boleh ada lelaki lain memilikinya, meskipun Kayla menderita bersamanya.
"Jangan bikin ulah Kay, aku pergi."
Setelah kepergian Melvin, pertahanan Kayla akhirnya runtuh. Ia menangis dengan begitu pilu, membenci Melvin juga membenci hidup yang dijalaninya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
𝑨͢𝒔𝒌𝒂
hm seperti Kayla emang harus punya stok kesabaran yang banyak dech
2022-10-28
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤᭄𒈒⃟ʟʙ⏤͟͟͞͞R
rico keren sudah melepas kayla dengan ikhlas karena bagaimanapun kamu memaksa nyatanya hati kayla hanya untuk radit
dan melvin andai kamu tahu bahwa yang kayla lakukan hanya demi menemukan buah cinta kalian, kamu akan menyesal telah membuatnya tertekan dan menderita
2022-10-24
1
ᵘⁿⁱ🅢🅐🅡🅘💋E𝆯⃟🚀`oғғ
tega banget sih, Kayla gak boleh keluar rumah....
2022-10-23
0