Tak disangka hal yang diluar batas pikirannya terjadi, saat dirinya selesai bekerja dan berjalan keluar bersama Thania karena janji mereka. Sebuah kejadian yang membuatnya sangat malu terjadi.
Diluar Perusahaan, Melvin berdiri bersender di mobil mewahnya. Dia memakai pakaian rapi dengan seikat bunga mawar merah di tangannya. Keberadaannya sangat mencolok, membuat semua mata para karyawan yang baru saja selesai bekerja menatapnya.
Kayla menggeleng saat melihat Melvin berjalan mendekatinya.
Jangan! Aku mohon Melvin! Jangan lakukan ini padaku, kau akan membuatku malu!
Tapi sayang harapan Kayla sirna, dengan lancang Melvin menarik tubuh Kayla menempel padanya. Memberikan mawar di tangannya, lalu berbisik di telinganya.
"Ini akibatnya kalau kau lancang tak mengangkat panggilan dariku. Kau adalah milikku Kay dan ini adalah hukumanmu!" Lalu Melvin mencium bibir Kayla di hadapan semua orang.
Semua orang terkejut, mereka mengetahui Kayla sudah menikah dan mereka bahkan juga tahu siapa suaminya. Bisik-bisik terdengar dari sekelilingnya, membuat Kayla seketika shock.
Tristan melihatnya juga, ia menatap Kayla dan sadar tubuh Kayla bergetar. Wajah Kayla terlihat ingin sekali menghilang dari pandangan semua orang. Dirinya memang tak mengerti apa yang sedang terjadi pada Kayla, tapi ia sudah mengenal Kayla selama 2 tahun. Dirinya tahu Kayla sedang merasakan ketakutan.
Tristan maju mendekati Kayla, dia menarik kerah Melvin lalu mendorongnya kasar.
"Siapa kau!" bentak Tristan.
Tristan menarik tubuh Kayla ke belakangnya melindunginya, Thania yang baru tersadar dari keterkejutannya segera memeluk tubuh Kayla.
Melvin menatap tajam pria yang mendorongnya, tak menyangka akan ada pria yang melindungi Kayla. Rasa panas membakar hatinya, tapi dirinya berusaha untuk tetap tenang.
Melvin tak meladeni pria di hadapannya, ia berbicara pada Kayla.
"Kay, untuk sekarang aku akan pergi. Tapi ingat, angkat teleponku saat aku menghubungimu, atau kamu tau akibatnya bukan."
Setelah melemparkan kata-kata peringatannya, Melvin berjalan pergi ke arah mobilnya.
Rian membuka pintu untuk Bosnya dan segera melajukan mobilnya pergi dari sana.
Tristan membubarkan semua orang yang berkumpul, dia dan Thania lalu membawa Kayla masuk ke dalam mobilnya.
Tristan melajukan mobilnya pergi dari sana.
"Pergi ke Apartemenku," Thania dengan cepat memutuskan tujuan mereka.
Tristan menatap Kayla dari kaca spion depan mobil, wajah Kayla sangat pucat. Amarah menguasainya, Tristan memukul setir mobil merasa menyesal tak memukul pria yang membuat keadaan Kayla seperti sekarang.
Thania memaklumi kelakuan Tristan, karena dirinya pun berpikiran sama, menyesal tak memukul Melvin. Ia mengenal Melvin, Kayla bercerita semua tentang Melvin padanya, bahkan tentang janin yang sengaja Kayla gugurkan.
"Bajingan!" Umpat Thania di dalam mobil, ia memeluk tubuh Kayla yang seakan sudah tak bernyawa.
Saat sampai di Apartemen Thania, melihat keadaan Kayla yang linglung. Tristan memangku tubuh Kayla, membopongnya membawanya masuk ke dalam Apartemen Thania.
"Tristan, baringkan Kay disini," Thania membenahi bantal di atas tempat tidurnya.
Tristan membaringkan tubuh lemah Kayla, sejak mereka bertiga meninggalkan Perusahaan, tak satu patah katapun terucap keluar dari bibir Kayla.
"Jaga dia, aku akan membuat teh mint hangat."
Thania keluar dari kamarnya berjalan ke arah dapur.
Tristan mengambil tangan Kayla, menaruhnya di genggamannya. "Kay, bicaralah. Aku mohon... jangan seperti ini."
Kayla hanya menatap kosong, tak membalas ucapannya. Tristan tak menyerah, sekali lagi mencoba mengajak Kayla mengobrol.
"Aku takkan menanyakan apapun padamu, tapi setidaknya jangan seperti ini. Kau seakan sudah kehilangan jiwamu. Kay... "
Tak sadar Tristan mengecup tangan Kayla yang berada di dalam genggamannya.
Tak lama Thania masuk kembali, ia melihat Tristan terus mengecup tangan Kayla yang digenggamnya. Ia tak ingin berpikir banyak, berjalan mendekati ranjang dengan membawa 2 cangkir teh hangat di atas nampan.
"Minumlah, ini untukmu. Biar aku yang memberi minum Kayla," menyodorkan satu cangkir teh pada Tristan.
Tristan mengambilnya, ia bangun dari sisi tempat tidur dan berdiri disamping.
Thania duduk, ia mendekatkan bibir cangkir ke bibir Kayla.
"Minumlah Kay, aku tau kamu shock dengan yang terjadi barusan. Apalagi kamu sedang banyak pikiran dan masalah. Jangan seperti ini, lebih baik kamu menangis. Setidaknya itu akan sedikit membuatmu merasa lega."
Akhirnya Kayla merespon, ia menangis dengan begitu kasihan. Thania menyimpan cangkir di meja samping, ia lalu memeluk Kayla menenangkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Yuyun
menetes air mataku....yg kuat ya kay
2022-12-26
2
𝑨͢𝒔𝒌𝒂
tetap semangat ya Kayla beban hidup emang terkadang membuat kita gila
2022-10-25
0
🤍
Buat kejutan nie cerita na
2022-10-23
0