Anita masuk ke kamar Rico, melihat adiknya sedang duduk di sofa memijit kepalanya.
"Rico, katakan ada apa?" Tanya Anita.
Rico masih menunduk memijit kepalanya yang pusing, "Apa maksud Kakak?"
"Aku merasa ada yang aneh, apa ini tentang Melvin?" Desak Anita.
Rico akhirnya mengangkat kepalanya, menatap Kakaknya penuh selidik.
"Dimana Kakak mengenalnya? Kenapa tak pernah cerita padaku. Aku bahkan kaget saat minggu lalu kakak tiba-tiba bilang akan bertunangan." Ucap Rico.
"Aku bertemu dengannya saat peragaan busana batikku di Jakarta. Aku dikenalkan seorang temen, dia bilang ada seseorang yang ingin berkenalan karena terkesan dengan pakaian yang aku buat. Akhirnya kami berkenalan dan Melvin secara gencar mendekatiku terus. Akhirnya kami memutuskan berhubungan. Kini hampir dua bulan aku mengenalnya." Jelas Anita.
"Lalu keluarganya? Kenapa mereka tidak datang di pertunangan?" Tanya Rico kembali.
Anita menghela nafas lalu ikut duduk, "Melvin bilang keluarganya sudah menemukan wanita untuk Melvin nikahi bahkan sudah bertunangan, tapi dia memutuskan pertunangannya karena lebih memilihku. Akhirnya keluarganya tak merestui kami, tapi katanya dia akan terus membujuk orang tuanya sampai menerimaku. Hanya saja kata Melvin, untuk saat ini biarkan dulu semuanya berjalan apa adanya."
"Jadi Kakak tidak tahu apapun atau pernah bertemu dengan keluarganya?"
Anita mengerti pemikiran adiknya, tapi dirinya benar-benar sudah jatuh cinta pada Melvin. Hanya bisa memercayai semua ucapannya. "Sudahlah, biar Kakak yang urus tentang Melvin. Kalian akurlah, kau jangan bikin ulah."
Anita berdiri dari duduknya, berjalan pergi keluar kamar adiknya.
*
Kayla membuka pintu kamar hotelnya, melempar tas dan kunci mobilnya sembarangan. Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, mengasihani dirinya sendiri.
"Dia tidak mungkin Radit. Tidak mungkin, apa yang aku harapkan sebenarnya."
Melvin keluar kamarnya, masuk ke dalam mobilnya. Ia pergi, tanpa berpamitan pada Anita.
"Bos, kita akan kemana?" Tanya Rian.
"Ke hotel Kayla, pesan satu kamar. Sepertinya Kayla pergi ke hotelnya. Rian, apa waitress yang memberikan minuman bercampur alkohol pada Kayla malam itu sudah kau tutup mulutnya. Jangan sampai jika ada yang menyelidikinya, semua ketahuan."
"Beres Bos, aku adalah seorang profesional. Anda tau kan," Rian meyakinkan Bosnya.
Ponsel Melvin berdering, Anita meneleponnya. Tak ingin mengangkatnya, ia membiarkannya.
Melvin masuk ke dalam kamar hotelnya sendiri, menyuruh Rian meminta koki hotel menyiapkan makanan untuk dua orang dan mengantarkannya ke kamarnya.
Kayla sedang memeriksa data yang dikirimkan Tristan, dirinya hanya ingin melupakan kejadian hari itu dengan sibuk bekerja.
Tapi ketukan di pintu kamarnya membuatnya heran, ia tak sedang menunggu apapun atau siapapun.
"Room Service!" Ucap seseorang dari luar kamarnya.
Tanpa curiga Kayla berjalan ke pintu, membuka pintunya. Seketika kedua matanya terbelalak, Melvin ada di depan pintu kamarnya dengan kedua tangannya memegang trolley makanan.
Kayla berusaha menutup pintu kamarnya, tapi gerakannya kalah cepat dari gerakan Melvin yang mendorong trolley masuk.
Kayla terdorong ke belakang, Melvin maju mendorong trolley lalu menutup pintu kamar dan menguncinya.
"Menurutmu apa yang sedang kau lakukan Tuan Melvin? Ini kejahatan! Kau menerobos masuk kamarku!" Kayla tersulut emosinya.
Melvin hanya berjalan santai mendorong trolley makanan ke arah meja. Satu persatu makanan ia pindahkan dari trolley ke meja.
"Kau pasti lapar, aku juga. Ayo makan bersama," ucap Melvin setelah selesai menata makanannya.
Kayla merasa frustasi, ia berjanji akan menjauhi Melvin tak disangka lelaki itu malah mendekatinya.
"Pergilah Tuan, selagi aku masih bicara secara baik-baik," Kayla mencoba sabar menghadapinya.
Melvin malah mendaratkan tubuhnya duduk di kursi, ia menumpuk kedua kakinya bersikap santai.
"Melvin! Pergi!" Akhirnya amarah Kayla benar-benar tak bisa ditahan lagi.
Melvin menatapnya, melihat ekspresi Kayla yang seperti menahan emosinya dan seperti akan menangis. Akhirnya ia mengalah, bangkit berdiri dari duduknya berjalan ke arah pintu mendekati Kayla yang masih berdiri disana.
"Kalau kau tak ingin aku mengganggumu, makanlah. Habiskan! Tubuhmu terlalu kurus. Jika tidak, aku akan terus menganggumu," nada suara Melvin bersungguh-sungguh, sepertinya ucapannya memang akan dia lakukan.
Kayla menancapkan kuku di telapak tangannya, benar-benar tak ingin bersilat lidah lagi dengan lelaki gila di depannya.
"Baiklah, sekarang pergilah. Aku mohon." Jawab Kayla.
Melvin tersenyum merasa sudah menang. "Wanita penurut, aku suka."
Melvin lalu keluar dari kamar Kayla, tapi saat pintu ditutup dengan keras di belakangnya senyuman di wajahnya menghilang.
"Kayla, aku akan membuat pernikahanmu berakhir! Tapi, aku takkan pernah mau kembali padamu!" Mata Melvin sarat akan kebencian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
helleehhhh... simpan sj semua sumpah serapahmu itu, Radit. mna bisa kmu mendustai hatimu. palingan lambat laun cinta di hatimu akan kembali bersemi.. karena rasa itu sdh mendarah daging menyatu dlm aliran darah & detak jantungmu..
2022-10-23
0
𝑨͢𝒔𝒌𝒂
hm...pasti ntar kamu menyesal Melvin setelah tau kalo Kayla tuh cinta nya sama kamu
2022-10-19
2
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
hhmmm.... kadang mulut am hati suka ngeles aja wkwkwkwk tp klo dah tau kebenaran nya pasti Radit bakal lari tunggang langgang meluk Kayla 😌😌😌
2022-10-19
0