Di ruangan penjara. Dini hari.
Liu tidak bisa melihat apapun selain jeruji besi. Ia duduk di bawah sembari memegang kakinya sendiri. Kenapa ia begitu sial hari ini?
Kenapa ekspektasinya soal kehidupan tidak terwujud? Di mana kehidupan menyenangkan setelah lahir kembali?
Di mana ia mendapatkan misi mudah, mendapat uang, berkencan dengan gadis cantik….
PLAK!
‘LIU INGAT TUJUANMU! JANGAN SALAH ARAH!’ Liu menampar pipinya keras. Baru saja sebentar di kota ia langsung lupa tujuan utamaya.
Kebanyakan melihat kehidupan orang lain membuatnya lupa diri. Liu menggelengkan kepalanya mengusir pikiran itu.
‘Maaf Kakek An!’ Liu menempelkan kedua tangannya. Ia berusaha tenang, menjernihkan pikirannya.
Terkadang kejadian buruk memaksa orang mencari kesenangan yang bukan semestinya. Liu tidak mau berubah arah ketika ada masalah begini.
‘Tidak apa! Ini jalan hidupku! Tidak sulit tidak seru!’ Liu menguatkan lagi tekadnya. Ia bukan anak gampangan yang ingin serba enak.
Situasi begini akan menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya!
“Sistem….” Liu memastikan suaranya pelan, ia tidak mau mengganggu yang lain.
Kebetulan juga di sel tahanan khusus ini, tidak ada siapapun selain dirinya, jadi ia agak bebas.
[ABRAKADABRA]
“….”
“Ngomong apaan?” Liu tidak mengerti perkataan sistemnya. Jarang-jarang juga dia mengatakan hal aneh begitu.
Liu melihat ke telapak tangannya, memang tanda tengkorak masih ada. Sebelumnya orang banyak menganggapnya sebagai simbol aliran sesat. Sekarang tidak bercahaya biru seperti biasanya.
‘Kenapa ya….?’ Liu mencoba komunikasi lagi, tapi tetap saja tidak berhasil.
‘Apa kali ini benar-benar rusak?’ Liu jadi tidak enak.
“Wah bahaya banget!” Liu terus mencoba, bukan hal yang sulit keluar dengan bantuan sistemnya. Tapi kenapa malah macet begini?
Tanpa sistem ia tidak bisa mengumpulkan Qi dan mempenyokkan jeruji besi. Ia tidak bisa melakukannya.
Tanpa ia sadari waktu terus berjalan, sampai pagi pun Liu tidak kunjung berhasil menghubungi sistemnya.
“Ngork!”
Sementara Liu akhirnya tidak tahan dan tidur juga, dan tak lama suara pintu penjara di buka. “Bangun!”
“Ah apa?” Setengah sadar Liu berjalan keluar ruangan sel, ditarik dan dipaksa berjalan cepat.
Pagi-pagi benar begini Liu langsung keluar sel, ada apakah gerangan? Liu mengumpulkan nyawa sembari berjalan. Ia juga memerhatikan ruangan sel yang lain.
Banyak ruangan sel telah dilewati, namun tak kunjung ia temukan yang dikenalnya.
“Tuan, nona yang bersama saya kemarin di mana?” tanya Liu pelan.
Petugas yang terlihat garang itu menatapnya, dan akhirnya mengatakan sesuatu. “Temanmu di pindahkan ke kota lain.”
“Di- dipindahkan?” Liu heran, kenapa bisa secepat itu?
“Simpan omonganmu untuk yang terakhir kalinya nanti.”
“… apa?” Liu terdiam.
***
Sementara itu di tengah kota. Seorang pria bertopi coklat mengumumkan sesuatu dari tempat eksekusi yang tinggi. “Saksikanlah, eksekusi seorang pengikut aliran sesat!”
Sebuah tempat untuk eksekusi mati sudah tersedia, yakni sebuah tempat yang lebih tinggi terbuat dari kayu namun kokoh. Dibuat khusus dengan kecepatan dan keakuratan yang tinggi. Dan tidak lupa dibuat sebuah lubang khusus agar korban tidak menapak ke lantai kayu dan hanya bergelatungan dengan tali pada lehernya.
Pagi-pagi benar berita dadakan ini menarik perhatian dan tidak butuh waktu lama kerumunan orang pun tercipta.
Padahal biasanya pagi-pagi tidak terlalu ramai bahkan di pusat kota sekalipun, namun kali ini berbeda. Orang-orang penasaran akan siapa yang terang-terangan berada di jalan salah. Beragam komentar dan pendapat pun terdengar menghiasi pagi yang tenang.
Menggunakan kekuatan sesat demi kepentingan pribadi adalah hal yang dihindari orang. Sudah lama tidak ada eksekusi umum. Yang tujuan dari kegiatan ini tentunya memberi efek jera dan peringatan bagi siapapun yang tidak taat peraturan.
Sementara itu ada tiga orang pria besar yang tengah berdagang juga memanfaatkan kesempatan ini. Mereka belum lama masuk kota, menghentikan kudanya di pinggir dan berjualan di antara kerumunan orang ini. Tidak disangka strategi mereka ini membuahkan hasil yang bagus.
Orang-orang mulai bosan menunggu dan ingin ngemil, sontak dagangan ketiga pria besar ini laku keras bak permen yang disodorkan ke anak-anak.
Dan tak lama sang setelah pembawa acara berkata panjang lebar, tibalah sang terdakwa yang diikat dengan tali keras pada kedua tangannya, sementara riuh penonton makin terdengar keras.
Hal itu membuat perhatian ketiga pria besar sebagai pedagang juga teralihkan, mereka maju perlahan di antara kerumunan orang itu. Seketika itu juga mereka bertiga terlihat terkejut.
“Kak, bukankah dia yang menolong kita?” Salah seorang pria besar itu menoleh.
“Ya, kenapa dia bisa dihukum begini?” jawab pria besar lain mengangguk diakhiri dengan pertanyaan.
Sementara pria besar satunya yang tidak tahu apa-apa terdiam. Ia sudah mendengar cerita ini dari rekannya. Yang ia tahu pemuda yang dihukum itu punya kekuatan yang hebat, dan mengampuni perbuatan jahat mereka.
Tapi pertanyaan mereka bertiga adalah, kenapa? Kenapa pemuda yang baik hari itu malah dihukum begini?
Xiao Liu tidak ditutup matanya. Ia dilucuti pakaiannya demi mempermalukannya di muka umum. Sementara ia sudah berdiri di bawah tiang dan tidak lama lagi algojo akan melakukan urusannya.
Liu memandang ke para penonton. Ia bukannya putus asa, namun lebih kepada depresi karena malah dihukum begini.
Bukannya pujian dan terima kasih yang didapat setelah menyelesaikan misi penting. Eh malah sebaliknya, terkadang realita tak sesuai espektasi.
‘Dewi Xinmu, bukannya aku tidak mau berjuang.’ Meski mulutnya tak berkata apapun. Liu masih punya batin untuk mencurahkan segala unek-uneknya.
‘Mereka terlalu bodoh untuk tahu kebenaran.’
‘Tudak ada gunanya meyakinkan mereka… akhir-akhir ini aku juga bermusuhan dengan sistem….’
Liu sadar, tanpa sistem rasanya ada sesuatu yang kurang. Dan dia menghilang di saat paling dibutuhkan.
Masa sih perjalanannya begitu singkat? Di mana petualangan epik mencari jati diri dan menyelesaikan misi? Liu bertanya-tanya akan hal ini.
Liu tersenyum apa adanya dan perlahan menutup matanya, mau bagaimanapun juga ia harus menghadapi kenyataan yang terjadi sekarang.
Toh kalau belum waktunya mati dia tidak akan mati kok.
BUAGH!
BUAGK!
“Hei ada ribut-ribu apa ini!?” Belum sempat kayu penahan kaki Liu dibuka, terjadilah keributan di antara para penonton.
‘Tuh 'kan benar.’ Liu membuka satu matanya, mengintip apa yang sedang terjadi.
“Hei! Punya mata!?”
“BADANMU BESAR MENGHALANGI SAJA!”
“Seru juga perkelahian ini!”
Tiga orang pria besar berbaju berargumen satu sama lain. Membuat kericuhan makin menyebar dan tidak sedikit orang malah ikut-ikutan meramaikan.
Fokus kebanyakan orang tidak lagi pada acara, banyak orang yang saling baku hantam dengan alasan sepele dan konflik makin merembet antar penonton.
“Duh.” Pembawa acara memegang topinya, seperti pusing kenapa hal begini bisa terjadi.
‘Tuan-tuan itu….’ Liu memerhatikan dengan seksama. Rasanya tidak asing di matanya.
Liu memiringkan kepalanya berusaha mengingatnya. “Oh!” Akhirnya ia ingat! Siapa lagi kalau bukan tuan-tuan yang ia temui di tengah jalan sebelumnya!?
“HAH! SERU JUGA?!” Liu jadi terpacu semangat, perasaan depresinya langsung lenyap seketika itu juga. Dan ia tidak sengaja menyenggol tombol pembuka papan kayu di sebelahnya.
Dan papan yang menahan berat tubuhnya terbuka seketika itu juga.
Sret.
“Eh?”
Alhasil Liu langsung terjun ke bawah dengan tali yang masih mengikat keras lehernya. Di situasi begini….
[Sistem kembali … mengumpulkan Qi]
KRET!
Tali yang ada di lehernya putus seketika itu juga sebelum benar-benar mencekik lehernya!
Blugh.
Liu segera bangkit berdiri, ia tidak percaya lehernya bisa sekuat itu, tapi kini ia sudah bebas dan perhatian pun sudah lalu daripadanya!
Sementara itu Xiao Liu melihat salah seorang berbaju putih itu tersenyum ke arahnya, yang semakin menegaskan dugaannya sebelumnya adalah benar. Liu membalas senyuman itu dan mengendap-endap pergi dari situ.
Seorang wanita muda berjubah biru sadar dan membuntutinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments