Wilayah Kota Yanzin.
Liu mencari tempat pengobatan di wilayah itu, dan entah mengapa ia banyak melihat poster yang familiar.
Sebuah kertas pengumuman yang bergambarkan belati merah yang sama persis dengan yang ia lihat lima belas tahun lalu.
Apa itu berarti ibu pendekar yang tega menghancurkan desanya ada di sini? Liu tidak tahan ingin mencari tahu, tapi di sisi lain ia punya urusan yang harus diselesaikan.
Di depan pendaftaran klinik.
“Tidak punya uang tidak bisa!” Salah seorang perawat berbaju putih kehabisan kesabarannya.
“SEPULUH KOIN EMAS TERLALU MAHAL! AKU CUMAN PUNYA SATU!”
“TUAN KUMOHON! NONA INI BISA MATI!” Liu memaksa agar bisa masuk ke ruang perawatan. Bagaimana pun ia harus masuk demi Nona Yin!
“Aku ini perempuan! Tuan anda menghalangi antrian!”
“PENJAGA!”
“WEH!” Liu dikejutkan dengan penjaga klinik badan besar. Dan ia pun diusir keluar dari tempat itu.
“AH!” Liu mendengus kesal. Sudah susah-susah mencari tempat pengobatan, tidak ada yang menerimanya! Ini yang terakhir!
“Sistem, kamu yakin tidak ada lagi tempat lain?”
[Tidak ada Tuan]
Hari sudah beranjak petang dan dingin, sedang semua tempat pengobatan yang didatanginya mematok harga tinggi.
‘Sial!’ Beginikah rasanya tidak punya uang?
Ini tidak ada hubungannya dengan para bandit yang bertobat tadi. Liu masih memegang uang pemberian Nyonya Nuan.
‘Apa aku harus jadi orang kaya dulu biar bisa berobat?’ Liu protes.
Sudah capek-capek melesat ke kota, eh malah tidak ada yang menerimanya.
Bagaimana mungkin ia tidak merenung!?
Sementara tubuh Nona Yin yang digendongnya makin terasa dingin. Ini kurang bagus!
Liu berjalan pelan tanpa semangat, ia melihat orang berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing.
Memang ada orang baik namun mereka lebih sulit ditemukan di antara kebanyakan orang.
Keberuntungannya bertemu seorang seperti Nyonya Nuan tidak terulang lagi di kota. Liu akhirnya berisirahat di bangku besar taman bermain. Dengan perlahan ia membaringkan Nona Yin dan duduk di sebelahnya.
Kebetulan anak-anak sudah pulang ke rumah dan tidak banyak orang ada di sini. Tidak ada salahnya mendinginkan kepala di sini dahulu.
Pancuran taman terlihat indah dengan lampu-lampunya menghiasi malam. Sayangnya Liu tidak bisa menikmatinya.
BAGAIMANA IA BISA TENANG KETIKA ADA ORANG HAMPIR MATI DI SEBELAHNYA!?
Liu menggampar dirinya berkali-kali. Memastikan ia tidak memikirkan hal aneh.
‘Nona Yin harus selamat! Bagaimanapun caranya!’
[Mengakses informasi… pemecahan masalah dimulai….]
“….” Liu terdiam. Ia mendengar sistem mengoceh lagi.
[Memproses isi Kitab Herbal… Kutukan Mao]
“!?”
“Kamu tahu apa sistem!?”
[Tuan sekarang bisa membuat ramuan obat sendiri… bahan-bahannya ada di tas Nona Yin]
“….” Liu terdiam dan mengambil satu nafas panjang.
“KENAPA NGGAK BILANG DARI TADI!? AKU TIDAK PERLU KELILING KOTA ‘KAN!?”
[Sistem perlu memproses informasi dari buku yang Tuan baca… perlu waktu]
“….” Liu ingat ia iseng baca kilat semua buku yang ada di kediaman Nyonya Nuan. Tapi baru tahu sistem bisa membantunya.
“SEKARANG BISA!? BENER NGGAK NIH!?”
[Benar Tuan]
Liu setengah percaya, namun tidak bisa dipungkiri pikirannya terasa cemerlang sehabis sistemnya mengoceh.
Ini bukan kebetulan ‘kan?
Dengan cekatan Liu memeriksa tas barang Nona Yin. Memang tidak sopan tanpa izin begini, tapi apa boleh buat!
Liu melihat berbagai macam tanaman obat yang belum pernah dilihatnya, namun entah mengapa ia tahu seluk beluk tanaman itu, asal usulnya, fungsinya bahkan cara mengolahnya!
Aneh tapi nyata! Liu percaya pada intuisinya dan mengambil bahan-bahan obat yang diperlukan. Ia mengambil peralatan panci dan tumbukan. Mengolahnya dan memasukan bahan-bahan ke tempatnya.
[Mengolah Qi menjadi energi panas….]
Liu memegang panci berisi air dan tanaman obat itu. Sementara uap muncul dari tangannya.
Tak lama ia membuka ramuan yang punya bau kuat itu. Menuangnya ke sebuah gelas kecil dan dengan perlahan meminumkannya pada Nona Yin.
Liu terus memperhatikannya selama beberapa saat, masih belum terjadi perubahan….
Liu bisa mendengar suara detak jantung yang lemah dan tubuh dingin. Melihatnya tersiksa begitu lama bukanlah hal yang mudah.
‘Nona Yin….’
Pluk….
Liu sadar ada yang jatuh dari antara barang-barang gadis ini.
Perlahan Liu mengambil barang yang jatuh dan seketika itu juga ia terdiam.
Matanya melebar tidak percaya apa yang ia lihat, seketika suasana jadi begitu hening.
‘Belati merah?’
Liu bertanya-tanya dalam batinnya, ia melihat ke segala sisi benda itu, sementara ingatan membawanya ke masa lalu.
‘Mirip seperti punya ibu pendekar sesat….’
Seorang pendekar yang sudah menghancurkan desanya dan mengambil apa yang paling berharga untuknya. Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah mencarinya, menghentikan perbuatan jahatnya.
Liu sangat ingin menggunakan kata ‘balas dendam’ tapi mau bagaimanapun juga itu berhubungan dengan kebencian yang Kakek An larang.
Tapi Kakek An sudah tiada… ia tidak perlu selalu menurutinya bukan? Apakah salah ingin membalas perbuatan orang jahat itu? Jika dibiarkan tentu dia akan membuat banyak orang terluka ‘kan?
Liu dilema, mau bagaimanapun juga tujuannya tetap sama, yakni menemukan pendekar perempuan sesat itu, ke mana pun, bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun.
Demi Kakek An, apapun akan ia lakukan… ia tidak mungkin membuat Kakek An tidak tenang karena ulah pendekar sesat itu!
‘Kenapa Nona Yin punya benda ini?’ Semakin lama Liu memegangnya, ia bisa merasakan suatu kekuatan besar yang sama yang membuatnya tidur lama. Padahal bentuknya hanya mirip saja.
“Uuuh….” Fang Yin perlahan membuka matanya, sementara secepat kilat Liu mengembalikan barang itu ke tasnya. Dan tidak lupa peralatan yang sudah digunakan.
“….” Perasaan Liu bercampur aduk, ia senang Nona Yin sadar, namun di sisi lain ia tidak bisa melupakan apa yang sudah dilihatnya itu.
“A- ah!?” Fang Yin terkejut kecil, matanya bergerak ke sekitarnya dan ke atas.
“Syukurlah Nona Yin.” Ada pemuda yang tersenyum padanya.
Fang Yin mengangkat tubuhnya, sementara ia memegang kepalanya, pandangannya sedikit kabur, ia melihat ke sekitar dan sadar. Ia seharusnya tidak berada di sini.
“Tuan Liu?” Yin menatap Liu heran.
“Ah, jangan panggil Tuan, Liu saja.” Lama-lama Liu nggak enak dipanggil seperti itu.
Ia bukan tuan muda dari kalangan bangsawan. Tidak ada gunanya memanggilnya begitu ‘kan!?
“Liu-ke?”
Liu mengangguk pelan setuju. Itu lebih baik.
“Li-liu-ke juga jangan… panggil nona….” Fang Yin menyentuh pipinya, melirik ke arah lain.
Dipanggil seperti itu rasanya bikin malu. Meski tidak bisa dipungkiri Fang Yin menyukainya.
“Yin-jie?”
“Y-ya….” Daripada menanggung malu karena panggilannya, Fang Yin setuju panggilan begini.
“Tu- ah, Liu-ke kenapa… aku di sini?” tanyanya dengan suara lemah.
Liu menarik nafas dan menceritakan semuanya dengan singkat, padat, dan jelas.
“Ah begitu… maaf merepotkanmu!” Fang Yin segera berdiri dan menunduk dalam. Ia tidak menyangka kelalaiannya berakibat fatal. Entah apa yang terjadi jika Xiao Liu tidak menolongnya.
“Ah….” Begitu Fang Yin hendak mengangkat badannya, ia merasa pusing dan malah jatuh ke depan.
Pluk.
“He-hei Yin-jie kamu baik?” Dengan sigap Liu menahan tubuh gadis itu dengan memeluknya, dan menahan bahunya dengan tangannya.
“A-ah….” Fang Yin merasa tubuhnya masih berat dan pusing.
Liu memegang bahu gadis itu, lebih hangat dari yang seharusnya, berbanding terbalik dengan kondisinya yang sebelumnya.
Kenapa ya? Apa reaksi obatnya bekerja?
[Benar Tuan]
‘Ooh!’
Liu tidak menyangka debut pertamanya sebagai seorang peracik obat bisa sebagus ini. Apa dia mulai bisa buka praktek sekarang?
“Maaf Yin-jie, barang-barangmu jadi ludes.”
“Ah tidak apa.” Fang Yin masih punya kesempatan mengumpulkan lagi bahan obat.
Fang Yin sendiri tidak menyangka seorang bernama Xiao Liu ini begitu handal di bidang herbal. Kalau tahu begitu ia tidak usah cepat berpisah dengannya ketika di hutan.
Ia bisa belajar banyak pada pemuda ini. Yin pikir usia mereka tidak jauh berbeda, dan baru kali ini ia melihat seorang ahli herbal yang tidak tua renta.
Jika saja ia belajar banyak, maka ia bisa membuat obat khusus untuk gurunya yang sudah lama sakit. Dengan kemampuannya itu Liu-ke mungkin bisa menyembuhkannya!
Inikah kesempatan yang datang? Yin tidak perlu berkelana mencari ilmu lagi. Tidak ketika ilmu berjalan ada di disampingnya!
Yin memikirkan ini. Ia baru pertama kali bertemu dengannya. Tidak bagus percaya pada orang asing, Yin juga tidak tahu asal usul dan tujuan pemuda itu.
Tapi ini kesempatan satu kali yang langka! Kalau tidak dicoba mana tahu hasilnya? Setidaknya Yin sudah berusaha.
Ada kalanya seorang tidak bisa selalu mengandalkan diri sendiri. Fang Yin hidup dengan prinsip ia harus bisa melakukan semuanya sendiri. Namun tetap saja manusia adalah makhluk sosial.
Seberapa individualis seseorang, tentunya ada satu waktu di mana mereka membuka hati pada orang lain. Dan sejujurnya inilah waktunya.
“Li- Liu-ke… ah….”
[Mendeteksi ancaman… berbahaya….]
‘Hah?’
Liu tak sadar Fang Yin ngomong, ia keburu melihat ke depan, tak jauh dari sebelah pancuran air besar, terlihat satu orang berjubah hitam berdiri.
‘Siapa orang itu?’ Liu terus memerhatikannya, barangkali dia punya urusan atau sedang santai saja?
Liu merasakan sesuatu yang berbeda, sorot matanya merah terang, lagi-lagi mirip dengan pembinasa keji di masa lalu. Liu tetap tenang, ia tidak mau asal-asalan menuduh. Lagipula warna mata seseorang bisa saja kebetulan sama bukan?
‘Dia pergi….’
Seorang misterius berjubah hitam itu pergi setelah Liu perhatikan beberapa waktu.
‘Random banget sih.’ Liu jadi merasa aneh.
Mungkin saja dia sedang menikmati pancuran? Sistemnya mungkin agak berlebihan.
“Ja… di…eh?”
Liu terdiam melihat Fang Yin yang menatap ke depan dengan serius sekali. Padahal yang di depannya itu hanyalah pancuran biasa, kenapa harus seserius itu?
Fang Yin bergetar, raut wajahnya tidak menipu emosi yang dirasakannya. Dan satu hal penting di sini, ia tidak memandang pancuran air indah di depan.
“Yin-jie?”
“….” Fang Yin tidak merespon juga, ia terlalu fokus pada apa yang didepannya, sementara Liu bolak balik melihat pancuran juga tidak ada bedanya.
[Nona Yin bukan melihat pancuran Tuan]
‘Oh bukan?’
Jadi apa yang dilihatnya?
Dengan cepat Fang Yin membawa barangnya dan menarik tangan Liu dan berlari bersamanya. “Ada apa ini!?” Liu tidak mengerti dan panik.
Fang Yin tidak mengatakan apapun, ia terus mengajaknya berlari dan akhirnya sampai di suatu gang kecil nan gelap.
“Hmm….” Liu heran mengapa ia dibawa ke tempat seperti ini ya?
Terlepas dari apa yang terjadi sekarang. Liu baru pertama melihat Fang Yin setegang ini, padahal biasanya dia lembut, namun kini kenapa malah kebalikannya?
“Liu-ke… a- aku….”
“… I… Ya…?” Liu dengan sabar menunggu Fang Yin tenang. Memaksanya menjelaskan situasi tidak akan banyak membantu.
Apa mungkin pengaruh obat yang diberikan?
Mungkinkah dia tidak bisa buka praktek?
Xiao Liu terlalu percaya diri, padahal ini baru kali pertamanya. Tidak ada yang sempurna dengan instan.
Bagaimana kalau obatnya malah mempengaruhi gadis itu? Apa dia sudah merusak hidup orang?
“Kamu lihat orang berjubah hitam tadi?” duga Liu meski ia tidak yakin.
“!?” Dan entah mengapa ekpresi Fang Yin berubah drastis seolah tidak percaya.
‘BENAR DONG!’ Liu pikir ini tidak ada hubungannya dengan orang aneh tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Queen
🤣 mc mau berobat, fungsi sistem gak ada, pdhal fungsi sistem bisa ngobati mc, bisa kasi jurus, membantu mc kultivasi. ini gak si sitem cuma bs ngobrol.
2023-09-27
0
Aries Sumarmo
lanjuutt teruskan jangan sampai gagal
2022-10-16
2