Suara angin berhembus pelan, mentari pagi bersinar menghangati bumi. Terlihat seorang perempuan cantik sedang menyentuh dahi seorang pemuda yang tertidur pulas.
Pemuda itu tergeletak di tanah begitu saja dan tidak bergerak sedikitpun.
“Hangat….” Nada suaranya begitu lembut dan pelan, namun terdengar jelas. Gadis itu bisa merasakan hangatnya tubuh pemuda ini.
Yang berarti dia tidak mati, namun hanya tidak sadarkan diri.
“….” Gadis berambut coklat pendek yang seumuran dengan pemuda itu memasang wajah penuh pertanyaan.
“Kenapa ada orang sini?” Gadis itu tahu benar ini adalah wilayah hutan terlarang yang seharusnya tidak ada seorang pun.
Namun malah ada seorang pemuda yang tergeletak di tanah seperti ini, entah sudah berapa lama.
“Detak jantungnya ada… namun tidak bernafas….” Gadis itu terus memeriksa bagian tubuh pemuda itu, barangkali ada sesuatu yang bisa ia lakukan.
Pasalnya semua makhluk hidup perlu nafas bukan? Lantas kenapa pemuda ini tidak?
Kejadian ini membuatnya bingung, ia sudah sering membaca banyak buku tentang ilmu pengobatan dan penyakit manusia, namun baru kali ini melihatnya langsung.
Gadis muda ini adalah seorang yang sering berkelana mencari tanaman obat, mempelajarinya, dan berusaha membuat penemuan baru yang bisa membantu sesama.
Karena kecintaannya terhadap dunia herbal dan penyembuhan penyakit, ia mengabaikan larangan dan tetap masuk hutan sebelum akhirnya menemukan seseorang.
Ada pemuda tergeletak di tengah hutan terlarang ketika mencari tanaman obat. Aneh tapi nyata.
Sontak beragam pertanyaan muncul di benaknya: Siapa pemuda ini? Kenapa dia ada di sini? Apa dia masih hidup?
Yah meski pertanyaan ketiga sudah bisa dijawab, namun ia harus menemukan cara agar orang itu sadar.
Apakah dia menderita penyakit? Sudah berapa lama dia di sini? Beragam pertanyaan baru terus bermunculan, sedang tidak ada yang bisa menjawabnya kecuali pemuda itu.
“A- ah.” Dengan segera gadis itu membuka tas punggungnya dan mengambil sebotol ramuan berwarna hijau terang.
Warna hijau cerah yang mencolok. “Quányù” lirihnya, ia membuka botol obat itu dan meminumkannya perlahan ke mulut pemuda itu. “
Glek.
Ramuan hijau terang itu adalah satu-satunya obat terbaik yang ia punya. Butuh waktu dan tidak mudah untuk membuatnya.
Meski gadis itu yakin khasiatnya tidak semujarab tabib terkemuka, namun setidaknya ia sudah berusaha keras membuatnya.
Setelah beberapa saat belum terjadi apapun juga, gadis itu terlihat tidak puas. “Belum selesai… aku harus membuat ramuan lagi.”
Meski ia sudah menggunakan satu-satunya ramuan terbaik yang dimiliki, namun ia masih bisa membuat ramuan obat lain yang mungkin saja bisa menolong pemuda itu.
Dengan semangat baru, gadis itu mempersiapkan beberapa ramuan obat dari tasnya. Ia sedikit menjauh dan mengambil beberapa ranting kayu, menyalakan perapian sederhana dan mulai mencampur tanaman dan bahan obat yang sudah ia dapat sebelumnya.
Gadis ini tertantang untuk melakukan hal yang tidak ia pikirkan sebelumnya, padahal ia bisa saja meninggalkan pemuda ini dan lanjut mencari tanaman obat.
Namun mimpinya sebagai tabib terhebat tidak akan terwujud jika ia tidak menolong orang yang membutuhkan.
Inilah kondisi lapangan yang selama ini dicarinya, menemukan hal yang harus dipecahkan. Ini adalah urusannya dan ia tidak akan berhenti sebelum pemuda yang ditemuinya bangun.
“Dia masih hidup….” Suara pelan nan penuh tekad terdengar padanya. Ia begitu serius mencampur bahan herbal sembari melihat Kitab Herbal agar pekerjaannya tidak meleset.
Gadis itu tahu ia akan membuat ramuan yang tidak kalah khasiatnya dari yang tadi dan akan memakan waktu, tapi tak apa! Selama pemuda itu bisa kembali sadar ia tidak keberatan.
***
Sementara itu di sisi lain, sore hari hampir malam…
Suasana hutan makin gelap, namun ada bulan yang menggantikannya.
Sebuah tanda tengkorak biru bersinar muncul dan meredup di telapak tangan pemuda itu, dan perlahan ia mulai membuka matanya.
[Ramuan obat terdeteksi… memulai pemulihan ekstra]
[Akselerasi pemulihan berhasil….]
[Menetralisir racun… selesai]
“Uuh….”
Pemuda itu membuka matanya, sementara ia bisa melihat bulan bersinar terang, terlihat indah.
[Selamat datang kembali Tuan Liu]
‘Aduduh….’
Xiao Liu bangun perlahan sembari memegang kepalanya, entah mengapa kepalanya jadi terasa lebih besar.
Kepalanya terasa berat, tipikal orang yang tidur nyenyak namun dipaksa bangun.
Pandangan Liu pun masih agak buram, namun ia berusaha bangkit dan beberapa saat kemudian jelas juga.
‘Ada orang?’ Liu melihat ada seorang yang berjongkok melakukan sesuatu dengan api yang dibuatnya.
‘MUSUH!?’
Liu bersiaga dan mengendap-endap mendekat ke seorang yang mencurigakan itu.
‘Perempuan? Apa jangan-jangan!?’ Liu langsung ingat akan pendekar perempuan aliran sesat yang membuatnya tumbang. Apa jangan-jangan dia datang lagi untuk membunuhnya?
Api yang dibuatnya itu mungkin saja untuk menyiksanya selagi tidak sadarkan diri!
Wah ini tidak bisa dibiarkan dong!
Liu melihat dengan seksama sebelum akhirnya perempuan itu berbalik.
“Eh?” Perempuan berambut pendek coklat dengan warna mata senada rambutnya terdiam.
‘Bukan! Dia bukan pendekar sekte sesat!’
Liu heran pandangannya lebih tinggi dari perempuan yang ada di depannya.
“Lho… lho?”
Liu melihat kedua tangannya, meraba wajahnya, memegang kakinya. Semuanya berbeda dari yang terakhir.
‘Aku harusnya masih anak-anak!’
“Ehhmm…” Liu batuk palsu. Suaranya juga berubah jadi lebih berat dan lantang!
Kok bisa begitu ya?
Liu berusaha tenang, di saat seperti ini ia harus tenang.
Padahal ia tidak sadarkan diri sebagai anak-anak, namun kenapa ketika bangun sudah dewasa!?
Gadis itu terdiam, ramuan selanjutnya hampir saja selesai, namun pemuda itu sudah sadar.
“Nona bawa cermin?” Liu minta tolong dengan nada yang sopan.
“No- nona!?” Gadis itu terkejut dipanggil seperti itu, namun dengan segera ia mengambil cermin kecil dan memberikannya.
Yah, mau bagaimanapun juga Liu harus memastikannya sendiri, apa yang terjadi pada dirinya? Dan soal cermin Liu yakin para gadis membawanya ketika bepergian.
Liu dengan seksama melihat wajahnya sendiri, dan memang benar-benar berbeda!
“Terima kasih.” Liu mengembalikan cermin itu, sementara ia jadi termenung.
Terbangun dan melihat gadis yang sedang memasak. Apakah artinya?
“Tuan sudah sadar.” Gadis cantik rambut pendek itu terlihat lega.
“Oh….” Lamunan Liu terbuyarkan.
Sementara ini yang ia tahu ia tidak sadarkan diri karena racun.
Liu memegang kepalanya yang agak terasa berat, sementara gadis itu sepertinya menyadari sesuatu.
Gadis itu pergi ke belakang lagi, mengangkat panci khusus, menyeduh ramuan herbal yang sudah diolahnya ke cangkir kecil dan kembali ke hadapan pemuda itu.
Butuh waktu dari pagi sampai menjelang malam demi menyiapkan obat ini, ia harap ramuan tambahan ini bisa membantu pemuda itu.
“Tuan… ramuan ini bisa membuat tenang.”
“Hm?”
‘Nona ini seorang tabib?’ Liu baru tahu, ia melihat cangkir kecil berisi cairan hitam pekat dengan aroma tajam.
Ia tidak yakin dengan ini.
“Tenang saja Tuan… meski baru bertemu saya tidak meracuni Tuan.”
Perkataan itu malah membuat Liu curiga. Tapi tidak enak menolak orang yang mau menolongnya, perlahan ia mengambil cangkir itu dan meneguk semua isinya.
‘Mungkin nona ini yang menolongku?’ pikir Liu, ia mengelap mulutnya.
“Percobaan pertama… tapi semoga berhasil.” Gadis itu tersenyum serius percaya diri.
“CUUUH- APANYA YANG BERHASIL!?” Sontak Liu tersedak hebat, minuman ini sudah dihabiskannya meski begitu pahit dan tidak enak.
“A- ah tidak, itu ramuan yang aman… hanya saja Tuan yang pertama mencobanya.” Gadis itu terlihat panik dan mengambil cangkir itu perlahan.
Gadis itu banyak bereksperimen dengan ramuannya, jadi ia juga butuh sukarelawan untuk mencobanya.
“….” Firasatnya benar, tidak seharusnya ia langsung percaya pada omongan seorang gadis.
Nasihat Kakek An harus ia terapkan. Ia harus berhati-hati dan tidak boleh terjebak permainan musuh!
Tapi Liu yakin dia ini bukan musuh.
Lagipula untuk apa musuh memberinya obat?
“Kenapa aku bisa?” gumam Liu. Ia begitu penasaran apa yang terjadi di sini.
“Apa Tuan baik-baik saja?” Gadis itu terlihat khawatir melihat seorang yang ditolong masih saja linglung seperti itu.
“Nona yang menolong saya?” Liu memastikan.
Gadis itu mengangguk kecil. “Pagi tadi saya menemukan Tuan tergeletak di sini.”
“PAGI TADI?”
Liu tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
Padahal ketika baru sadar tadi, ia pikir baru beberapa saat setelah malam di mana ia tidak sadarkan diri!
“Sistem, sudah berapa lama aku tidak sadar?”
[Lima belas tahun Tuan]
“SELAMA ITU!?”
[Tenang saja Tuan, sistem sudah mengurus pakaian Tuan agar tetap muat meski sudah lima belas tahun berlalu]
“Itu tidak penting!”
‘Astaga….’ Liu tidak habis pikir ia tidur selama itu. Jatah waktu hidupnya terpotong drastis.
Padahal ia sudah mendapat kesempatan kedua dari Dewi, malah ia sia-siakan begini!
[Penetralan efek racun… sulit]
‘Racun….’ Liu terdiam.
Sementara gadis itu menatap heran dan bingung, mengapa pemuda yang diselamatkannya itu makin bertingkah aneh?
“Rambutku begini-begini saja….” Liu terdengar lemas, meski perawakannya kini sudah besar, namun rambutnya tetap tidak panjang,
[Kesalahan sistem… rambut Tuan berhenti bertumbuh]
Apa boleh buat, kini Liu harus menghadapi kenyataan hidup dengan rambut pendek.
“Oh hangat.” Setelah beberapa saat Liu meminum segelas ramuan itu, badannya terasa hangat dan ia lebih bersemangat lagi!
“… W- wah…” Fang Yin melipat tangannya tersenyum melihat hasil pekerjaannya membuahkan hasil bagus.
“Kalau boleh tahu nama Nona?” Liu pikir akan lebih mudah apabila ia mengetahui nama gadis yang menolongnya ini.
“….” Gadis itu terdiam seolah ragu. Berkenalan dengan orang asing bukanlah hal pertama yang ada di pikirannya.
Liu terdiam juga, ia langsung sadar nona itu tidak mau memberitahukan identitasnya.
Sudah jadi hal lumrah di mana seorang memutuskan merahasiakan identitasnya. Liu mengerti dan menghormatinya.
“Aku Xiao Liu. Salam kenal Nona.” Liu membungkuk hormat. Kalau dia tidak mau, ya sudah.
“E-eh?” Gadis rambut pendek itu tidak menyangka pemuda itu duluan yang mengatakan namanya.
“Fa- Fang Yin.” Kini giliran gadis itu yang membungkukkan badannya.
[Nona itulah yang membantu menyadarkan Tuan]
Bahkan sang sistem mengakuinya. Liu sangat beruntung bertemu dengan Nona Yin.
“Terima kasih Nona Yin atas kebaikannya.” Liu membungkuk dan bahkan sampai berlutut di tanah.
“Ah- tidak usah begitu….” Fang Yin merasa tidak enak.
Diabaikan saja selama lima belas tahun, dan hanya Nona Yin saja yang peduli. Bagaimana ia bisa membalas budi?
“Nona Yin, abaikan aku yang bicara sendiri, itu kebiasaanku dari kecil.” Liu bangkit kembali dan menggaruk kepalanya. Ia perlu memberi penjelasan langsung daripada membuatnya bingung.
“Ah… begitu ya.” Fang Yin mengangguk kecil. Ia memang sempat heran melihat kelakuan pemuda yang ditolongnya ini.
Yah, Liu tidak mau dianggap gila, tapi mau bagaimana lagi, itulah caranya untuk berkomunikasi dengan sistem.
Bangun setelah lima belas tahun berlalu… jika saja ia tidak gegabah sudah pasti ia bisa memanfaatkan waktu itu untuk memperluas pengalaman dan dunia pendekar.
Di tempa sejak kanak-kanak dan memantapkan mental jadi pendekar, semuanya sirna begitu saja.
Liu memegang kepalanya, kondisi tubuhnya memang membaik, tapi pikirannya masih melayang kemana-mana.
‘Apa Dewi marah melihatku begini?’ pikirnya
Mungkin saja sang dewi berharap banyak padanya dengan memberikannya sistem. Belajar hal baru dan menjalani hidup penuh makna.
Tapi apa yang ia lakukan? Tidur… selama lima belas tahun.
“Tuan… baik-baik saja?” Fang Yin melihat raut wajah pemuda itu yang semrawut. Apa dia berbohong soal ramuan obat itu?
“Ahaha, aku baik.” Tetesan air keluar dari pelupuk mata Liu.
“Ja- jangan menangis Tuan!” Fang Yin segera mengambil sapu tangan dan memberikannya.
“Terima kasi- SSRRRTTT!” Liu membuang ingusnya keras sekali, dengan segala emosi yang ada di jiwanya.
Fang Yin melihat Tuan Liu terlihat gagah dan tampan, namun sisi emosinya berkata lain.
‘Aku tidak boleh putus asa!’ Liu menguatkan batinnya lagi.
Liu sadar meski sudah tidur lima belas tahun tapi ia bangun sekarang! Masih ada kesempatan baginya untuk berkembang!
Sekarang ia harus memanfaatkan kesempatan ini! Ia masih punya tujuan yang belum selesai!
Liu melihat sekitar dan yang dilihatnya adalah pepohonan rindang. ‘Desa-ku….’
Setelah tidur lima belas tahun lamanya, desa tercintanya, Zhangkung sudah berubah jadi area hutan lebat.
‘Kakek An….’
Padahal Liu berniat mencari ibu pendekar sekte sesat yang menghancurkan desanya namun waktu sudah berlalu selama ini.
“Tuan, area ini terlarang, kenapa bisa ada di sini? Fang Yin penasaran.
Liu terdiam, bingung juga mau menjelaskannya bagaimana.
“Aku… sedang bersantai saja! Haha.. Ha….” jawab Liu seadanya dengan harapan Nona Yin bisa mengerti.
“Ah begitu….”
‘Area terlarang?’
Liu baru tahu dan di saat yang bersamaan sadar, tidak mungkin setelah lima belas tahun tidak ada yang berubah.
Tunggu….
Kalau tempat ini terlarang kenapa Nona Yin….?
“Ah, aku… mengumpulkan tanaman obat. Syukurlah usahaku tidak sia-sia.” Nona Yin tersenyum lembut, membuat Liu tidak berhenti menatapnya.
‘Jadi Nona Liu memang tabib…’ Liu tidak menyangka dedikasinya sungguh besar sampai-sampai mengabaikan fakta bahwa tempat ini adalah terlarang.
Tapi apa yang membuat tempat ini jadi terlarang? Yang Liu tahu Desa Zhangkung memang terletak di tempat terpencil yang sulit dilalui jalur kota. Tapi ketika kecil ia tidak banyak melihat kejadian besar di sini.
“Nona Yin pernah dengar Desa Zhangkung?”
“Ah… kalau tidak salah desa para pendekar.” Fang Yin menaruh tangan di dahinya berpikir.
Itu tidak salah… malahan fakta selanjutnya adalah tetua desa sekaligus kakeknya adalah salah satu pendekar hebat yang ada!
Jadi cerita tentang desa asalnya sudah tersebar kemana-mana, dan seiring berjalan waktu pasti akan dilupakan.
Namun Nona Yin bisa tahu meski itu fakta lama lama. Beliau ini bukan hanya tabib biasa!
Sementara hawa malam dingin mulai merasuk ke tubuh, bahkan angin kencang sesekali berhembus dan hampir memadamkan perapian yang dibuat Fang Yin.
Masih banyak yang ingin Liu tanyakan, namun ini bukan waktu yang tepat.
“Tuan tahu arah pulang?” Fang Yin membereskan api dan peralatan memasak serta mencapur obat herbal.
Liu mengangguk. “Nona sendiri?”
“A- aku masih perlu mencari tanaman obat lain.” Fang Yin mengendong tasnya bersiap melanjutkan perjalanan.
“Kalau begitu… jaga diri anda Tuan.” Fang Yin meninggalkannya dan berjalan masuk ke arah hutan.
“Y-ya.” Liu terdiam, rasanya ada yang kurang deh.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
KuPenjahatUsil
Sistem norak jalan cerita hambar bertele2. Emmm tukar novel la
2025-03-27
0
Queen
masa sistem ny gak bisa ngobatin racun pada mc🤣, apa fungsi sistem buat ngobrol doang
2023-09-27
0
forza 💫✨🎗️🪙👑
20 tahun baru mau mulai kultifasi..ckckck..15 tahun sistemnya ga berguna..msa iya sistemnya ga mampu menetralisir racun..apa gunanya sistem..katanya sistem terkuat.. ckckckck
2023-06-16
0