Takdir Menjemput

“AKU AKAN JADI PENDEKAR!”

Xiao Liu melesat cepat di antara penduduk desa.

“Oh Xiao Liu?” ujar orang tua renta yang bersantai di kursi depan rumah.

“Jangan pedulikan dia,” timpal orang tua lain yang menyapu halaman. “Dia pembawa sial.”

Benar, tidak hanya anak-anak kecil yang tidak suka Xiao Liu, melainkan warga desa juga.

Semenjak lima tahun belakangan sejak kehadiran Xiao Liu, hasil panen banyak gagal dan air bersih sulit ditemukan.

Padahal dulunya Desa Zhangkung adalah desa kecil penuh sumber daya alam melimpah. Bahkan para pendekar yang berkelana sering mampir ke sini. Namun kali ini tidak pernah ada yang datang lagi, kecuali beberapa pendekar yang tinggal mendedikasikan waktunya mengajari berbagai disiplin ilmu demi melahirkan pendekar baru.

Sejak Tetua An mengurus anak itu, semua kesulitan ini mulai terjadi.

Tetua An selalu bilang apa yang terjadi ini tidak ada hubungannya dengan Xiao Liu. Tidak selalu alam membuat masalah bagi manusia, yang ada hanyalah manusia itu sendiri yang mencari masalah dengan alam.

Bukan pertama kali para warga meminta Liu diusir agar keadaan kembali seperti semula, namun Tetua An tidak mengindahkannya dan tetap merawat Liu seperti anaknya sendiri.

Liu kecil tahu akan hal ini. Kejadian tadi bukanlah pertama kali, namun Kakek An selalu melindunginya di saat yang tepat.  Orang tua itu terkadang konyol, namun Liu menyayanginya dan ingin membalas budi dengan menjadi pendekar terkuat.  Dengan begitu ia bisa mendapat pengakuan orang dan membanggakan Kakek An.

***

'Bodo amat apa yang dikatakan orang! Aku bisa jadi pendekar!' Tekad anak itu terisi penuh lagi.

‘Kalau kakek tidak mau melatihku, aku bisa sendiri!’

Liu kecil terengah-engah, ia sampai di padang rumput sunyi yang cukup jauh dari desa. Ini adalah tempat yang pas untuk mengumpulkan tenaga dalam, sementara anak-anak lain sedang berlatih di desa dengan pengajarnya. Sia-sia saja Liu di sana, ia tidak diterima sama sekali.

Sekarang ia sendirian, tidak ada bocah pengganggu, tidak ada yang menggembalakan hewan. Tidak ada gangguan sama sekali! Bukankah ini bagus?!

“Lihat kek! Aku bisa jadi pendekar!” Liu gemas sekali dengan sikap kakeknya yang mencegahnya. Waktunya untuk membuktikannya!

‘Apa yang harus kulakukan ya?’ Liu sedikit bingung, ia mengingat lagi tahapan latihan untuk jadi pendekar.

‘Harusnya aku bawa saja kitabnya… ah, tapi pasti disembunyikan kakek….’

Kitab Dasar Pendekar jadi acuan latihan. Hanya para pendekar dan mantan pendekar yang mempunyainya. Mereka akan menjelaskannya pada calon pendekar. Tidak peduli latihan dasar sekalipun, tetap saja harus ada pendekar atau orang berilmu yang mengawasi.

Liu segera bersila di bawah rumput, menutup matanya, merasakan setiap udara yang berhembus di pagi menjelang siang ini.

“Hmmpppp…. Huuuuuhhh…..” Liu mengambil nafas panjang, bersiap memulai latihannya.

“Lotus Position.” Liu memulai meditasinya.

‘Tidak masalah sendiri… tidak masalah….’

Batin Liu bermain-main, padahal ia seharusnya mengosongkan semuanya. Xiao Liu teringat akan pendekar di desa yang menolaknya dan tatapan puas teman-temannya, terus terbayang dan malah menyangkut di kepalanya.

‘Kon… sen… trasi….’ Liu bergetar pelan, baru saja ia diam sebentar rasanya terasa berat sekali.

“HAH!” Liu membuka matanya, tubuhnya banjir keringat. Mengendalikan pikiran tidak semudah yang ia kira.

“Ah ganggu saja.” Liu membuka perban putih yang ada padanya, dan seketika itu juga ia merasa perih di dahinya.

Luka yang kemarin sakitnya terasa berkurang. Perban Kakek An ajaib juga bisa meredakan sakit seperti ini. Dan benar, luka di dahi Liu sudah mengering, padahal sejak ia pulang ke rumah luka itu masih basah dan menyakitkan. Tanpa Liu sadari Kakek An memberikan olesan minyak khusus di perban yang bisa meredakan luka nyeri dan mempercepat proses penyembuhannya.

Liu kembali duduk bersila, mengosongkan pikirannya, satu tujuannya yaitu membuka batasan diri, mengumpulkan energi Qi.

***

Malam pun tiba, Kakek An masih berselonjoran sembari menikmati teh dan membaca buku.

“Hm.”

Kakek An menutup bukunya dan melihat ke arah jam dinding.

“Sudah tengah malam, apa Liu menginap di rumah temannya?”

Kakek An pikir Liu akan pulang cepat dan sadar bahwa dia tidak perlu jadi pendekar. Namun sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda Liu datang.

Tanpa berpikir panjang Kakek An segera menghabiskan minumannya dan menaruh bukunya, pergi ke luar mencari Xiao Liu.

Kakek An berjalan pelan sembari memerhatikan sekitar, tidak banyak yang bisa ia lihat selain lampu rumah dan bintang bertebaran di langit.

“Tetua An.” Terdengar suara seorang pria dari belakang, Kakek An tidak menyadarinya.

Perlahan ia berbalik untuk melihat siapa yang menyapanya itu.

“Ah, Fang Yuan.”

Seorang pemuda bermata sipit bersetelan serba hitam ini berdiri menatapnya dengan seksama.

Fang Yuan, seorang pendekar dari desa ini juga yang mengajar anak-anak, dia belum lama tinggal di sini. Disiplin bela diri dan tekniknya tidak perlu diragukan, Bahkan Kakek An sendiri mengakuinya dan menghargai kesediaannya membantu mengajar anak-anak. Sikapnya ramah dan santun, selalu mengenakan pakaian pendekar putih, dan raut wajahnya pun menenangkan dipandang, mata sipitnya memancarkan aura misterius yang kentara.

Namun semua itu berbeda dengan apa yang ia lihat sekarang.

“Tetua ada urusan larut malam begini?” Fang Yuan terdengar penasaran. Tidak biasanya ia melihat tetua desa kelayapan di tengah malam.

“Ah, aku mencari Liu, kamu melihatnya tidak?”

“ Xaio Liu?” Fang Yuan memiringkan kepalanya. “Mungkin saja dia ada di padang rumput.”

Shhh….

Seketika itu juga angin yang cukup kencang menerpa mereka berdua. Kakek An tersenyum kecil.

“Ah begitu ya, terima kasih bantuanmu.” Kakek An tidak beranjak dari tempatnya.

Dugaan sang pendekar muda ini bisa saja benar, Liu adalah seorang yang suka menyendiri ketika ada masalah. Padang rumput sunyi adalah tempat sempurna untuk melampiaskan apa yang dirasanya.

“Yuan, aku sudah tidak muda lagi. Tapi kamu tidak bisa menipuku.” Kakek An merubah senyum ramahnya menjadi sorot mata yang tajam.

“Heee….” Fang Yuan menyeringai.

Hush!

Seketika itu juga muncullah asap tebal dan tiba-tiba ia menggendong Xiao Liu yang tidak sadarkan diri, tapi gendongannya malah lepas.

Buagh.

Wajah Liu mencium tanah dengan mulus, untungnya dia tidak sedang sadar.

“Hebat! Tetua An bukan pendekar biasa!” Fang Yuan puas melihat apa yang disembunyikannya terbongkar seperti ini.

“Mudah saja, kamu terlalu mencolok menyembunyikan anakku.”

Kakek An sudah merasa adanya hawa jahat dari Fang Yuan, dan juga energi Xiao Liu yang lemah terasa padanya.

“….” Fang Yuan menatap tajam ke depan, sementara hawa kekuatannya jadi membesar.

“Aduh maaf Tetua An, aku tidak sengaja melihatnya berlatih di padang rumput.”

“Kamu tidak benar-benar bohong juga.” Kakek An tersenyum.

“Hehe.” Fang Yuan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Jika triknya berhasil, maka kapan lagi bisa mengecoh pendekar hebat seperti Tetua An? Pastinya Fang Yuan merasa bangga.

“Kenapa berpakaian seperti itu?” Kakek An penasaran.

“Bosan Tetua,” jawab pemuda itu singkat.

“Hm, bisa kumengerti.” Kakek An mengangguk-angguk. Ia pikir ada sesuatu yang lebih serius mengingat baju setelan hitam biasanya dipakai Pendekar Sekte Sesat.

“Tetua An, Liu berlatih mengolah Qi sendiri, kenapa Tetua membiarkannya?” Fang Yuan terdengar serius.

Kakek An terdiam sejenak, ia melihat anaknya begitu lemas tidak berdaya. “Dia sudah besar.”

“Tapi dia masih lima tahun.”

“Aku tahu.” Kakek An menatap Liu dalam-dalam.

“Kukira dia akan sadar sendiri.” Kakek An pikir membiarkan Liu bebas akan membuka jalan pikiran anak itu.

“Dia masih lima tahun.”

“Aku tidak pikun, tidak usah diulang.” Kakek An mendekat dan menggendong Liu yang ada di tanah.

“Yuan, kenapa kamu peduli padanya?” Kakek An tahu betul orang desa menganggap Liu bagaimana.

Fang Yuan terdiam sejenak, sementara wajahnya serius. “Tetua An jika dibiarkan, Liu bisa mati.”

Fang Yuan adalah pendekar pendatang yang berbakat di Desa Zhangkung, ia menguasai berbagai macam teknik pendekar dan bahkan memberi pertolongan pertama pada Liu.

“Dia berlatih sendiri membuka jalur Qi seharian penuh, tergeletak di padang selagi aku berjalan-jalan di luar desa.”

“Ah, jadi itu sebabnya kamu menyembunyikannya?” Kakek An paham sekarang.

“Benar Tetua, meski sudah larut malam, bisa saja ada warga desa yang melihat Liu dan mengganggunya.”

“Yuan….” Kakek An terlihat tersentuh, baru kali ini ia sadar ada orang lain yang peduli pada Liu selain dirinya.

“Terima kasih banyak.”

Kakek An segera menggendong Liu pulang ke rumah. Tidak sabar membuat teh hangat lagi.

Setelah sampai di rumah Kakek An segera membaringkan Liu di kamarnya, mengganti pakaiannya dan segera membuat ramuan obat.

Liu tidak sadarkan diri, wajahnya pucat dan tubuhnya terlihat lebih kurus lagi.

Selesai membuat ramuan obat, Kakek An segera meminumkannya pada Liu.

Beberapa saat kemudian ekspresi Xiao Liu berubah.

“HA… CHIII!” Dia bersin brutal seketika itu juga.

“HAH!” Liu membuka mata, ia melihat Kakek An dengan tatapan yang menyedihkan.

“Kakek!? Kenapa aku di sini?” Liu melihat sekitarnya, jelas-jelas ia ada di kamarnya sendiri!

“Tuan Yuan menyelamatkanmu Liu.”

“Yuan? Maksud Kakek yang baru datang itu? Fang Yuan?”

“Nak, sopanlah memanggil seorang yang lebih tua darimu.”

“Oh. Maaf kek. Dia memang baik Kek.”

Sehari sebelum Liu di-bully anak lain, hanya Fang Yuan-lah yang menemaninya latihan, meski hanya beberapa jam saja.

Yuan berhenti melatihnya karena melihat Liu tidak berbakat jadi seorang Pendekar. Karena itulah ia meminta Kakek untuk mengajarinya sebagai pilihan terakhir, namun tidak mau juga.

“Aku mau berlatih lagi Kek.” Liu menyingkapkan selimutnya hendak berdiri, namun Kakek An dengan sigap menghalanginya.

“Liu. Kamu tidak bisa jadi pendekar.”

Bagai petir di malam bolong, Liu terdiam mendengar hal itu.

“Kakek bercanda ‘kan?” Liu menatap kakeknya, pandangannya kosong.

“Kakek harap begitu, tapi ini serius.” Kakek An perlahan mengatakannya dengan harapan Liu segera mengerti.

Liu tidak mendeteksi kebohongan dari Kakek An, padahal ia berharap dia mengatakan ‘tapi bohong’.

Liu melihat kedua tangannya sendiri, makin kurus kering dan bahkan tulangnya terlihat.

Padahal ia sudah berusaha keras mengumpulkan Qi, namun bukannya membuat tubuhnya membaik malahan sebaliknya.

Energi Qi bisa memulihkan kondisi tubuh, namun Liu belum melihat hasilnya. Apakah bohong?

Kakek An terdiam, ia ingin menjelaskan banyak hal soal penyebab Liu bisa seperti ini, namun ia tidak mau membebani pikiran Liu, dia masih kecil.

Ketika berjalan di hutan dekat Desa Zhangkung, Kakek An menemukan bayi yang menangis keras. Sontak ia segera mencarinya karena hari sudah malam dan hujan deras.

Kakek An menemukan seorang bayi lelaki tertutup keranjang bayi dari anyaman bambu, dia menangis keras sekali sampai bisa mengalahkan suara hujan deras.

Kakek An bersegera membawa bayi tersebut ke desa terdekat, ia yang biasa berkelana ke berbagai tempat memutuskan tinggal dan mengurus bayi lelaki yang dibuang itu.

Karena orang tua yang membuangnya hanya meninggalkan catatan ‘Namanya, Xiao Liu. Demi para dewa, siapapun yang menemukannya tolong rawat anak ini.’

Kakek An terdiam, sebagai pendekar tingkat langit tidak mungkin membiarkan nyawa anak ini melayang ditengah kekacauan yang sedang terjadi.

Namun sayangnya Kakek An harus dikejutkan dengan tanda tengkorak yang tiba-tiba muncul di telapak tangan bayi Liu.  Yang berarti satu hal, Liu terkena kutukan, yang bukan kutukan biasa.

Kutukan ‘Lugu’ atau kutukan tengkorak adalah jenis kutukan tingkat langit.

Kakek An mempelajari apa yang terjadi pada Liu sekaligus merawatnya, tidak lupa ia berkontribusi di desa dengan ilmu yang dimilikinya.

Mengajar disiplin bela diri, mengajarkan berbagai teknik yang memudahkan kehidupan. Karena para warga dan pendekar lain sadar akan kemampuan Kakek An, mereka mengangkatnya jadi tetua desa.

Meski di waktu-waktu selanjutnya tidak bertambah mudah. Banyak hama yang menggerogoti sawah, badai yang terkadang muncul tiba-tiba, dan lagi kekeringan yang melanda.

Semua itu membuat popularitas Desa Zhangkung yang asri dan nyaman ini jadi merosot, dan tidak sedikit warga dan pendekar yang pindah. Sebagian yang bertahan adalah para tua-tua desa lain dan anak-anak yang belajar ilmu seni pendekar.

Tidak bisa dipungkiri apa yang dikatakan warga desa benar. Semua ini terjadi karena kutukan tengkorak Xiao Liu.

Kutukan tingkat langit seperti ini jarang sekali ditemui, bahkan Pendekar An sendiri baru menemuinya seumur hidupnya. Kutukan ini tidak berasal dari manusia, energi yang dipancarkan membuat alam murka dan mengubah pandangan orang terhadap Liu.

“Aku terlalu tua untuk mengungkapnya,” gumam Kakek An pelan.

“Hah?”

“Jangan patah semangat begitu kek, semua orang pasti tua.” Liu dengan lembut memegang tangan Kakek An.

“Bukannya aku yang harus menghiburmu? Ah sudahlah.” Kakek An tersentuh anaknya bisa paham pikirannya.

“Kek, kenapa tato buatanmu sering muncul?” Liu menatap tangannya heran, entah mengapa tanda ini sering muncul, namun tiap diperhatikan, cukup keren juga.

“WADUH!” Mata Kakek An terbuka lebar, dan seketika itu juga Liu menutup matanya dan terjatuh ke kasur.

“LIU!” Kakek An segera mengecek denyut nadinya.

“Tidak ada!” Raut wajah Kakek An berubah drastis, ia segera melafalkan sejumlah teknik pemulihan, dan seluruh ruangan jadi bersinar hijau terang.

“….” Setelah berbagai macam percobaan, Liu sama sekali tidak bangun.

“He.. Hei Liu… bangun nak….” Kakek An memegang wajah Liu yang makin pucat.

“Ka- kamu bercanda bukan….?” Kakek An tahu Liu adalah anak kuat, dia mungkin belajar teknik penghentian pernafasan dan akan segera bangun dan tertawa.

Tapi Kakek An tahu ini bukanlah bulan april… jadi tidak mungkin.

Tanda kutukan tengkorak itu berubah jadi merah darah. Di situlah Kakek An tahu ia sudah…. Terlambat.

“XIAO LIUUUUUU!!”

“AAHAAAA! BANGUN NAK! BANGUUUN!!!” An, seorang pendekar tingkat langit, menangis tersedu-sedu sepanjang malam.

Terpopuler

Comments

Pendekar New

Pendekar New

ohh ini novel pendekar y bukan kultivator..

2022-11-11

3

Dewo Bumi

Dewo Bumi

ceritanya jangan terlalu banyak bertele-tele Thor biar banyak yg like dan vote.

2022-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 Mimpi Yang Mustahil
2 Takdir Menjemput
3 Bangkitnya Sistem
4 Fang Yin
5 Kucing
6 Ketemu Lagi
7 Tolong Dong
8 Berusaha saja lah
9 Benda Itu!
10 DPO
11 Belajar Dong
12 Debut
13 Misi Sukses?
14 Kamu Kemana?
15 Maintenance
16 Kasus!
17 Batin!
18 Mirip!
19 Tawaran Menarik!
20 Inilah Kekuatan!
21 Keberuntungan 100%
22 Xiao Ying
23 Fans?
24 Mana Pacarmu?
25 Mau Hidup Enak?
26 Kamu Cantik dan Aku Ganteng
27 Situasi Panas!
28 Nurut Dong!
29 Bernafas? Naik Level Yeah!
30 Ini Gayaku Mana Gayamu?
31 Ah Jadi Malu
32 Cacing
33 Xiao Ice
34 Seram
35 Jus
36 Kupu-kupu malam
37 Nyari
38 Deklarasi
39 Api
40 Shuwan
41 Lamaran hehe
42 Oke Serius
43 Oke Pergi
44 Jalan
45 Kelinci
46 PD
47 Ular
48 Eh Ular?
49 Bonus
50 Goyang
51 Tengkorak
52 Aku ngerti kok
53 Keabadian
54 Kelinci lagi haduh
55 Monster Kelinci
56 Wortel Abadi
57 Nyari Lagi
58 Burung
59 Dendam
60 Stt Rahasia
61 Kocheng
62 Meong
63 Meoong
64 Eh Cantik
65 Desa
66 Terima Kasih
67 Turu
68 Om Jangan Om
69 Lepasin
70 Kamu Berguna
71 Panas
72 Apa lagi ya?
73 Tidak Kenal Lelah
74 Melamar
75 Hidup Bersama
76 Tanya jawab
77 Terbongkar
78 Eh kok bisa nyala!?
79 Gadis Merah
80 Yang Yuhuan
81 Orang Sibuk
82 Salah Lawan
83 Ada yang baru
84 Penguasa Alam Monster
85 Prank
86 Tiga Besar
87 Dicariin
88 Reuni
89 Anjing
90 Sebuah Kebenaran
91 Xiuying
92 Calonnya Banyak
93 Repot
94 Putri Es
95 Kalah
96 Babak Akhir?
97 Kejar-kejaran
98 Baiklah
99 Curiga
100 Kenyataan
101 Hukuman
102 Warning
103 Marathon
104 Mencoba Mengerti
105 Menuju Alam Pertengahan
106 Pemburuan
107 Misi Penting
108 Terdesak
109 Beraksi
110 Sun
111 Malu
112 Speedrun Alam Dewa?
113 Persiapan
114 Lama
115 Semangat Dong!
116 Masuk
117 Pemanasan
118 Nonton
119 Dewa Penjaga Gladiator Alam Dewa Awal
120 Chat
121 Emosi Nih
122 Percaya
123 Berangkat!
124 Apaan Tuh?
125 Makhluk
126 Lengkap
127 Ada Udang
128 Bertemu
129 Konfrontasi
130 Pemanasan
131 Robek
132 Tekad
133 Kemunculan The Big Three
134 Pisah
135 Belum Selesai
136 Alam Dewa Tingkat Menengah Awal
137 Rantai
138 Demi Tujuan
139 Beruntung
140 Mengakui
141 Terdampar
142 Bantuan
143 Dewa Laut
144 Adu Senjata
145 Dewa Long
146 Sebuah Akhir
147 Tapi Boong
148 Dewi Bing
149 Dewi Es
150 Eh Ada Tamu
151 Dewa Zao
152 Ngilang Sebentar
153 Dewa Api
154 Heran Deh
155 Siapa Yang Terkuat?
156 Masih Berjalan
157 Dewi Cinta
158 Dewi Yinying
159 Melawan Bayangan
160 Keluar Karakter
161 Ruang Merah
162 Aku Ingin Mencicipinya
163 Kunci
164 Masukin
165 Alam Dewa Menengah Tingkat Akhir
166 Sambutan Hangat
167 Bunga
168 Terdesak
169 Sudah Cukup
170 Dewi Hua
171 Beruang
172 Cincin
173 Harta Karun
174 Gelang
175 Meteor
176 Gelang
177 Dewa Xing Yu
178 Batu
179 Dewi Xihe
180 Memanas
181 Momentum
182 Kekuatan Yang Sebenarnya
183 Dewi Chang'e
184 Padang Rumput
185 Dewi Rambut Hijau
186 Dewa Jue
187 Realita
188 Kenikmatan
189 Jujur
190 Kacamata
191 Dewi Xian
192 Golem
193 Alam Dewa Tingkat Atas Awal
194 Serigala Putih
195 Pengecut?
196 Comeback
197 Jam Tangan
198 Jubah Merah
199 Dewi Shijian
200 Main-main
201 Aslinya
202 Dewa Pantai
203 Dewi Feng
204 Surprise
205 Terpojok
206 Terhibur
207 Dewa Jiankang
208 Kebugaran
209 Akibatnya
210 Pria Pirang
211 Bertahan
212 Alam Dewa Akhir Tingkat Menengah
213 Tengkorak?
214 Mengakui
215 Dewi Lava
216 Kejutan
217 Mengira
218 Aneh
219 Ruangan Putih
220 Kedatangan
221 Inilah Kenyataan
222 Khawatir
223 Mengesankan
224 Mengejutkan
225 Tamatlah
226 Terima Kasih Untuk Semuanya
Episodes

Updated 226 Episodes

1
Mimpi Yang Mustahil
2
Takdir Menjemput
3
Bangkitnya Sistem
4
Fang Yin
5
Kucing
6
Ketemu Lagi
7
Tolong Dong
8
Berusaha saja lah
9
Benda Itu!
10
DPO
11
Belajar Dong
12
Debut
13
Misi Sukses?
14
Kamu Kemana?
15
Maintenance
16
Kasus!
17
Batin!
18
Mirip!
19
Tawaran Menarik!
20
Inilah Kekuatan!
21
Keberuntungan 100%
22
Xiao Ying
23
Fans?
24
Mana Pacarmu?
25
Mau Hidup Enak?
26
Kamu Cantik dan Aku Ganteng
27
Situasi Panas!
28
Nurut Dong!
29
Bernafas? Naik Level Yeah!
30
Ini Gayaku Mana Gayamu?
31
Ah Jadi Malu
32
Cacing
33
Xiao Ice
34
Seram
35
Jus
36
Kupu-kupu malam
37
Nyari
38
Deklarasi
39
Api
40
Shuwan
41
Lamaran hehe
42
Oke Serius
43
Oke Pergi
44
Jalan
45
Kelinci
46
PD
47
Ular
48
Eh Ular?
49
Bonus
50
Goyang
51
Tengkorak
52
Aku ngerti kok
53
Keabadian
54
Kelinci lagi haduh
55
Monster Kelinci
56
Wortel Abadi
57
Nyari Lagi
58
Burung
59
Dendam
60
Stt Rahasia
61
Kocheng
62
Meong
63
Meoong
64
Eh Cantik
65
Desa
66
Terima Kasih
67
Turu
68
Om Jangan Om
69
Lepasin
70
Kamu Berguna
71
Panas
72
Apa lagi ya?
73
Tidak Kenal Lelah
74
Melamar
75
Hidup Bersama
76
Tanya jawab
77
Terbongkar
78
Eh kok bisa nyala!?
79
Gadis Merah
80
Yang Yuhuan
81
Orang Sibuk
82
Salah Lawan
83
Ada yang baru
84
Penguasa Alam Monster
85
Prank
86
Tiga Besar
87
Dicariin
88
Reuni
89
Anjing
90
Sebuah Kebenaran
91
Xiuying
92
Calonnya Banyak
93
Repot
94
Putri Es
95
Kalah
96
Babak Akhir?
97
Kejar-kejaran
98
Baiklah
99
Curiga
100
Kenyataan
101
Hukuman
102
Warning
103
Marathon
104
Mencoba Mengerti
105
Menuju Alam Pertengahan
106
Pemburuan
107
Misi Penting
108
Terdesak
109
Beraksi
110
Sun
111
Malu
112
Speedrun Alam Dewa?
113
Persiapan
114
Lama
115
Semangat Dong!
116
Masuk
117
Pemanasan
118
Nonton
119
Dewa Penjaga Gladiator Alam Dewa Awal
120
Chat
121
Emosi Nih
122
Percaya
123
Berangkat!
124
Apaan Tuh?
125
Makhluk
126
Lengkap
127
Ada Udang
128
Bertemu
129
Konfrontasi
130
Pemanasan
131
Robek
132
Tekad
133
Kemunculan The Big Three
134
Pisah
135
Belum Selesai
136
Alam Dewa Tingkat Menengah Awal
137
Rantai
138
Demi Tujuan
139
Beruntung
140
Mengakui
141
Terdampar
142
Bantuan
143
Dewa Laut
144
Adu Senjata
145
Dewa Long
146
Sebuah Akhir
147
Tapi Boong
148
Dewi Bing
149
Dewi Es
150
Eh Ada Tamu
151
Dewa Zao
152
Ngilang Sebentar
153
Dewa Api
154
Heran Deh
155
Siapa Yang Terkuat?
156
Masih Berjalan
157
Dewi Cinta
158
Dewi Yinying
159
Melawan Bayangan
160
Keluar Karakter
161
Ruang Merah
162
Aku Ingin Mencicipinya
163
Kunci
164
Masukin
165
Alam Dewa Menengah Tingkat Akhir
166
Sambutan Hangat
167
Bunga
168
Terdesak
169
Sudah Cukup
170
Dewi Hua
171
Beruang
172
Cincin
173
Harta Karun
174
Gelang
175
Meteor
176
Gelang
177
Dewa Xing Yu
178
Batu
179
Dewi Xihe
180
Memanas
181
Momentum
182
Kekuatan Yang Sebenarnya
183
Dewi Chang'e
184
Padang Rumput
185
Dewi Rambut Hijau
186
Dewa Jue
187
Realita
188
Kenikmatan
189
Jujur
190
Kacamata
191
Dewi Xian
192
Golem
193
Alam Dewa Tingkat Atas Awal
194
Serigala Putih
195
Pengecut?
196
Comeback
197
Jam Tangan
198
Jubah Merah
199
Dewi Shijian
200
Main-main
201
Aslinya
202
Dewa Pantai
203
Dewi Feng
204
Surprise
205
Terpojok
206
Terhibur
207
Dewa Jiankang
208
Kebugaran
209
Akibatnya
210
Pria Pirang
211
Bertahan
212
Alam Dewa Akhir Tingkat Menengah
213
Tengkorak?
214
Mengakui
215
Dewi Lava
216
Kejutan
217
Mengira
218
Aneh
219
Ruangan Putih
220
Kedatangan
221
Inilah Kenyataan
222
Khawatir
223
Mengesankan
224
Mengejutkan
225
Tamatlah
226
Terima Kasih Untuk Semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!