Sementara itu di bagian dalam hutan, dengan bantuan batu penerangan, Fang Yin sibuk mencari-cari tanaman obat.
Tidak peduli malam sekalipun ia tetap melakukannya, karena semakin cepat maka semakin baik.
Lagipula selama matahari menyinari tadi ia sibuk membuat ramuan obat. Mana mungkin sambil berkeliling ‘kan?
Jika ingin jadi tabib hebat, maka ia perlu terampil mengolah obat dan bisa memproduksi obat dengan cepat. Fang Yin jadi terpacu untuk terus meningkatkan kemampuannya.
Sementara ia melakukan urusannya, Yin terpikir akan pemuda bernama Xiao Liu tadi.
‘Apa… Tuan Liu benar-benar tahu jalan pulang?’ pikirnya.
Fang Yin sendiri sudah berpengalaman beranjak dari satu tempat ke tempat lain, jadi ia tahu rute dari hutan ini ke kota terdekat cukup sulit.
‘Tuan Liu bicara sendiri dan emosinya gampang berubah… apa berarti….?’ Fang Yin memikirkan ini dalam hatinya. Ia tahu kriteria yang pas untuk keadaan manusia seperti itu.
Yin menggelengkan kepalanya pelan. Seorang yang ditolongnya mungkin masih perlu beradaptasi lebih lanjut.
Ia terus melihat ke segala arah, meski sudah ada bantuan dari batu penerangan, tanpa cahaya bulan ia sulit menemukan dengan cepat.
“GGGRRRRR….”
“!”
Ketika mencari di semak-semak tinggi, suara auman binatang terdengar jelas, Fang Yin bersiaga. Keadaan seperti ini bisa saja terjadi.
Apalagi tempat ini bukanlah hutan biasa, Yin mendengar orang menyebutnya Hutan Aokigahuru. Area hutan yang konon jadi tempat orang-orang meregang nyawa karena kejadian memilukan di masa lalu.
Mulai dari rumor itulah mulai ada cerita-cerita lain yang tersebar, soal adanya binatang buas, bandit, makhluk halus, atau energi spiritual jahat yang sulit dijelaskan.
Fang Yin tahu risikonya dari awal, ia memelankan langkah kakinya agar tidak menarik perhatian suara auman itu.
Fokusnya terbagi dua, ia jadi tidak leluasa menyingkapkan semak-semak dan memanjat pohon karena bisa saja membuat keberadaannya terekspos cepat. Padahal tanaman obat biasanya tersembunyi dan sulit dijangkau pencarinya.
“GGGGRRRR!”
“Ah!” Fang Yin menengar suara auman itu di belakangnya, dan seketika itu juga sekumpulan harimau besar berjumlah lima ekor mendekat ke arahnya. “Panthera tigris amoyensis,” gumam Yin.
Sekumpulan harimau itu menatapnya tajam seolah bersiap mengerkamnya kapanpun. Namun Fang Yin segera mengeluarkan belati merah dari sakunya.
“….” Fang Yin tetap tenang, ia sudah dibekali ilmu dasar bertahan hidup di alam liar. Saat inilah menunjukkannya!
“GRWARRR!”
Salah satu harimau itu berlari cepat dan melompat hendak menerkamnya, Yin menghindar dan di saat yang bersamaan ia mengayunkan belati merahnya ke tubuh harimau itu.
SRASH!
Binatang itu tumbang seketika, tidak bergerak lagi.
Padahal serangan belati kecilnya hanya mengenai sebagian kecil tubuh besar harimau itu. Bukan tidak mungkin bianatang itu kembali bangun dengan luka sekecil itu.
Harimau lain menunggu rekan mereka bangkit dan menyerang dari belakang, namun setelah beberapa saat tetap tidak kunjung bangun.
Fang Yin memasang senyum percaya diri. Ia bukan gadis lemah. Dengan pemberian belati merah ibunya ia bisa mengatasi tantangan di depan.
“RRRAAWWRR!” Harimau lain menyerang bersamaan dengan murka, Fang Yin berkelit cepat dan melancarkan satu serangan pada masing-masing makhluk buas itu.
Dengan kelihaiannya, para harimau itu terkapar tidak berdaya, sedang Fang Yin menutup matanya puas.
Tidak disangka, seorang gadis lemah lembut bisa beraksi seperti ini. Seolah berubah jadi orang lain ketika situasi berbeda.
Fang Yin membersihkan belatinya yang penuh darah, dan memasukkannya kembali ke dalam tas.
Ancaman binatang buas sudah diatasinya, Fang Yin segera melanjutkan pencariannya.
Tak lama dan tak jauh dari tempat harimau itu muncul, gadis itu tersenyum. “Akhirnya….”
Tanaman obat yang dicarinya ditemukan, dengan sigap Yin mengambil dan memasukkannya ke dalam tas. “Waktunya pulang….”
Ia tidak sabar mempelajari ramuan baru sesampainya di desa terdekat, dan dengan begitu ia sudah semakin dekat dengan mimpinya.
Ya, Fang Yin adalah gadis sederhana yang bermimpi jadi tabib terkemuka dan bisa memberi pengaruh besar di wilayah Cina.
Mimpinya itu tidak sejalan dengan kehendak ibunya, memaksanya untuk memperjuangkan mimpinya seorang diri.
Hanya belati pemberian ibunya yang menemani perjalanannya. Yang terbukti mampu melindunginya di saat bahaya.
Fang Yin segera berjalan pulang meninggalkan hutan, namun baru saja berjalan sebentar ia dikejutkan oleh hal lain.
Musuh? Bukan, melainkan binatang lain yang tidak ia sangka muncul di tempat ini.
“Waah… kamu lucu sekali….” Fang Yin mendekati seekor binatang kecil berbulu putih yang suka mengeong.
“Kenapa kamu ada di sini? Miaw?” Fang Yin tidak tahan mengelus makhluk lucu itu. Padahal di hutan ini tidak wajar ada binatang selucu itu.
Hutan terlarang apanya? Buktinya ada hewan yang menarik perhatian. “Kenapa kamu di sini? Ikut saja yuk….”
Fang Yin tergoda membawa kucing imut itu bersamanya. Dia bisa jadi teman terbaik dan ia tidak perlu sendirian lagi.
Punya teman bertualang bukanlah ide buruk. Lagipula binatang ini bukan milik siapa-siapa ‘kan? Jadi boleh merawatnya dong?
“Uwuwuwuw~” Fang Yin lupa ia harus segera pergi dari sini, saking asyiknya bermain dengan si kocheng putih ini.
“RRRRRRW….”
Tanpa disadarinya kucing itu malah membuka mulutnya lebar dengan sorot mata yang tajam.
Rentetan gigi tajam dengan liur menetes sudah dekat sekali dengan tangannya.
GREP.
“Ah.”
Tangan Yin digigit oleh kucing putih itu. Bahkan sampai berdarah.
SRING!
Dengan sorot mata yang tajam Yin segera mengambil belati dengan tangan kirinya dan hendak menebas binatang itu.
SLASH!
Tidak kena! Kucing putih itu sudah lebih cepat lari ke dalam hutan dan menghilang di kegelapan.
“Uh….”
Yin melihat pergelangan tangan kanannya sudah berlumuran darah. Ia tidak menyangka binatang selucu itu punya sisi kejam.
Rasa sakit mulai menjalar dari bekas gigitan itu, sungguh reaksi yang cepat sekali.
Dengan cepat Yin membuka tasnya dan meminum beberapa obat ramuan tingkat rendah. Ramuan obat ini manjur pada luka kecil seperti ini.
Tidak lupa ia segera meminyaki dan memperbani lukanya, dan bersiap berjalan pulang.
‘Di hutan ini binatang lucu pun berbahaya….’ Fang Yin belajar dari kejadian ini.
Tak lama kemudian Fang Yin sesekali memegang kepalanya dan juga kakinya, entah mengapa ia merasa ada yang aneh.
“….” Pandangannya juga jadi agak kabur, padahal di sela-sela perjalanan tadi ia makan camilan, namun kenapa malah tiba-tiba lemas begini?
“Uh….” Fang Yin akhirnya terduduk di bawah. Entah karena ia kelelahan karena membuat ramuan obat seharian atau apa, ia merasa begitu loyo.
Fang Yin akhirnya merebahkan diri di tanah saking tidak tahannya. Mengabaikan fakta bahwa ia tidak seharusnya rebahan sembarangan di sini.
‘Sebentar saja… setelah itu baru pulang….’ Fang Yin menutup matanya. Sementara lukanya malah makin banyak menetes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
forza 💫✨🎗️🪙👑
mcnya sbnarnya yg mna sih..ga jelas ceritanya.. goblok
2023-06-16
0
Kaje
keren
2023-02-26
0
iron man
cerita ngga jjjjjeeellllaaasss
2023-01-31
0