Kaki terasa berat, melangkah menuju ruangan tempat sang Ayah di rawat. Meski Ia sudah memperlambat semuanya, apalagi dengan kegiatan kontrol pasien di pagi hari yang harus Ia ikuti. Itu sudah lebih dari mengulur waktu untuk menemui sang Ayah.
Dengan satu tangan di dalam saku seragam, Ia pun berjalan setapak demi setapak masuk ke ruang VVIP itu. Kia mengetuk pintu, dan membuka nya seorang diri menatap Mama Lisa tengah melayani Ayahnya dengan baik. Mengelap tubuhnya dan menyuapi sarapan yang disediakan oleh pihak Rumah sakit padanya.
"Yah," panggil Kia, yang perlahan mendekat. Mama Lisa tak terlalu faham, karena Ia kira itu adalah perawat seperti biasanya.
"Kia... Sini, duduk." sambut Mama sambungnya itu dengan begitu gembira. Wajahnya berseri-seri, bahkan nemberikan kursinya pada sang anak sambung agar bisa mengobrol dengan Ayahnya.
"M-Mama mau mandi dulu, ya?" pamit Mama Lisa, dengan membawa handuk yang Ia simpan dari tas besarnya. Meninggalkan sepasang ayah dan Anak yang justru tampak canggung itu.
Tangan Kia merayap, perlahan meraih telapak tangan Sang Ayah. Ia memijit lembut tangan itu, dan sesekali mengecupnya dengan penuh rasa rindu.
"Pulang, Kia." lagi-lagi kata itu terucap oleh bibir sang Ayah.
"Maaf, Yah. Kia nyaman disini, menjadi perawat seperti yang selama ini Kia inginkan. Kia udah kontrak disini selama beberapa tahun,"
"Tak ada masa depan kamu disini, Kia. Kamu fikir, Ayah ngga tahu mereka bayar kamu berapa? Setengah dari pemberian Ayah pun tak ada."
"Yaaah! Bukan masalah uang, tapi..." ucapan Kia terhenti. Ia tak ingin terlalu panjang melakukan perdebatan dengan sang Ayah kali ini. Apalagi dengan kondisinya yang lemah, dengan wajahnya yang tampak pucat.
"Kamu biasa di layani, Kia. Sedangkan disini, kamu harus melayani mereka. Apalagi, tempat semua penyakit disini. Lihat... Kamu kurus, sekarang dan seperti tak terurus."
"Ayah sendiri... Kenapa bisa sakit? Mama Lisa kurang mengurus Ayah agaknya. Benar? Atau, anak sambung Ayah mulai menunjukkan sifat aslinya?"
"Kia! Jangan asal bicara. Kenapa kamu selalu menganggap Nanda itu buruk?"
"Kia tahu, pasti dia sedang mencari perhatian dengan Ayah. Lama-lama, Dia akan..."
"Salah... Nanda justru mengurus Ayah dengan sangat baik. Ayah sakit, itu semua karena kamu. Ayah sampai turun sendiri untuk mencari kamu, kemana pun."
"Yakin sendiri?" Kia menyangsikan semua keterangan dari sang Ayah. Dan Ayahnya meyakinkan jika memang Ia bergerak sendiri untuk mencari sang putri, hingga meninggalkan hotel mereka untuk Lisa awasi.
"Lisa?" Ayah Kia memanggil sang istri yang telah rapi dengan pakaian bersihnya. Lisa menghampiri dengan penuh semangat, apalagi Kia ada disana. Ingin sekali mengajak Kia mengobrol, tapi Lisa justru diminta membeli kan beberapa makanan untuk Kia oleh sang suami.
"Yaudah, Aku tinggal dulu." Lisa pergi keluar, tanpa menaruh rasa curiga sama sekali pada suaminya.
Sedang jauh berjalan, barulah Mama Lisa merasa ada yang aneh disekitarnya. Beberapa pria berjas hitam datang berombongan dan menuju ruangan suaminya. Ia mencoba berbalik, tapi seorang diantara mereka menghalangi.
"Nyonya tak perlu ikut campur. Ini urusan Tuan dan Nona Kia." ucapnya, mengulur kan tangan tepat di hadapan Mama Lisa.
"Papa mau kamu pulang," Pak Arman mulai membuka infusnya sendiri. Meski terdapat darah, Ia dengan lihai menutupnya dengan kapas dan plester yang tersedia disana.
"Ayah! Apa-apaan ini? Ayah bohongin Kia? Kenapa begini?" sergah Kia, dengan mata terbuka lebar menyaksikan kegilaan sang Ayah padanya. Ia membalik tubuh, tapi ada beberapa pria bertubuh besar menghadangnya. Kia tak dapat melawan, karena kalah jumlah dan tenaga.
" Ayah mana yang tega, membiarkan putri semata wayangnya hidup susah. Padahal selama ini, Ayah selalu memberi apa yang kamu ingin kan, Kia."
Pak Arman turun dari tempat tidurnya, dan merapikan diri dari segala peralatan yang ada ditubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
jebakan 🤔🤔🤔
2022-12-24
0
Diah Aza
Tak masalah jika ingin menikah lagi pak tua,tp tunggulah sampai pemakamam istri mu kering lah..masa blum jg 44 hari udh mau nikah aja.wajar lah anak mu menentangnya.tuh calon istri mu jg seharusnya bisa,menahan dri masa hanya krn dipaksa ma pak tua lngsung mau2 aja nikah.klo gw jd kia jg ogah bnget gw trima ibu tiri gw walaupun pada akhirnya mungkin dia baik tp dari awal sudah buat kecewa jd ilfil gw.
2022-11-25
2
Ramayani Carsi
knapa memakai kekerasan ayah kita. coba kalau di ujung dengan lembut. mungkin hatinkia akan luluh dan kembali lagi bersama mu ayah.
2022-11-22
0