Bukan Dia, yang ku cari

Semua tampak tegang kala itu. Hingga akhirnya seorang perawat masuk dan mengakui kesalahan yang telah Ia buat. Ia lah yang sebenarnya menyuntik obat yang barusan pada Bisma, sesuai dengan apa yang Ia lihat dari catatan.

"Kenapa bisa, kamu beri obat yang salah?" tegur pimpinan padanya.

"Saya ngga salah. Justru saya memberi sesuai yang ada di catatan." perawat itu memberikan bukti foto jadwal obat serta terapinya. Semua lengkap, dan Ia melakukan nya sesuai arahan.

"Kamu baru?" tanya pimpinan itu padanya.

"Saya sudah Lima bulan. Tapi belum memiliki ruangan tetap. Saya masih berpindah tempat untuk menyesuaikan ditempat mana saya harus bertugas."

Semua mata terbelalak melihat semua bukti yang Ia sampaikan. Tak dapat di elak lagi, jika semua yang Ia katakan adalah benar. Dan kini situasi menjadi kembali gempar mengenai obat yang diberikan untuk Bisma sebelum ini.

"Pantas, dia selalu tidur dan nyaris tak pernah bangun. Padahal, semua hasil CT Scan nya baik." ujar salah seorang dokter sayaraf disana.

Permasalahan selesai di awal, penjagaan terhadap Bisma pun di perketat hingga Bisma mengalami banyak kemajuan dan sadar dari tidurnya yang panjang.

" Saya ingin bawa Cucu saya pulang," ucap Oma sekar pada penanggung jawab ruangan.

"Bu, maaf. Tapi belum bisa karena Tuan masih harus perawatan intensif dan...."

"Saya akan bawa perawat kerumah. Saya gaji secara pribadi."

"Tapi, Bu...." perawat itu pun hanya bisa menghela nafas kasar, melihat keangkuhan Oma sekar padanya. Jika dibilang wajar, orang tua mana yang tak cemas ketika beberapa kali cucunya salah diberi obat. Meski oknum tersebut telah ditangkap dan dipenjara.

"Baiklah... Saya akan urus semuanya." ucap sang perawat, membuat Oma sekar seketika tenang dan lega.

Oma sekar pun kembali ke ruangan Bisma, menyapa putranya yang tengah duduk menikmati matahari pagi disana. Meski hanya teriknya yang menghangatkan, dan bukan cahayanya yang indah menyilaukan mata.

"Oma?" Panggil Bisma. Agaknya sudah hafal dengan parfum sang Oma yang memang selalu menemaninya.

"Hey, sayang. Bagaimana saat ini?" peluk sang Oma dari belakang punggungnya.

Perban di mata itu bahkan belum dibuka, karena Oma sekar sendiri belum siap menatap mata cucunya yang tak lagi bisa melihat dunia.

"Buka saja, Bisma sudah terbiasa, Oma. Hanya perlu menyesuaikan diri dengan semua keadaan." pinta Bisma, seketika membuat air mata sang Oma berderai kembali.

"Iya, sayang..." angguk Oma, yang akhirnya membuka perban itu sendiri dengan tangan nya, tanpa bantuan alat sama sekali. Pasalnya, memang sudah tak ada luka apapun di pelipis Bisma atau bahkan disekujur tubuhnya.

Oma menatap nanar mata Bisma. Mata yang masih tampak begitu indah dengan lensa coklatnya, dan tatapan yang biasanya tajam. Tapi kini, tatapan itu tampak kosong tanpa arah, ke depan tanpa tujuan. Bisma tampak sesekali mengibaskan tangan di depan matanya sendiri.

"Hhhh, semua menghilang dan gelap." tuturnya perih.

"Masih ada Oma, Sayang. Oma akan selalu ada disamping kamu,"

"Jangan perlakukan Bisma seperti orang sakit, Ma. Bisma mohon. Bisma tak ingin terlihat lemah di mata siapapun."

Oma sangat tahu bagaimana Bisma, yang memang berwatak keras. Oma hanya bisa mengangguk menyanggupi semua permintaan cucunya itu.

"Permisi... Semua persiapan sudah beres. Dan pasien sudah bisa pulang, jika sudah siap." seorang perawat masuk keruangan mereka. Bisma tampak memejamkan matanya, dan berusaha meresapi suara yang Ia dengar saat ini dengan indera pendengaran nya yang tajam.

" Bukan... Bukan dia yang aku cari."

Terpopuler

Comments

Shautul Islah

Shautul Islah

ceritanya agak ngga jelas,terlalu meloncat jauh ga ada keterangannya beberapa hari kemudian atau apa gitu!! maaf yah thor

2022-12-30

2

Lilisdayanti

Lilisdayanti

cepat sembuh ya bisma,,dan bawa pergi jauh perawatmu 🤣🤣

2022-12-11

0

Mama Pesek

Mama Pesek

jadi ingat Papi Bagas, yang hanya merespon dengan Mami Syifa karena suaranya.

2022-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Akia si Pembangkang
2 Bisma Abdi Prayoga
3 Bukan Dia, yang ku cari
4 Tak ada yang dapat ku percaya.
5 Ketegasan Bisma
6 Tabrakan maut.
7 Kau kira, aku berbohong?
8 Kalau mau teriak, teriaklah
9 Aku harus mendapatkan mu
10 Kia sayang sama Ayah.
11 Di balik kegelapan
12 Apa ini Karma ku?
13 Papa bohongin Kia?
14 Tolooong, saya mohon
15 Calon istri?
16 Maaf, sudah merepotkan.
17 Aku sangat tertarik padanya.
18 Akia dan Nanda
19 Perjuangan Daksa untuk Bisma
20 Kamu bukan adik ku.
21 Egoisnya Ayah.
22 Diem! Kamu ngga di ajak.
23 Gantikan aku dalam pertemuan itu.
24 Bisma, Serius?
25 Kau, bukan Dia.
26 Kamu?
27 Kapan kita menikah?
28 Maaf, Kia.
29 Nining mengundurkan diri
30 Akan tetap pada pendirianku.
31 Omelan mu yang merdu
32 Kenapa ngga ada yang bener?
33 Hallo, Akia?
34 Sayang? Apaan sayang!
35 Tabrakan lagi?
36 Ayah mu lagi?
37 Masih mau, jadi calon suamiku?
38 Kia akan bersama saya
39 Waktu 2hari untuk menikah
40 Mau apa setelah menikah?
41 Celotehan Jinan
42 Mantan pacarnya Surya
43 Panggilan baru untuk Bisma
44 Perkenalan Oma dan Ayah Kia
45 Ancaman Bisma untuk Jinan
46 Hadiah mewah dari Bisma
47 Masa lalu Kia dan Surya
48 Keluar kandang singa, masuk kandang buaya
49 SAH!!
50 Apaan sih?
51 Cukup kau genggam tanganku, aku akan tahu itu kamu
52 Selamat datang kerumah baru, Kia
53 Kau fikir, Istriku pelayanmu?
54 Semua salah dimata Jinan
55 Astaga! Aku harus apa?
56 Makan malam bersama
57 Kau siap menggodaku?
58 Surya gabut.
59 Cieee, keramasan.
60 Cantik,
61 Oma jahat sama Jinan
62 Ayah belum Ikhlas, Kia.
63 Iiih, gombal
64 Ancaman Kia
65 Masih tajem kata-katanya
66 Jangan mencoba menjadi Kia
67 Pusing Oma mikirnya
68 Bukan perhatian, tapi kewajiban
69 Bisma akan berusaha
70 Harus minta penjelasan!
71 Setidaknya sudah memanggil Mama.
72 Kembalikan kunci mobilku
73 Tidak mudah jadi Kakak, Jinan
74 Jadi rindu ayah
75 Buat sendiri, kalau mau atur.
76 Manager, atai Direktur?
77 Mencari pembenaran
78 Kau masih gugup denganku?
79 Suryaaaa!
80 Keras kepala
81 Kenapa begitu nyaman berdua?
82 Agar tetap diam beberapa saat
83 Kalau sayang, kenapa dibuang?
84 Kepergok
85 Makin lama makin ngawur.
86 Aku tahu kau wanita kuat
87 Tangan nackal
88 Satu pelajaran untuk Jinan
89 Daksa dan Nanda
90 Nala tanpa Prada
91 Antara lebih lama dan lebih hebat
92 Astaga! Senna!
93 Doa untuk Sena
94 Peringatan untuk pembelajaran
95 Semoga Jinan berubah
96 Kamu darimana aja?
97 Kau nakal, Kia!
98 Kamu terlalu meremehkan aku
99 Undangan kapal pesiar
100 Aku tak yakin membiarkanmu pergi
101 Surya terobsesi pada Kia
102 Pesta yang indah
103 Aku ingin bertemu denganmu
104 Kenapa kau yang datang?
105 Mas Bisma!
106 Jaga Kia disana
107 Ngga bisa gitu, Kia!
108 Semua ditangan Daksa
109 Itu bukan urusan ayah
110 Kau kira suamiku mati?
111 Cahaya dalam kedinginan itu
112 Masa berkabung
113 Kau memang cahayaku
114 Mengalihkan diri sejenak
115 Pengalihan kuasa
116 Karena kau perempuan, Kia!
117 Menjauhkan surya dari Jinan
118 Surya yang terhebat
119 Dokumenter to surya geblek
120 Siapa yang sedih?
121 Rencana itu, bagaimana?
122 Kepergok Pak Arman
123 Kenyataan dan ancaman
124 Kia sebagai penebus dosa
125 Ketakutan surya
126 Pemutaran video dokumenter
127 Cahaya untuk Tuan Bisma, End.
128 Promo karya baru."Scandal With Mr. Mafia"
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Akia si Pembangkang
2
Bisma Abdi Prayoga
3
Bukan Dia, yang ku cari
4
Tak ada yang dapat ku percaya.
5
Ketegasan Bisma
6
Tabrakan maut.
7
Kau kira, aku berbohong?
8
Kalau mau teriak, teriaklah
9
Aku harus mendapatkan mu
10
Kia sayang sama Ayah.
11
Di balik kegelapan
12
Apa ini Karma ku?
13
Papa bohongin Kia?
14
Tolooong, saya mohon
15
Calon istri?
16
Maaf, sudah merepotkan.
17
Aku sangat tertarik padanya.
18
Akia dan Nanda
19
Perjuangan Daksa untuk Bisma
20
Kamu bukan adik ku.
21
Egoisnya Ayah.
22
Diem! Kamu ngga di ajak.
23
Gantikan aku dalam pertemuan itu.
24
Bisma, Serius?
25
Kau, bukan Dia.
26
Kamu?
27
Kapan kita menikah?
28
Maaf, Kia.
29
Nining mengundurkan diri
30
Akan tetap pada pendirianku.
31
Omelan mu yang merdu
32
Kenapa ngga ada yang bener?
33
Hallo, Akia?
34
Sayang? Apaan sayang!
35
Tabrakan lagi?
36
Ayah mu lagi?
37
Masih mau, jadi calon suamiku?
38
Kia akan bersama saya
39
Waktu 2hari untuk menikah
40
Mau apa setelah menikah?
41
Celotehan Jinan
42
Mantan pacarnya Surya
43
Panggilan baru untuk Bisma
44
Perkenalan Oma dan Ayah Kia
45
Ancaman Bisma untuk Jinan
46
Hadiah mewah dari Bisma
47
Masa lalu Kia dan Surya
48
Keluar kandang singa, masuk kandang buaya
49
SAH!!
50
Apaan sih?
51
Cukup kau genggam tanganku, aku akan tahu itu kamu
52
Selamat datang kerumah baru, Kia
53
Kau fikir, Istriku pelayanmu?
54
Semua salah dimata Jinan
55
Astaga! Aku harus apa?
56
Makan malam bersama
57
Kau siap menggodaku?
58
Surya gabut.
59
Cieee, keramasan.
60
Cantik,
61
Oma jahat sama Jinan
62
Ayah belum Ikhlas, Kia.
63
Iiih, gombal
64
Ancaman Kia
65
Masih tajem kata-katanya
66
Jangan mencoba menjadi Kia
67
Pusing Oma mikirnya
68
Bukan perhatian, tapi kewajiban
69
Bisma akan berusaha
70
Harus minta penjelasan!
71
Setidaknya sudah memanggil Mama.
72
Kembalikan kunci mobilku
73
Tidak mudah jadi Kakak, Jinan
74
Jadi rindu ayah
75
Buat sendiri, kalau mau atur.
76
Manager, atai Direktur?
77
Mencari pembenaran
78
Kau masih gugup denganku?
79
Suryaaaa!
80
Keras kepala
81
Kenapa begitu nyaman berdua?
82
Agar tetap diam beberapa saat
83
Kalau sayang, kenapa dibuang?
84
Kepergok
85
Makin lama makin ngawur.
86
Aku tahu kau wanita kuat
87
Tangan nackal
88
Satu pelajaran untuk Jinan
89
Daksa dan Nanda
90
Nala tanpa Prada
91
Antara lebih lama dan lebih hebat
92
Astaga! Senna!
93
Doa untuk Sena
94
Peringatan untuk pembelajaran
95
Semoga Jinan berubah
96
Kamu darimana aja?
97
Kau nakal, Kia!
98
Kamu terlalu meremehkan aku
99
Undangan kapal pesiar
100
Aku tak yakin membiarkanmu pergi
101
Surya terobsesi pada Kia
102
Pesta yang indah
103
Aku ingin bertemu denganmu
104
Kenapa kau yang datang?
105
Mas Bisma!
106
Jaga Kia disana
107
Ngga bisa gitu, Kia!
108
Semua ditangan Daksa
109
Itu bukan urusan ayah
110
Kau kira suamiku mati?
111
Cahaya dalam kedinginan itu
112
Masa berkabung
113
Kau memang cahayaku
114
Mengalihkan diri sejenak
115
Pengalihan kuasa
116
Karena kau perempuan, Kia!
117
Menjauhkan surya dari Jinan
118
Surya yang terhebat
119
Dokumenter to surya geblek
120
Siapa yang sedih?
121
Rencana itu, bagaimana?
122
Kepergok Pak Arman
123
Kenyataan dan ancaman
124
Kia sebagai penebus dosa
125
Ketakutan surya
126
Pemutaran video dokumenter
127
Cahaya untuk Tuan Bisma, End.
128
Promo karya baru."Scandal With Mr. Mafia"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!