Bisma lantas berdiri. Ia menggenggam tangan Kia dengan tangan kiri dan kanan memegang tongkatnya. Ia mendengar suara langkah sepatu menghampirinya mengarahkan tatapan kesana. Ia pun membawa Kia berlindung di belakang tubuhnya yang besar.
"Tuan, maaf. Saya ada perlu dengan Kia." ucap Pak Arman, berusaha sopan dengan pria itu. Apalagi, dengan kondisinya yang buta.
"Maaf, Dia calon istri saya. Anda ada keperluan apa? Apakah, terlibat hutang dengan anda? Maka saya akan melunasinya."
Ucapan itu sontak membuat semua orang ternganga. Terutama Kia, yang kaget bukan kepalang dengan pengakuan Bisma akan dirinya.
"Eh! Apaan?" Tepuk Kia di bahu Bisma yang luas. "Kenapa jadi calon istri?"
"Hah?" Bisma menoleh, dan bingung dengan ucapannya sendiri. Sedangkan Pak Arman, tampak semakin marah dengan apa yang Ia dengar kala itu. Ingin mengamuk, jika Ia tak berada di Rumah sakit besar yang ramai seperti ini.
"AKIAAA!" pak Arman memekik geram pad putrinya. "Kenapa kamu ini? Kenapa tak pernah mau menurut maunya Ayah? Dan sekarang.... Kenapa pria buta seperti ini yang jadi calon suamimu?"
"Hah, Ayah?" kaget Bisma, lalu menoleh kembali pada Kia yang gemetar di belakangnya. "Dia, Ayahmu?"
"Iya... Kamu sih,"
"Ehmmm, maaf. Jadi, harus bagaimana?" bisik Bisma padanya. Tapi Kia malah diam saja, dan terus menggenggam tangan Bisma begitu kuat. Hingga Bisma akhirnya mengalah, dan berjalan sedikit maju menghampiri Pak Arman.
"Ayah?" panggil Bisma, sok akrab dengan pria itu. Bisma pun mengulurkan tangannya dengan senyum yang begitu ramah.
"Kenapa kau panggil aku ayah?" suara pak arman tampak begitu berat saat ini.
"Karena, aku calon suami anakmu. Iya kan... Kia?" tanya Bisma, sesuai dengan nama yang Ia dengar. Sudah terlanjur pula keluar ucapan itu dari bibir Bisma. Dan Kia, hanya berharap Ayahnya tak merestui dan menentang hubungan tak disengaja itu.
Pak Arman tak membalas uluran tangan Bisma, hanya diam dan menganggap pria itu remeh. Bagaimana tidak. Apa yang bisa dibuat pria buta untuk menghidupi putrinya yang tersayang itu. Ia tak bisa bekerja, dan menafkahi anak nya kelak.
"Kerja apa kamu?"
"Untuk sekarang, saya tak bisa bekerja. Mungkin akan kembali aktif ketika sudah mendapat donor kornea dari Rumah sakit ini."
"Itu pun, kalau ada yang bersedia mendonorkan nya untukmu. Hhh," pak Arman mencebik remeh. Tapi hanya dibalas senyuman Bisma tanpa perlawanan.
"Lepaskan anak saya!"
"Tidak... Sebelum anda merestui untuk menikahkan kami."
"Hey!" Kia menatap Bisma kali ini. Rasanya ingin mengajaknya bertengkar kali ini.
"Bukan kah, kau ingin lari dari Ayahmu?" lirih Bisma pada Kia, mengundang kebingungan luar biasa dari gadis itu.
"Ingin lari, tapi kenapa harus menikah?" Kia mencengkram bahu Bisma dengan sekuat tenaganya. Tapi Bisma seolah tak merasakan apapun dari tenaga Kia. Hanya seperti tergelitik dan geli dibahunya.
"Kia, pulang Kamu. Kalau kamu ingin menikah, Ayah akan jodohkan kamu dengan anak rekan Ayah. Kamu tinggal pilih. Mereka kaya raya, dan normal. Tak seperti pria ini, yang....."
"Yah, cukup. Ayah kenapa menghina orang?" Kia berbalik geram degan sang Ayah, yang kali ini begitu keterlaluan. Menghina pria cacat di depan umum dan mengejeknya miskin. Sungguh menyakitkan bagi Kia saat itu.
"Itu kenyataan nya. Dan kamu tak bisa memungkiri semuanya. Ayo pulang!" Pak Arman berhasil meraih lengan Kia, dan menggenggamnya dengan kasar. Berusaha menariknya dari Pak Arman. Tapi, respon cepat Bisma meraih tangan Kia pula dari Ayahnya.
"Lepaskan anak saya! Atau, saya tuntut kamu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
menutut untuk jadi mantu🤭
2022-12-24
0
shintaeva
hhhhh koplak dah bilang calon istri aja. n mau byrin utangyaa dikira yg ngejar2 depkolektor x bgkak
2022-11-13
1
Cicih Sophiana
cie cie cie yg sdh punya calon istri...semoga benar berjodoh ya Bisma 😊😘😘
2022-11-13
0