Perawat itu memberikan beberapa resep untuk di tebus. Serta beberapa peralatan yang dibeli Mama Sekar secara prbadi untuk segala perawatan di Rumah sakit itu.
"Sayang, Oma tinggal dulu, ya? Oma mau tebus obat buat kamu. Sebentar lagi, Daksa datang membawa kamu ke mobil."
"Ya," angguk Bisma pada sang Oma. Ia masih diam diatas kursi roda sembari terus merasakan udara pagi yang menyegarkan tubunya saat itu. Ia dengan tenang menunggu Daksa, Asisten pribadi yang sudah Lima tahun bekerja bersamanya. Tak hanya itu, Daksa juga sahabat karib nya saat mereka kuliah dahulu. Ia juga anak dari sahabat mendiang Ayahnya.
"Pak?" panggil pria itu. Bisma sudah menghafal suara dan aroma tubuhnya, hingga Ia segera menoleh ke sumber suara.
"Daksa?"
"Ya, saya Daksa." pria itu segera datang dan berlutut di hadapan Bisma. Ia meraih tangan sahabatnya itu untuk meraba wajahnya dengan penuh haru.
"Hey, sudah lah, Aku tak apa. Toh, tubuhku sehat dan aku masih bisa berdiri dengan tegap. Asal kau masih ada di sampingku."
"Ya, saya tak akan kemana-mana." ucap Daksa. Bisma pun menepuk bahunya dengan helaan nafas yang panjang. Andai kaki dan tenaganya sudah pulih, pasti Ia memilih berjalan sendiri untuk turun dan keluar dari Rumah sakit itu. Daripada, Ia harus di dorong menggunakan kursi roda oleh Daksa saat ini.
"Bagaimana kantor?"
"Tertangani dengan baik, oleh Surya. Jangan terlalu di fikirkan."
"Bagaimana tidak? Itu tanggung jawabku."
"Kau bahkan tak percaya pada siapapun?" Daksa membawanya masuk ke dalam sebuah lift untuk turun.
"Tak ada yang dapat ku percaya, siapapun."
"Termasuk saya?"
"Kau pun hanya manusia, yang bisa saja terpengaruh oleh jabatan dan kuasa."
"Baiklah...." Daksa tampak pasrah, pada ucapan Bisma. Sedangkan Bisma tersenyum merespon reaksi sang asisten pada nya. Padahal, Daksa lah orang yang paling Ia yakini saat ini.
Ting! Suara lift terbuka. Bisma dapat mendengar semua keramaian yang ada di tempat barunya. Bising, dan penuh dengan aktifitas dari banyak orang.
"Apa, mereka semua melihatku?"
"Tidak... Tidak ada yang melihatmu." Bisma tahu, jika Daksa jujur kali ini.
"Itu Oma sekar," tunjuk Daksa pada wanita yang tengah mengantri obat itu.
Bisma meminta Daksa membawanya menghampiri sang Oma. Duduk di sebelahnya dan menunggu obat bersama. Ia pun meminta Daksa mengecek semua obat yang ada, sesuaikan dengan resep yang di berikan perawat itu pada sang Mama.
"Ada apa?" Daksa tampak aneh ketika Bisma mengharuskan nya memeriksa segala obat. Ia tertinggal info mengenai obat yang sempat salah diberikan, dan membuat Bisma tidur dalam waktu yang panjang.
"Aku tak tahu siapa." ujar Bisma.
"Ya, akan ku cari." Daksa kembali mendorong kursi roda itu dan membawanya keluar menuju mobil.
"Jadwal kamu kontrol, Dua minggu sekali. Mama juga udah daftarin kamu, sebagai pasien donasi kornea mata. Meski sulit dan akan lama, tapi Mama akan terus berusaha apapun buat kamu."
Bisma hanya tertunduk, meraih bahu sang Mama dan mengusapnya dengan lembut. Ia tahu Mama nya amat lelah saat ini. Mama sekar pun terlelap sejenak dalam dekap hangat sang putra kesayangan.
" Saya... Juga sudah menyewa jasa seorang perawat pribadi untuk Anda."
"Daksa...."
"Maaf, tapi Oma juga tak bisa merawat Anda secara intensif, Tuan. Mohon terima,"
"Aku tak janji," ucap Bisma. Karena memang Ia seorang introvert, yang jarang suka bertemu orang baru. Apalagi, orang itu akan sering menyentuh tubuhnya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Nur Khikmah
jujur aggak pusing juga sebenarnya omanya apa mamanya yg menjaga ko sama namanya Sekar???
2024-12-26
0
Enung Samsiah
oma sekar atau mama sekar?????
2023-04-28
0
Dhew Handy
iya thor binggung jdx,,,,
anak kh cucu,,,
2023-03-06
1