"Kenapa? Memastikan, apakah aku berbohong?" tanya Bisma, mengagetkan Akia yang memang tersentak ketika Bisma tahu posisinya saat itu.
"Ya, Aku ingat pria ini. Dia yang sempat salah ku beri obat waktu itu." gumam Akia dalam hati.
Tanpa aba-aba Bisma menarik lengan Akia, gadis itu nyaris menjerit namun Ia membekap mulutnya sendiri kala itu. Bisma tersenyum, mendengar teriakan kilat Kia. Tangan nya pun merayap naik ke bahu, dan menyusuri leher hingga wajah gadis itu.
"Lancang!" Kia melepas dan menghempaskan tangan Bisma dengan kasar. "Aku tahu kau buta, tapi jangan seenaknya meraba ku."
"Kau... Mau teriak? Teriaklah, agar mereka semua kembali kemari dan menangkapmu."
"Tuan fikir, saya penjahat?"
"Lalu? Perawat macam apa yang bahkan salah memberi obat pada pasiennya?" Kia seketika tertunduk, tak menyangka jika Meski buta, Bisma mengingat semuanya. Padahal kala itu, Kia pun tahu jika Bisma belum sadar benar dari tidur panjangnya.
"Anda mau apa?" tanya Kia, menghindari perdebatan.
"Aku? Hanya ingin mengenalimu. Berikan wajahmu," pinta Bisma padanya.
Kia melangkahkan kakinya perlahan mendekati Bisma. Ia meraih tangan dan membawanya ke wajahnya sendiri. Bisma pun mulai meraba dengan mata terpejam, sembari tersenyum memuji gadis itu.
" Cantik, "
" Ngga usab ngaco... Saya bukan wanita yang haus pujian. Ayo, saya antar ke ruang tunggu. Sepertinya anda nyasar, dan sedang dicari juga oleh pengasuh Anda."
"Aku bukan anak kecil." jawab Bisma, datar.
"Perawat?"
"Aku bukan...."
"Bukan orang sakit? Ayolah, Tuan. Semua orang tahu keadaan Anda. Dan mereka bisa menilai sesuai dengan yang mereka lihat." Rahang Bisma menegang mendengar semua ucapan itu. Memang benar, meski begitu menyakitkan baginya. Dan parahnya, Bisma tak bisa mengamuk seperti biasanya pada Kia saat itu.
Kia memegangi bahu Bisma, dan menuntun nya membawa kembali ke ruang tunggu. Disana, Daksa tengah mencarinya dengan begitu cemas. Ia berlari menghampiri, ketika melihat Bisma di tuntun Kia mendekat padanya.
"Bisma! Darimana aja?" omel Daksa padanya.
"Aku hanya...."
"Maaf, Pak. Pasien tadi pergi sampai ke ujung lorong sana. Untungnya, kami kebetulan bertemu ketika Beliau tersesat. Mohon, cari pendamping tambahan agar kejadian ini tak terulang kembali. Terimakasih," ucap Akia, dengan begitu formal dan sopan. Membuat Daksa terkagum padanya, dan Bisma diam mendengarkan setiap arahan yang diberikan perawat cantik itu.
" Terimakasih, Suster... "angguk Daksa padanya.
Kia pamit, tapi lagi-lagi Bisma mencekal tangan nya menahan Kia pergi.
"Jadilah pendampingku..." pria itu berucap dengan segala spontanitasya, mebuat Kia dan Daksa kompak kaget memicingkan mata dengan mulut ternganga.
"Hah?!"
"Kau bilang, aku butuh pendamping. Aku mau, kau jadi pendampingku." imbuh Bisma.
Lagi-lagi hal konyol di hadapi Kia hari ini, setelah lari dari kejaran Ayah kandungnya sendiri. Kesal, marah, semuanya bercampur menjadi satu dengan rasa yang tak karuan, seperti bubur dengan bumbu yang kacau.
"Hey... Kau ini, apa-apaan?" Daksa menegurnya, apalagi dengan kebiasaan Bisma yang selalu berganti perawat selama ini. Ia takut, Kia akan jadi korban sakit hati selanjutnya.
"Tuan, saya sudah bekerja dan terikat kontrak disini. Jadi, cari saja yang lebih membutuhkan dari saya. Terimakasih," Akia berlalu pergi, meninggalkan Bisma dan Daksa yang masih tampak adu argumen disana. Meski hanya Daksa yang tampak terus bicara, sedangkan Bisma hanya tersenyum mencium aroma Kia yang masih tertinggal di tangan nya.
"Aku mendapatkan mu," seringainya, tampak begitu bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
jadi penasaran nih🤔
2022-12-24
1
Imas Karmasih
cinta itu buta benar adanya
2022-11-13
2
Cicih Sophiana
spa dulu Bisma pernah mrngejar Kia ya thor..
2022-11-13
4