Daksa masuk ke dalam ruangan nya. Usai mengerjakan semua tugas, Ia mencoba untuk memulai misi. Apalagi jika tidak untuk melayani Bos nya yang satu itu. Hanya berbekal nama yang singkat, Daksa harus berusaha mencari semua info mengenai gadis itu.
"Akia... Akia... Akia...." dari sekian banyak nama yang sama di kota cukup besar itu. Daksa hanya mendelik, karena kembali harus memeriksa satu persatu data dan fotonya.
"Aku rasa, aku pernah melihatnya. Apakah perawat itu?" Daksa kembali meneliti semua foto yang ada. Kali ini hanya menggunakan insting, karena bertanya pada Bisma pun terasa percuma.
"Ini benar-benar cinta buta." gumamnya. Satu persatu data dan foto Ia buka dengan seksama untuk memperhatikan wajahnya. Sampai perih matanya kala itu.
"Wow!" Daksa takjub, ketika menemukan yang mirip. Apalagi, setelah mendapatkan semua data mengenai dirinyaa. Tersenyum dengan puas dan bangga atas kinerjanya yang cepat. Memang pantas, jika Bisma menjadikan Ia tangan kanan.
Kreek! Pintu dibuka, dan seorang pria masuk. Dengan gaya nya yang sok cool, seolah Ia tengah menjadi bos disana.
"Ada apa?" tanya Daksa tanpa menoleh, dan tetap fokus pada pencarian nya.
"Aku, hanya butuh kau tanda tangan ini," Surya meletak kan sebuah map di meja dan Daksa segera memeriksanya. Dengan teliti, tak perduli matanya lelah karena semua pekerjaan nya.
"Kau mau uang? Sebanyak ini untuk apa?"
"Hey, aku adalah salah satu pimpinan disini. Jadi, aku harus beli mobil baru untuk menjunjang pekerjaan ku. Lagipula, mobilku sudah tua." Surya tersenyum, seolah tak ada beban dalam hidupnya.
"Kau tak bisa seenaknya mengambil uang dari perusahaan. Kau punya gaji. Tabung itu agar mendapat mobik baru." Daksa melempar balik map itu pada surya.
"Kau berani menentangku?" tatapan surya tampak nyalang pada Daksa, yang justru santai menghadapinya.
"Apa yang akan kau perbuat? Bahkan Oma pun tak akan menyetujui permintaanmu." tandas Daksa.
Surya meremas mapnya hingga koyak, lalu Ia pergi dengan langkah nya yang kasar keluar dari ruangan Daksa yang besar dan luas itu. Bahkan Surya merasa, bahwa ruangan Daksa itu lebih pantas jika menjadi miliknya daripada Daksa.
"Aku yang lebih berhak. Karena aku menantu dirumah itu. Telah memberi keturunan laki-laki, dan rival terberatku tengah cacat. Hanya Daksa, aku bisa menanganinya." semua obsesi mengalahkan akal sehat di otak surya. Hingga Ia tak mampu lagi berfikir secara benar.
Bisma tengah duduk santai di teras. Nining membawanya agar Ia dapat menikmati udara segar di sore hari yang cerah itu. Termasuk lama untuk Nining, karena sudah Tiga hari bertahan mengurus Bisma. Atau juga, karena perhatian Bisma sudah teralihkan dengan obesinya pada Kia.
"Tuan, ada telepon." Nining membawa Hp Bisma dan memberikan nya dalam mode sudah terjawab.
"Ya, Daksa?"
"Aku, sudah menemukan nya. Bagaimana?"
"Datanya? Oranh tuanya, benar?"
"Ya, Ibunya belum lama meninggal, dan Ayahnya sudah menikah lagi. Agaknya,, begitu cepat melupakan sang istri pasca meninggal. Ayahnya memiliki hotel yang cukup besar di pinggiran kota dengan fasilitas yang lumayan mewah."
"Saingan kita?"
"Tidak juga. Bahkan pernah mengajukan sebuah penawaran untuk bekerja sama. Dari data yang ada, Ayahnya memiliki hutang yang cukup besar pada Bank Asia."
Mata Bisma terpejam. Ia tersenyum dengan begitu puas dengan segala penemuan dari Daksa. Ia pun memerintahkan agar Daksa segera mencari cara agar mereka dapat bertemu dalam waktu dekat.
" Kau serius? "
" Ya, aku sangat serius. Aku sangat tertarik padanya. Bila perlu, akan ku nikahi gadis itu dalam waktu dekat." ucapan penuh ambisi dari seorang pria buta. Terobsesi pada seorang gadis yang bahkan belum pernah Ia temui sebelumnya.
Entah apa yang membuatnya yakin, selain dengan status Kia yang adalah seorang perawat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
afikamanisih Manisih
apakah kebutaan bisma jg d sebabkan oleh surya
2022-12-29
0
Park Kyung Na
👍👍
2022-11-25
0
Cicih Sophiana
cinta kadang" aneh tdk bisa melihat tp bisa di merasakan...
2022-11-13
1