"Kau sudah selesai bicara?" Bisma tepat menepuk bahu Daksa yang ada di sampingnya. Pria itu hanya terdiam dan tak mampu berucap apapun lagi pada Bisma yang seolah tak mau mendengar segala ocehannya.
Bisma mengajak nya pulang, hanya dengan satu ucapan. Daksa hanya menurutinya dan menggandeng nya berjalan menuju tempat parkir mobil mereka. Menyusuri kembali jalanan yang sama, yang telah mereka lewati selama beberapa bulan ini berdua. Karena setiap jadwal kontrol, ketika itu Bisma tak memiliki perawat lagi. Entah nanti, ketika pulang. Akankah Mama kembali membawa perawat baru untuknya atau tidak.
Keduanya telah tiba di rumah. Daksa membuka pintu mobilnya, dan Bisma keluar sendiri berjalan dengan tongkatnya. Mendarat ke tangga, dan Ia akan naik perlangkah ketika yakin aman. Begitu seterusnya, hingga tiba di pintu masuk rumah, dan tongkatnya mendarat di kanan kiri pintu. Ia pun masuk dan langsung menuju sofa nya yang nyaman untuk duduk disana.
Seorang datang, membawa air putih dan menaruhnya di meja. Bisma mengerutkan dahi, mulai berusaha mengenali siapa yang datang padanya saat itu.
"Kau siapa?" Bisma menyadari itu adalah orang baru di dalam rumahnya.
"Saya... Ehm, saya..."
"Dia perawat baru kamu, Bisma. Surya mengirimnya dari yayasan. Fikirlah, betapa Surya perduli sama kamu." Oma Sekar datang memperkenalkan perawat baru itu.
Nining namanya. Usianya 22 tahun. Memang masih sangat muda, dan sebenarnya cantik. Tapi Bisma tak dapat melihatnya, dan Ia sama sekali tak tertarik apapun yang dibanggakan dari nya. Bisma hanya diam, ketika sang Oma memohon agar Nining diterima menjadi perawat Bisma saat itu.
"Beri kesempatan, Sayang. Toh, Oma ngga bisa merawat kamu seperti seharusnya."
"Baiklah. Waktu percobaan mu Satu minggu." tunjuk Bisma pada perawat itu.
Daksa masuk, menyaksikan obrolan mereka berdua dan perawat baru yang tengah membantu Bisma membuka sepatunya. Ia sangsi, Bisma dapat menerimanya meski masih diam hingga saat ini. Ia tahu, jika Bisma telah tertarik pada perawat yang Ia temui di Rumah sakit tadi siang.
"Daksa, bawa aku ke kamar."
"Baik," angguk Daksa, meraih lengan Bisma dan menuntun nya naik ke kamar.
"Tuan...." perawat itu memanggil karena tugasnya tergantikan. Tapi, Daksa memintanya diam sejenak dengan kode dari tangan nya, agar tak ada lagi masalah yang akan di hadapi nanti.
Tiba di kamar, Daksa membantu Bisma melepas pakaian nya yang telah kotor dari Rumah sakit. Mengelap tubuhnya dengan handuk karena keringatnya yang bercucuran di bahu dan dadanya yang bidang berotot itu.
Bisma adalah pria yang rajin olah raga, dan memiliki jadwal rutin Gym ditempat langganannya. Semua otot di tubuhnya terbentuk dengan sempurna dan mempesona.
"Kau tak suka perawat barumu?"
"Dia dikirim surya."
"Hey, ayolah. Berdamai sedikit dengan keadaan. Aku begitu banyak pekerjaan, dan tak dapat menemanimu setiap saat. Aku juga bisa...."
"Lelah?" potong Bisma pada ucapan Daksa. Pria itu hanya berdehem meng'iyakan apa yang Bisma pertanyakan padanya.
"Maaf...." ucapan kedua, membuat Daksa tak enak hati pada sahabatnya itu.
"Hey, sudahlah... Itu sudah tugasku untukmu." Daksa mengambil pakaian baru untuk Bisma, dan memakaikan nya dengan segera. Seperti yang telah di katakan, jika pekerjaan nya begitu banyak hingga Ia harus segera kembali ke hotel.
Daksa pun pamit, meninggalkan Bisma sendiri di kamarnya yang nyaman. Bersandar sejenak mengenang pertemuan nya dengan Akia yang menyenangkan baginya. Meski gadis itu justru menganggapnya menyebalkan dan aneh karena memiliki sifat yang terlalu lancang.
"Aku akan mendapatkan mu. Harus..." Bisma tersenyum, dengan menyandarkan kepalanya disana menatap langit-langit kamar yang tak terlihat olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
guntur 1609
apa surya pura2 baik. atau dia yg merencanakan krcelakaan bima
2024-05-27
0
Siti Sarah
Tulisannya maaf ga jauh2 dr perrawat dan kecelakaan kayak ceritanya bagas dan istrinya
2023-06-17
0
Maulana ya_Rohman
semqngat Bisma untuk mendapatkan Akia✊🏻✊🏻✊🏻
2022-12-24
0