Satria dan Nikky tidak fokus pada kemegahan dan keunikan candi Borobudur. Mereka hanya melihat lihat reilief dibagian bawah, tidak berminat naik sampai stupa atas.
Setengah jam berselang mereka meninggalkan candi Borobudur. Sejak tadi Nikky merengek begitu melihat Plataran Heritage Borobudur hotel dibawah pegunungan Menoreh.
"Disitu mahal, nanti aja di Magelang," ujar Satria.
Sampai di Magelang mereka masuk Atria hotel. Menjelang magrib baru pulang. Satria langsung pulang ke Semarang setelah ngantar Nikky di Ungaran.
"Kalian ini ke Borobudur atau ke Jakarta jam segini baru pulang!" Kunti urung uringan begitu Satria pulang.
"Motornya mogok di Gombel. Untung ada rombongan anak anak muda rally tour Jogya Semarang, kalau nggak ....."
Kunti masih bisa dibohongi Satria karena alasannya selalu bisa diterima. Tapi Harun tidak, ia mulai curiga karena Nikky sering minta diantar kesuatu tempat yang menurutnya asing baginya. Dari mana Nikky tau tempat tempat tersebut kalau bukan karena Satria. Harun curiga, semua ini rekayasa Satria untuk mencari alasan agar bisa pergi berduaan dengan Nikky.
Pada Minggu ketiga selama Nikky tinggal dirumahnya, Harun diam diam telpon Jaka agar menyuruh Nikky pulang.
Kecurigaan Harun semakin kuat ketika Nikky enggan pulang. Ia masih ingin tinggal dirumah Harun beberapa lama lagi.
"Nikky, kamu punya suami. Tidak baik meninggalkan suami lama lama.Sewaktu waktu kamu bisa kemari lagi," desak Harun secara halus.
Akhirnya Nikky pun pulang ke SP4 diantar Harun.
Sampai di Pangkalan Bun mereka Carter taxi ke SP4 karena bila mau naik bus pangkalan Bun- Ketapang nunggu besuk pagi dan bermalam dipenginapan atau di mess bus Yessoe.
Sepanjang perjalanan Harun berdecak kagum melihat hamparan kebun kelapa sawit tumbuh mulai dari manis mata, Kotawaringin lama hingga Marau. Boleh dibilang dua kabupaten Ketapang dan kotawaringin barat menjadi daerah perkebunan kelapa sawit.
Harun bersimpuh dikaki nenek serta menangis sebagai tanda penyesalannya telah menelantarkan Nikky dan Farida.
"Sudah Run, bangkit. Semua ini semata mata bukan kesalahanmu tapi keadaan. Sekarang yang penting kamu sudah ketemu dengan Nikky, nenek yakin pertemuan ini bukan kebetulan, tapi sudah diatur oleh Tuhan."
Harun tidak bisa berlama lama di SP4. Setelah dua hari disana ia kembali ke Ungaran. Sebelum pamitan Harun memberi kalung, gelang dan cincin untuk Nikky.
Dua hari setelah Harun pulang, ada acara pemilihan kepala desa difinitif. Salah seorang kandidat yang dicalonkan adalah Dani. Warga menilai Dani bukan karena kemampuannya, kepeduliannya terhadap warga, tapi karena kekayaannya. Inilah warisan kesalahan bangsa kita sehingga selalu mengulang kesalahan sama.
Nikky sendiri tidak begitu peduli akan soal itu, pada saat warga membicarakan soal pemilihan kepala desa, ia asyik mempelajari bagaimana mengakses sosial media seperti Facebook.
Selama di Semarang tidak ada kesan yang akan diceritakan pada teman, tetangga apalagi neneknya. Karena disana waktunya habis bersama Satria dari hotel ke hotel.
Satu bulan berselang, Nikky merasa tidak dapat tamu bulanan. Ia panik, dipikir ada suatu penyakit yang berkaitan dengan kewanitaannya.
"Coba pake ini," kata Jaka memberikan tespek dan menunjukkan cara penggunaannya.
"Jadi warna biru mas!" seru Nikky dari dalam toilet.
Jaka bersyukur, ia guncang guncang tubuh Nikky saking bahagianya.
"Kamu positif Nik."
"Positif gimana?"
"Positif hamil."
Nikky jingkrak jingkrak kegirangan.
"Jangan lompat lompat. Nanti keguguran kamu!" hardik Jaka.
Tina tiba Jaka termenung. Tidak bisa ditunda tunda lagi, siap tidak siap harus melangsungkan pernikahan di catatan sipil sebelum kandungannya makin besar.
Mendengar Nikky hamil nenek bukannya bahagia, tapi sedih. Ia tidak tau bagaimana nanti menjelaskan pada Jaka maupun Nikky setelah anaknya lahir. Relakah mereka berdua melepas anak pertamanya sebagai syarat untuk mengakhiri kutukan tersebut dan selanjutnya Nikky bisa hidup wajar layaknya perempuan lain.
"Nek, Nikky hamil," kata Jaka malam itu saat ia kerumah nenek.
"Syukurlah nak, mudahan tahun depan masalah kita bisa selesai."
"Tapi nek. Kami harus segera melangsungkan pernikahan di catatan sipil sebelum perut Nikky semakin besar."
Mereka menghitung waktu ,pernikahan siri Nikky dan Jaka sudah berjalan selama tiga bulan. Masa kehamilan nanti sembilan bulan. Nifas 40 hari.
"Ya sudah Jaka, kalau begitu langsungkan aja."
"Tapi ibu mintanya dilangsungkan di Purwokerto."
"Kita ke Jawa lagi mas!?"tanya Nikky girang. Jaka hanya mengangguk.
Nenek termenung.
"Coba nanti nenek bicarakan dengan Harun bagaimana baiknya," ujar nenek.
"Iya nek. Paling tidak ngabari. Kayaknya pak Harun sayang sekali sama Nikky."
Harun terkejut mendengar kabar kalau Jaka dan Nikky mau nikah di catatan sipil.
"Lho, katanya mereka sudah nikah?"
"Baru nikah siri Run, daripada menimbulkan fitnah. Kepala dinasnya juga tau, tapi harus nikah dicatatan sipil sebelum satu tahun berjalan."
"O...gitu. DiSemarang aja nikahnya nanti langsung resepsi nya disini, Bu."
"Ibunya Jaka mintanya di Purwokerto aja."
Harun terdiam.
"Begini aja bu. Lusa saya ke Purwokerto menemui ibunya Jaka membicarakan soal itu. Bagaimana keputusannya nanti, saya kabari ibu."
"Ibu tunggu ya!?"
Satu minggu berselang semua rencana siap, keputusannya Nikky dan Jaka menikah di Semarang sekalian resepsi disana. Karena data kependudukan Jaka masih ikut ibunya, ia mengurus surat surat disana tinggal Nikky mengurus di SP4.
Hari ini Jaka dan Nikky minta surat pengantar dari RT setempat.
"Kartu keluarga sama KTP kamu dibawa Nik," kata Jaka sebelum mereka kerumah ketua RT setempat.
"Nggak punya KTP."
"Kartu keluarga?"
"Nggak punya juga."
Jaka bingung, rupanya selama ini segala urusan kepemerintahan hanya dengan kepala adat dan bukan pejabat pemerintah yang resmi seperti ketua RT dan seterusnya.
Mau tidak mau Jaka mengurus kartu keluarga neneknya Nikky dulu dan harus kekecamatan Marau karena SP.4 air durian baru akan menggelar pemilihan kepala desa difinitif Minggu depan.
Untungnya Jaka cukup dikenal di kecamatan hingga urusannya bisa dipriositarkan oleh pejabat setempat. Kartu keluarga Nenek pun selesai dalam tiga hari. Tinggal menunggu proses KTP.
Sementara itu di Semarang Harun sudah mempersiapkan segalanya. Bahkan warga desa tempat ia tinggal sudah mendengar kabar tentang rencana pernikahan Nikky dan Jaka. Begitu juga di pasar Krempyeng. Hampir semua orang pasar Krempyeng mendengar kabar tersebut.
Mengingat Harun didesa tersebut cukup disegani warga karena ia purnawiran TNI dan kepala kelompok tani, pesta pernikahan Nikky dan Jaka kelak bisa dipastikan akan sangat meriah.
Akhirnya tanggal dan hari yang telah ditetapkan pun tiba. Jaka dan Nikky serta nenek berangkat ke Semarang dengan pesawat. Mulanya nenek enggan naik pesawat karena takut kalau jatuh. Namun setelah diyakinkan Jaka dan KUPT, ia nurut aja meski pun rasa takut itu masih menghantui pikiran. Begitu duduk dikursi pesawat hingga pesawat landing di bandara Ahmad Yani, Semarang nenek memejamkan mata.
Sampai di Ungaran mereka tercengang melihat persiapan pesta pernikahan Nikky dan Jaka yang sengaja dirancang Harun semeriah mungkin. Mungkin Harun ingin menebus keteledorannya telah menelantarkan Nikky dan ibunya selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Nikodemus Yudho Sulistyo
semangatt..
ANGKARAMURKA mampir kembali.
2021-05-14
0