BULAN MADU

Setelah nikah siri Jaka mengajukan surat cuti sesuai yang dijanjikan kepala dinas. Surat tersebut di serahkan KUPT, sehari kemudian mereka berdua berangkat ke Semarang lewat Pangkalan Bun. Kebetulan saat itu ada seorang warga yang akan pulang juga ke Jawa. Mereka pun berangkat sama sama.

Jaka dan Nikky naik pesawat dari bandara Iskandar pangkalan Bun ke Semarang sedang Dani naik kapal laut. Ia terpaksa bermalam di penginapan Kumai karena besuk pagi kapal baru akan sandar di pelabuhan laut Kumai.

Dani adalah salah seorang warga SP.4 yang sering pulang ke Jawa karena hasil panen sawitnya boleh dibilang selalu bagus. Ia tidak semata mata pulang Untuk menyambangi keluarga di Jawa, tapi Dani ke Jawa beli barang khususnya daster dan pakaian anak untuk dikridetkan dan pembayarannya tergantung kesepakatan. Makanya ia cukup kaya di desa.

Dani sengaja tidak datang tepat saat kapal sandar. Selama menunggu kapal sandar esok hari, malamnya Dani cari hiburan setelah dua tiga bulan berkubang diperkebunan sawit.

Seperti malam itu ia ke Kali Mati, tempat karaoke dan lokalisasi tak jauh dari dermaga Kumai.

Setelah putar putar di komplek Kali Mati, Dani masuk di salah satu tempat karaoke. Didalam sudah banyak lelaki hidung belang dan perempuan perempuan penjaja cinta. Sebelum melakukan transaksi ia minum dulu barang sebotol bir untuk menjaga stamina.

Belum habis setengah botol ia minum, Dani terkejut melihat seorang perempuan cantik berkulit kuning melempar senyum kearahnya membuat Dani salah tingkah.

"Mas Dani, sama siapa?" sapa perempuan itu membuat ia bingung.

"Siapa ya?" tanya Dani seperti orang pikun karena suasana dalam ruangan temaram.

"Saya Titin mas."

"Astaga.....Tin, sampai pangling. Kamu tambah cantik sekarang."

"Mas Dani bisa aja,"ujar Titin seraya duduk rapat disamping Dani dan mendaratkan tangan dipangkal paha Dani.

"Beneran sendirian?" tanya Titin setelah mereka berbasa basi sekedar cerita setelah lama tidak saling bertemu.

"Beneran. Aku mau ke Jawa beli barang. Kapal baru sandar besuk, yah dari pada bengong sendirian di losmen, jalan jalan kesini cari angin."

"Gimana kalau saya temeni di kamar," pancing Titin.

"Dikamar losmenku?"

"Dikamar sini. Kan sama aja kamarnya."

Dani menelan ludah. Jantung berdebar debar. Keringat dingin mengucur.

Dani teringat lagi kejadian beberapa tahun lalu ketika issue tentang perselingkuhan Titin dan Aswad santer dibicarakan di SP.4. Saat itu pun pikiran Dani dikacaukan angan angan bisa seperti Aswad, tidur dengan Titin. Ia berpikir Aswad yang tidak ganteng ganteng amat aja bisa merayu Titin, kenapa ia tidak. Namun ketika Hadi suaminya sendiri memergoki Titin tidur dengan Farhan dan bukan Aswad, kemudian dengan tegas menceraikannya, Dani merasa iba juga. Ia pikir Titin pulang ke Jawa, ternyata nyangkut di Kali Mati.

"Ayo mas, mumpung ada kamar kosong. Sebentar lagi habis karaokean biasanya mereka masuk," ujar Titin seraya menarik tangan Dani.

Dani nurut aja seperti anak kecil ditarik emaknya suruh tidur.

Pikiran Dani bleng. Persetan dengan kejadian masa lalu yang membuatnya sempat iba pada Titin. Masa bodoh dengan Hadi, mantan suami Titin yang tiap hari nongkrong bareng di warung kopi Kadar. Bila hasrat sudah menggelegak naik keubin ubun, setan belang pun tidak bakalan bisa menakut nakutinya.

Dari terminal bus Terboyo Semarang Jaka dan Nikky naik bus jurusan Purwokerto, dimana orang tuanya tinggal.

Sampai di Purwokerto Nikky disambut ibu dan adik Jaka, ayah Jaka sudah meninggal dua tahun lalu sebelum Jaka diangkat sebagai ASN dan kemudian ditugaskan di Kalimantan Barat.

"Kami sudah menikah siri Bu, saya dapat rekomendasi dari kepala dinas. Tapi hanya diberi waktu satu tahun untuk segera menikah di catatan sipil."

"Ya sudah dari pada jadi fitnah di kampung orang."

Jaka lega ibunya merestui.

"Rencananya kapan kalian menikah dicatatan sipil?" tanya ibu.

"Belum ada rencana sih Bu. Pokoknya dalam tahun ini kami harus menikah dicatatan sipil, kalau tidak saya kena sangsi administrasi."

"Kalau begitu ya dipikirkan Jaka."

"Iya Bu."

"Sejak masuk rumah Jaka, Nikky selalu memperhatikan Mandau dan telawang yang digantung di ruang tamu. Ia bertanya tanya dalam hati, dari mana ayah Jaka mendapatkan Mandau dan telawang karena benda tersebut bukan souvenir yang biasa dijual dipasar tapi Mandau dan telawang asli. Tidak sembarang orang bisa memilikinya kalau bukan pejabat setingkat menteri yang dihadiahi kepala adat.

"Saya diberi cuti dua Minggu untuk bulan madu sekalian memperkenalkan Nikky pada ibu dan Soraya," ujar Jaka saat makan bersama.

"Kamu bisa bawa nak Nikky jalan jalan ke Batu Raden atau kemana gitu."

"Kami mau ke Jogya. Mencari informasi tentang keberadaan ayah Nikky."

"Kebetulan sekali, bulan madu di sana kan lebih romantis. Banyak obyek wisata."

Nikky tersenyum senyum.

Setelah tiga hari tinggal dirumah ibunya, Jaka dan Nikky ke Jogya mencari informasi tentang keberadaan ayahnya yang konon kata ibunya Nikky ia dari kesatuan bataliyon 408. Rencananya Nikky hanya dua tiga hari di Jogya kemudian kembali lagi ke Purwokerto.

Sampai di Jogya Jaka dan Nikky mencari hotel dikawasan jalan pasar kembang dekat Malioboro. Mereka masuk hotel Unisi.

"Pasar hewan dimana ya mas?" tanya Nikky. Jaka panik seketika. Kenapa tidak di Purwokerto tadi ia tanya soal itu.

"Nanti kita tanya recepsionis." kata Jaka.

"Kalau ayam mereka curiga nggak ya?"

"Asal penjelasan kita masuk akal nggak masalah dari pada kelinci. Nanti lepas lagi kaya di Ketapang dulu kacau jadinya karena disini nggak ada hutan."

"Ya udah buruan nyari ayam sana aku sudah pengen banget."

"Kenapa tidak dirumah kemarin."

"Nggak enak ada ibu dan adikmu. Aku nggak bisa mod. Nggak tau kenapa begitu masuk kamar hotel ini modku naik."

Jaka menemui office boy. Ia minta dicarikan ayam hidup, ayam kampung biasa. Berapa pun harganya ia bayar.

"Saya nggak bisa ninggalin pekerjaan, lebih baik minta tolong anak anak muda yang nongkrong didepan itu. Mereka anak anak kampung sini," kata office boy.

Jaka bicara dengan anak anak muda kampung itu dan mereka menyanggupinya ayam kampung biasa dibayar 200 ribu oleh Jaka.

Setengah jam kemudian mereka sudah dapat seekor ayam kampung sedang. Jaka buru buru membawanya ke kamar. Ia tidak peduli karyawan hotel memperhatikannya, begitu pula tamu tamu lain yang tengah duduk di lobby.

Begitu Jaka masuk kamar, wajah Nikky memerah, pertanda kalau hasratnya sudah memuncak. Nikky langsung menerjang Jaka, melampiaskan hasrat yang menggelegak, selanjutnya senyap. Sepuluh menit berselang Nikky kejang kejang, sedikit demi sedikit tubuhnya berubah menjadi beruang putih. Tanpa sadar ia mengaum membuat orang orang disekitar kamarnya terperanjat.

Sebelum terjadi sesuatu Jaka mengambil ayam yang ia taruh dibawah ranjang dan memberikannya pada Nikky. Sekali gigit ayam mati. Nikky buru buru menghabiskan ayam tersebut hingga bulu bulu ayam berhamburan kemana mana. Jaka hanya bisa memandang Nikky dalam bentuk macan kumbang tersebut dengan perasaan iba.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!