8. TRAGEDI RENGAS 7

Meski pun Alek dan Jasri dapat penghasilan masing masing 300 ribu dihari pertama menambang emas , Alek makan malam diwarung Kadar hanya lauk tempe tidak seperti teman teman lain yang sudah lama nambang disitu, mereka pada umumnya makan lauk ayam. Zainudin mengambil ayam goreng ditaruh dipiring Alek.

"Tenang...aku nanti yang bayar. Nggak enak kita makan pake ayam teman pake tempe." kata Zaiudin.

"Kamu sudah berapa hari disini Zai.?"

"Enam minggu."

"Nggak pernah pulang."

"Yang penting uangnya pulang. Orangnya mah gampang"

Alek tertawa. Seminggu sekali ada saja warga desa 4 Air Durian yang pulang. Mereka yang tidak pulang biasanya hanya titip uang untuk keluarga masing masing dirumah.

Usai makan Zainudin ngajak Alek kedepan. Dari jauh tampak warung atau kios berukuran lebih besar dan lebih terang. Rupanya tempat karaoke dan disampingnya home theatre. Setiap malam mutar 3 film. Sekali masuk bayar 10000 rupiah. Kalau karaoke satu lagu 3000 rupiah. Mereka berdua terus jalan sampai ujung. Alek tercengang melihat berbagai macam jenis perjudian ada disitu. Rolet, koprok, bola gila dan lainnya. Semua ada sekitar 15 stand. Zainudin iseng pasang di rolet. Sekali dapat. Kedua luput . Ketiga luput.

"Udah yuk. Jangan lama lama berdiri disini, uang sebakul juga ludes." kata Zainudin diikuti Alek. Mereka terus berjalan sampai keujung. Dujung ada enam warung kopi dengan penerangan paling dua bolam 5 watt. Tidak seperti warung kopi lain terang benderang. Zainudin masuk diwarung nomor tiga dari ujung.

"Hallo mas Zai, lama nggak kesini." sapa mbak Asih si pemilik warung.

"Tambang sepi mbak. Paling segram."

"Mau minum apa mas ?"

"Gelas kosong aja mbak dua."

Zainudin membuka bir. Beberapa saat berselang keluar seorang lelaki dengan wajah menunduk seperti malu kemudian langsung pergi. Dibelakangnya seorang perempuan senyum senyum menghampiri mbak Asih, memberinya selembar uang limapuluhan kemudian berlalu keluar.

"Baru datang itu mas Zai."

"Baru disini. Di Kolam sana sudah lima tahun." kata Zainudin ketus. Mbak Asih hanya tersenyum. Kolam adalah nama lokalisasi di Ketapang. Sejak dibukanya pertambangan emas rakyat ini beberapa mucikari Kolam mencoba keberuntungan disini diantaranya adalah mbak Asih. Wanita 40 tahun ini membawa tiga orang anak buahnya diaini.

"Ini mase dari tadi kok diam aja."

"Baru datang mbak.Belum punya nyali. Nanti kalau sudah semingguan disini, habis anak buah mbak Asih dilalap dia. Kalau perlu mak mak annya."

Alek tersipu.

"Kalau mau sama makne gratis aja." seloroh mbak Asih. Alek makin malu.

"Tuh..Lek, hayang te. Buruan masuk sana. Kalo aing yang ditawari te nungguan lami."

Tidak lama berselang masuk lagi seorang lelaki bersama anak buah mbak Asih yang lain. Alek ngajak pulang, kalau lama lama disini bisa bangun si otong.

Zainudin masuk di karaoke. Disitu sudah banyak perempuan lelaki. Tapi tidak semuanya mau nyanyi paling nonton. Alek bertanya tanya dalam melihat empat cewek ABG berusia sekitar 15 tahunan.

"Itu anak anak kampung sini. Ini sedikit, kalau malam minggu kaya ada konser aja disini."

"Apa nggak dimarahi bapaknya mereka ini."

"Kalau soal itu aku nggak tau. Tapi yang jelas pendatang seperti kita ini nggak ada yang berani menggangu mereka. Kamu tau,kampung mereka tigakilo meter dari sini."

"Beneran !?"

"Aku pernah kekampungnya desa Muatan Batu beli ayam untuk selamatan blok kita. Ceweknya cantik cantik, putih kayak cina . Tapi giginya rusak, hitam hitam gitu. Katanya air minum yang mereka konsumsi air tadah hujan. Kandungan mineral besinya kan tinggi air hujan itu."

"Kamu tau aja."

" Kata orang. Pernah ada kejadian mengerikan. Jadi, ada.dua cewek pulang dari sini.Nonton di home theatre situ. Ditengah jalan mereka disekap empat orang penambang seperti kuta ini. Dua cewek itu diperkosa bergantian. Habis memperkosa mereka kembali ke lokasi. Aman nih ceritanya, soalnya sampai pagi orang desa tidak ada yang heboh. Justru yang heboh disini."

"Kenapa !?"

"******** keempat pemerkosa itu hilang."

"Hilang gimana!?"

"Ya hilang. Rata gitu. Kata Pingkui mereka berempat disuruh ke Muatan Batu. Mengakui perbuatannya dan minta maaf."

"Gitu aja."

"Mereka dihukum adat masing masing denda 10 ekor **** dan harus menikahi kedua gadis itu. Sejak saat itu penambang tidak ada yang berani mengusik mereka."

"Terus ******** mereka tadi gimana ?!"

"Ya kembali seperti semula nggak tau juga kalau ketukar tukar."

"Ah! Ada aja kamu ini. "

"Lek, itu kan ada cewek kampung empat. Cantik cantik kan. Gimana kalau pulangnya kita sekap ditengah jalan. Kamu memperkosa dua orang, aku memperkosa dua orang."

"Wah ! Mabok nih orang. Baru minum dua botol."

Alek menarik tangan Zainudin dan menuntunnya kembali ke tenda.

Matahari mengintip dari balik bukit, cakrawalapun membuka jendela. Kawanan burung kutilang terbang dari satu dahan ke dahan lain sambil mendendangkan lagu fajar menyingsing. Di dahan terpisah seekor murai batu dengan angkuhnya melantunkan tembang kenangan dari album Frank Sinatra,"no reagret." Alek duduk tengadah memandang sang maestro blus.

"Orang kampung sini nggak tau burung murai apa ya ." tanya Alek pada Jasri.

"Tau, cuma mereka nggak biasa jerat murai. Mereka paling nangkap burung tiung."

"Lek! ayo turun sudah siang !" seru Zainudin.

"Wah, sudah turun si borokokok itu. Mulai jam berapa ia turun hari gini sudah numpuk pasir sebanyak itu." Alek menggerutu sendiri .

Jasri dan Alek turun mencari posisi kemudian mulai menumpuk pasir sebelum diayak lewat karpet hijau.

"Kemarin Giman dapat berapa Jas?" tanya Alek.

"Lumayan mereka, 1,800 mg."

"O. .mereka kemarin dibawah pohon tumbang itu. Hadi juga ngomong kalau disitu bekas domping orang orang Demak."

Jasri mengeluh soal pengeluaran. Uang tigaratus ribu yang ia peroleh kemarin tinggal seratus ribu. Alek juga berpikir begitu. Tapi kalau liat Zainudin tampaknya tenang tenang aja . Setiap minggu ia bisa kirim uang kerumah Disini cukup royal. Malam tadi ia ngomong sama mbak Asih kalau tambang sepi. Sekarang sehari perolehan paling satu gram. Setelah ditelusuri rupanya afkiran puya dari saringan pertama,kedua dan ketiga tidak dibuang tapi dikumpulkan. Lima hari baru ditumbuk sampai selembut tepung, langsung diraksa. Kadang masih dapat dua tiga gram.

Sekitar pukul tiga sore terdengar suara dentuman dari area galian vertikal. Serentak para penambang manual disepanjang sungai menghentikan aktivitas. Berdiri mematung memasang telinga. Suasana penambangan manual di sungai yang semula hiruk pikuk oleh celoteh penambang sunyi seketika. Beberapa saat berselang terdengar keriburan dari area lubang vertikal. Kabar dari mulut kemulut ajhirnya sampai jugadi blom desa 4 tempat Alek dan kawan kawannya nambang. Lubang C 15 longsor. Tujuh orang tertimbun hidup hidup dalam lubang sedalam 12 meter. Jasri langsung lemas lunglai mendengar itu.

Terpopuler

Comments

astri rory ashari

astri rory ashari

pekerja tambang ( liar) emang resikonya besar ..g cuma tenaga bahkan nyawa..penghasilannya g sebanding dg bahaya dan resikonya...ingat Alex lu jangan ngadi2 .fokus nyari duit ..jangan maen perempuan ntar kena penyakit baru nyahok lu..😁

2021-07-14

0

Didit Suryadi

Didit Suryadi

siap bos. tapi agak ragu juga soalnya belum lulus review kontrak.

2021-05-01

0

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

lanjut...

2021-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!