9.TRAGEDI RENGAS 7

Hari ini adalah hari keberuntungan Alek dan Jasri. Meski pun mereka tidak terlalu ngoyo bekerja mereka memperoleh 1,8 gram. Makan malam Akek baru berani lauk ayam goreng. Usai makan Alek ke tendanya kacong liat teman temannya main sam gong. Sudah berapa orang yang putus dan digantikan lainnya. Main kartu sam gong ini memang cepat menangnya tapi cepat juga kalahnya tergantung ketajaman feeling. Jam duabelas kurang Alek kedepan nonton film di home theatre khusus dewasa. Tapi nyatanya didalam ada juga anak anak dibawah umur. Film tengah malam bubar, Alek tidak langsung pulang tapi ke warung mbak Asih.

"Sendirian aja mas?" tanya mbak Asih.

"Iya, Zainudin main kartu."

"Minum apa apa mas ?"

"Kopi aja "

Mbak Asih ngantar kopi dan duduk disamping Alek sambil mijiti pundaknya.

"Enak dikamar mas kalau mau dipijit."

Alek diam tanda setuju. Mbak Asih menutup warung kemudian menarik tangan Alek kedalam.

Sabtu sore orang orang di blok Air Durian kaget melihat kedatangan Ilham. Ia sengaja singgah di penambangan setelah Joko menanyakan lewat WA tentang keram. Sudah dua hari ini Haris sakit perut seperti keram.

"Mau ikutan nambang juga pak ?" tanya Maman.

"Enggak. Singgah aja sekalian liat Haris. Saya mau ke Ketapang. Tenda Haris dimana?"

Maman mengantar mantri Ilham ketenda Haris.

"Tidak ada gejala apa apa tekanan darah normal, semua normal ." ujar mantri Ilham. Haris hanya diberi obat pereda nyeri. Ilham kemudian melanjutkan perjalanan ke Ketapang. Sampai di Ketapang sekitar pukul lima tigapuluh. Mereka jalan jalan dipasar melihat lihat barang. Nikky ingat sesuatu, ia beli unggas entah untuk apa.

Setelah penat jalan dari passr sampai ke ujung dermaga, mereka makan sate kelinci dekat terminal. Ilham ingat pak Icuk nitip hadshet seperti miliknya, usai makan mereka kembali berjalan disepanjang trotoar pasar dan baru menemukan dekat hotel.

"Kita bermalam di hotel ini aja mas, ujar Nikky.

Ilham ketempat penitipan sepeda motor dekat terminal sementara Nikky menunggu didepan pintu gerbang hotel. Sesekali satu dua orang pemuda yang lewat menggodanya, Nikky hanya tersenyum senyum sekedar menghargai mereka.

Pukul delapan malam Pingkui menjenguk Haris setelah ngobrol di warung Kandar dan mendengar Haris sakit aneh.

"Kamu ada jalan kemana sebelum sakit.?" tanya Pingkui.

"Ke Muatan Batu pak survey lokasi."

"Lewat inklaf ?"

"Ya pak. "

"Kena wisa kamu."

Wisa adalah barang gaib semacam mantra untuk mengirim santet atau semacamnya.

"Inklaf itu tempat orang buang wisa. Besuk datangi dante Marjun biar diambil wisanya."

"Iya pak."

Zainudin bersyukur saat ia ke Muatan Batu beli ayam kampung hidup untuk selamatan blok tidak ambil jalan pintas inklaf,ia lewat jalan setapak disepanjang pinggir sungai, jalan yang biasa dilewati warga lokal. Disepanjang perjalanan sesekali Zainudin dan Lukman melihat botol kecil tergantung dipohon buah buahan. Botol botol itu semacam peringatan agar tidak memetik buah yang ada disitu, bila nekat maka akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti yang dialami Haris saat ini.

Keesokan harinya Haris diantar Joko dan Zainudin ke Muatan Batu menemui dante Marjun, ketua adat disitu. Seperti rumah rumah suku Dayak pada umumnya rumah dante pun berbentuk panggung setinggi dada orang dewasa. Konsep dibuatnya rumah panggung setinggi itu untuk menghindari serangan binatang buas seperti beruang dan sebagainya. Untuk masuk kerumah dante, ada tangga yang terbuat dari sebatang pohon berdiameter 20 cm dikoak koak masing maaing berjarak 30 cm. Lantai rumah dante dari papan beralas lampit, tikar dari serpihan rotan. Dinding papan atap rumbia. Bangunannya memanjangn sekitar 8 meter los tanpa sekat. Didinding tergantung beberapa bilah mandau, senjata khas Kalimanran dan sebuah sumpit, senjata untuk berburu burung atau kadang juga untuk perang. Sumpit itu asli terbuat dari kayu ulin yang dilubangi sebesar pentol korek. Bagaimana melubangi kayu sepanjang duameter lebih. Penampilan dante biasa biasa saja mengenakan celana kolor pendek berkaos oblong.

Dante menggulung daun daun kering semacam daun sirih kemudian menyulut seperti orang merokok. Haris disuruh berbaring. Dante menutup perut Haris dengan daun keladi. Mulutnya komat kamit, sepuluh detik berselang ia seperti mengambil sesuatu dari perut Haris dengan menggunakan daun keladi tersebut. Ternyata segumpal darah kental berwarna hitam. Gumpalan darah itu dibungkus dengan daun keladi dan diikat.

"Sudah." kata dante sambil menepuk perut Haris. Mereka bertiga saling berpandangan. Haris tidak lagi merasakan sakit. Semula perutnya dipegang saja kesakitan, kini ditepuk dante cukup keras tidak merasa apa apa.

"Kamu pake jimat ya?" tanya dante.

"Iya pak."

"Sebaiknya dilepas dulu. Karena jimat itu mengundang wisa wisa yang berkeliaran. Semacan menantang gitu. Kamu beruntung wisa yang menyerangmu hanya menyakiti, kalau wisa yang bermantera membunuh, habis sudah kamu."

Mereka bertiga pamitan. Dante menolak ketika Joko memberi uang. Dante hanya minta sekeping uang receh untuk syarat.

Esoknya Haris sudah bisa bekerja lagi. Jimat yang ia bawa dari dukun dikampungnya berupa kain hitam berajah lafal arab disimpan dalam tas. Saat istirahat makan siang Alek cerita sama Zainudin tentang pengalamannya bersama mbak Asih malam tadi.

"Dapat sial kamu habis tidur sama perempuan gituan.?" kata Zainudin sambil tertawa. Tapi candaan Zainudin dimasukkan hati oleh Jasri makanya ia langsung drop. Tidak bersemangat lagi kerja hari itu. Alek jadi merasa. bersalah, gara gara dia hari ini alamat sial tidak kolehan emas. Biasanya Alek dan Jasri serta yang lain istirahat jam enam. Hari itu jam empat Jasri sudah ngajak istirahat. Jasri istirahat sementara Alek melenggang puya sambil senyum senyum karena serbuk emas tampak tebal. Ketika dicor, Alek terbelalak, 3 gram. Mitos tentang kesialan bila tidur dengan PSK pun terpatahkan.

Hari rabu Aswad pulang karena anaknya sakit. Alek titip 1,5 juta untuk istrinya dirumah. Padahal ia baru kerja enam hari. Banyak kawan kawan dari Air Durian yang sudah bekerja dua minggu tapi kirim uang untuk keluarga dirumah tidak genap satu juta. Memang di tambang emas itu seperti diliputi mistery. Ada yang berpendapat bahwa emas itu gaib, baik yang berbentuk serbuk maupun yang berbentuk batuan. Kadang sudah tampak dikarpet hijau baik berbentuk serbuk maupuk butiran sebesar pecahan jagung. Ketika dicor ilang. Pernah juga ada kejadian cukup menggeparkan, seorang bocah iseng mengambil batu sebesar kepalan tangan di pinggir jalan kemudian ditumbuk. Ia bahkan ditertawakan oleh orang orang dewasa. Tapi namanya bocah, yang ada dalam pikirannya mungkin hanya sekedar ikut ikutan seakan akan ia seperti penambang lain. Usai menumbuk, melenggang dan meraksa, tukang emas tercengang. Batu yang ditumbuk bocah tadi mengandung emas seberat 1 ons.

Terpopuler

Comments

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

lanjuttt..

2021-05-04

0

nurrahman toboalimu

nurrahman toboalimu

biasaa lah. ..

2021-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!