Chapter 13 Steyfano Marcues

" Apa sekarang kau khilaf? Kau pasti menyesali perkataan mu yang barusan. Lihat dirimu. Tubuhmu bahkan sudah amat hancur begitu. Kau masih ingin bersikeras mengukuhkan pendapatmu kalau kau yang paling benar disini? " Katanya sambil memandangku dengan raut wajah yang tak pernah berubah.

" Tetap saja. Semua ini sama saja. Tidak ada bedanya dengan pendapatku sebelumnya. Itu tidak berpengaruh sama sekali. Tubuhku mungkin hancur, tapi pendapatku tidak akan pernah. "

Dia terdiam menatapku dengan lekat. Dia mulai kesal kembali kepadaku, dan kemudian mendengus sebal.

" Cih. Bahkan jika kau harus melihat ini?"

Dia menunjukkan kepadaku suatu hal yang tak bisa aku terima. Dan entah mengapa jantung ku berdegup kencang dan darahku meluap-luap. Hatiku gundah. Dan aku meledak-ledak. Dan aku tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.

Aku ingin menyiram mataku dengan air cabai itu lagi. Aku ingin membutakan mataku untuk saat ini. Ini di luar kesadaran ku, dan ini sangat membuatku amat kesal.

Aku melihat Tania. Terlanjang bulat di dalam kamar mandi. Tidak. Siapa yang memasang cctv di sana. Cctv itu sudah pasti melaporkan data ke Leo. Bajingan.

Hingga pada akhirnya aku mengeluarkan peti yang aku sembunyikan di balik jaket ku. Aku menghancurkan peti itu dengan kakiku yang tidak diikat dan semut-semut itu pun langsung berhamburan mendatangi manusia yang mereka lihat. Aku berlari dengan susah payah, ketika semut-semut itu berhamburan. Aku mengambil sebuah pecahan kaca di pojok ruangan itu. Aku menjepit pecahan kaca itu dengan menggunakan jari kakiku. Itu membutuhkan waktu yang lama, dan itu sangat susah untuk membuatnya terbuka.

Hingga aku pun terlepas dari ikatan tali itu, dan aku mengambil palu yang sempat menjadi benda untuk menyiksaku di ruangan ini. Aku menghampiri mereka yang tengah sibuk dengan pasukan semut-semut yang kelaparan itu. Sebagian dari mereka telah termakan di bagian mata, hingga semut itu menggerogoti otak mereka. Dan mereka yang masih sempat di beri hidup, aku memukul kepala mereka hingga pecah. Dan bahkan aku memukul mulut salah satu dari mereka, hingga tulang wajahnya hancur seketika. Dan aku pula membuat mata salah satu dari mereka bolong dengan memukulkan ujung palu. Dan aku melakukannya kepadanya. Leo. Dia terlalu sibuk dengan semut-semut yang menyerubungi nya, sampai-sampai dia tak tahu bahwa aku telah membunuhnya.

Persetan dengan Marcues. Aku membiarkan mayat-mayat itu di makan oleh pasukan semut itu. Aku berjalan ke luar, dan aku masih tak bisa memadamkan amarahku.

Aku berjalan dan mengobrak-abrik segalanya yang ada didepan mataku. Berusaha mencari di setiap sudut ruangan, dimanakah laboratorium itu. Dan aku sampai pada lantai atas. Disitulah tercium bau-bau kimia. Ada begitu banyak cairan disana. Disitulah tempat orang penting itu berada. Dia terpojok di tembok dengan memegang sebuah pistol dan itu cukup mengejutkan ku. Aku sempat ragu untuk menyerang. Bagaimana mungkin aku yang bermodal palu ini melawan sebuah pistol yang dapat menembus daging?

Sudah terlambat untuk berpikir. Peluru itu sudah menancap di dadaku. Persis sekali bila itu di bagian jantung. Mengapa aku tak mati? Aku hanya merasakan nyeri-nya saja. Apa ini? Apakah ini sebuah mukjizat?

Aku hampir melupakan sesuatu. Aku harus membunuh si orang tua berengsek ini sekarang juga. Aku tak dapat menahan kejengkelan ku sekarang. Aku terus-terusan menghancurkan laboratorium itu hingga semua yang ada disana berantakan dan tak dapat lagi di pakai. Semuanya hancur. Aku menghampiri nya. Dia ketakutan melihat aku yang tak bisa mengendalikan amarah ku.

Bagaimana mungkin? Bagaimana itu bisa terjadi? Aku tak mungkin memikirkan itu sekarang. Aku mengayun kan palu itu. Mengenai kepalanya dan dia jatuh ke lantai. Darah itu menguncur, tetapi belum bisa membuatnya mati begitu saja. Aku mengambil sebuah botol kaca yang pecah. Aku menusuk perutnya dan mengoyaknya hingga terlihatlah usus-usus itu bertebaran di lantai. Dan tak henti-hentinya pun aku menusuk-nusuk pula matanya. Bahkan salah satu nya sampai tercopot dan itu menggelinding jauh.

Itu tetap saja. Itu tak mungkin bisa mengembalikan mama. Bahkan ketika tubuhku hancur begini pun, mama tidak akan kembali. Untuk apa aku berjuang untuk hidup? Mengapa aku tidak mati? Padahal aku sudah sengaja menerima berbagai siksaan dan peluru itu. Bahkan peluru itu pula telah menembus jantung ku. Kenapa aku tak dapat mati? Kenapa? Aku ingin mati-mati. Mama. Sungguh.

Bulan sudah bulat sempurna. Dengan cahaya purnamanya, ia menyinari bumi di malam hari tanpa matahari si raja bintang. Dengan bantuan bintang-bintang yang gemerlap. Seharusnya aku harus segera menjemput Tania dan mengajaknya ke tepi pantai atau danau. Padahal aku sudah merencanakannya sejak lama. Harusnya aku menyatakan cinta ku padanya. Harusnya malam ini dia telah menjadi pacar ku. Serta memberinya sebuah boneka dan beberapa tangkai bunga. Seperti yang dilakukan oleh para remaja sekolah pada umumnya. Hanya saja aku berbeda dari remaja lain. Aku bukan manusia yang berkehidupan indah seperti itu. Harusnya aku membahagiakan satu-satunya wanita yang aku punya saat ini tapi mengapa aku malah terus-menerus menangis disini? Tangisan ku bahkan tiada henti. Dadaku kembali sakit. Di tambah dengan perih nya peluru yang tertanam dalam jantung ku.

Lagu itu masih berputar sempurna dan jelas di rumah ku yang kosong tak berpenghuni itu. Dan sudah pasti sekarang Tania sudah menungguku untuk pulang. Dan untuk teman-teman ku yang telah mati sia-sia, apakah mereka masih mengingat atau kah mau memaafkan aku? Aku terlalu lalai sebagai seseorang yang bodoh. Kini sudah berakhir apa itu yang di sebut keluarga Marcues. Hanya aku yang tersisa di keluarga itu, akan tetapi aku menolaknya. Dengan amat sangat. Dan dengan keyakinan hati yang teguh. Aku pula ingin berniat mengganti namaku. Tapi kurasa itu tak perlu. Hanya sekedar nama. Bukan apa-apa. Dan, mama. Mama mungkin saja sedang tertawa senang karena rasa kesalnya sudah terbalaskan sekarang. Iya. Mungkin saja begitu. Mungkin saja mama sangat bangga padaku. Sebagai seorang anak pertama nya yang begitu tangguh dalam melawan kematian itu sendiri. Dan sebagai seorang kakak yang pemberani. Dan sebagai seorang adik yang sangat amatir.

Aku tak tau bagaimana caranya mengatasi keadaan mental yang semrawut seperti sekarang ini. Dengan keadaan jiwa yang aku sendiri tak tau masih sehat atau kah tidak. Setidaknya aku telah membuktikan kepada dunia. Bahwasannya yang bodoh belum tentu bodoh selamanya. Dan yang kuat belum tentu kuat selamanya. Semua manusia itu tidak ada yang sama. Sewaktu-waktu pun mereka akan berubah sesuai dengan yang mereka inginkan dan apabila mereka ingin sekali dengan keinginan itu.

Aku berpikir sekarang masalahku sudah usai. Dan sekarang aku tak tau harus berbuat apa. Ketika aku berdiri akan pergi meninggalkan tempat itu, ku lihatlah sebuah buku tebal di atas sebuah meja. Aku menghampiri itu dan mengambilnya dengan cepat. Aku membacanya dan berusaha mencerna kata-kata nya.

' 7 NOVEMBER 1999, EDWARD MARCUES

AKU TELAH MENYELESAIKAN STUDI KU DI BELANDA SEBAGAI SATU-SATUNYA MAHASISWA PALING BERPRESTASI DAN BERBAKAT DI SEPANJANG SEJARAH.'

' 10 NOVEMBER 1999, ASMARA SURYANINGRAT

AKU BERTEMU DENGANNYA SEBAGAI CINTA PERTAMA KU DI BELANDA. DIA SUNGGUHAN SEORANG PRIBUMI CANTIK. KAMI BERTEMU 2 TAHUN YANG LALU DAN MENJADI SANGAT AKRAB SETELAHNYA.'

' 15 NOVEMBER 1999, EDWARD MARCUES

AKU TELAH BERHASIL MENGUTARAKAN CINTAKU KEPADANYA. DIA MEMBALASNYA DENGAN MENGATAKAN DIA SANGAT MENYUKAI AKU SEBAGAI SEORANG LAKI-LAKI YANG BAIK. KAMI AKAN SEGERA MENIKAH!!!'

' 17 NOVEMBER 1999, SUCI BENING YURIANI

AKU BERTEMU DENGAN NYA, 5 HARI SEBELUM AKU MENIKAH. DIA SUNGGUHAN CANTIK. LEBIH CANTIK DARI MARA. BENING PANGGILAN NAMANYA. DIA WANITA YANG MEMPUNYAI HATI YANG CANTIK PULA. PERSIS SEPERTI NAMANYA. SUCI BENING. BEGITU PULA DENGAN SIKAPNYA.'

' 18 NOVEMBER 1999, EDWARD MARCUES

KALI INI AKU MABUK BERAT. AKU TELAH MENGHABISKAN 5 BOTOL ALKOHOL DAN TANPA SADAR AKU MENGHAMILI MARA. MAU TIDAK MAU PUN BESOK AKU HARUS SEGERA MENIKAHINYA. AKAN TETAPI ITU BUKAN LAH MASALAH POKOKNYA. MABUK KU TELAH MEMBUATKU MEMASUKKAN CAIRAN YANG BAHKAN BELUM SELESAI KU UJI KE DALAM RAHIM WANITA ITU. APA YANG AKAN TERJADI? AKU SUNGGUHAN TAKUT DAN AKU TAK TAHU BAGAIMANA CARA MENGATASINYA.'

' 19 NOVEMBER 1999, ........

AKU BERTEMU DENGAN WANITA CANTIK DI HARI PERNIKAHAN KU INI. AKU TIDAK TAU SIAPA NAMANYA. AKAN TETAPI DIA SANGAT CANTIK. MARA BILANG, DIA ADALAH SALAH SATU TEMAN SMA MARA DULU. CANTIKNYA MEMBUATKU TIDAK DAPAT BERPALING.'

' 20 NOVEMBER 1999, SUCI BENING YURIANI

AKU KELEWATAN. AMAT SANGAT KELEWATAN. PADAHAL AKU BARU SAJA MENIKAH KEMARIN. TAPI, MENGAPA AKU BISA-BISA NYA MENGATAKAN AKAN MENIKAHI BENING? BAHKAN AKU MEMALSUKAN IDENTITAS KU SENDIRI DI DEPAN NYA. AKU MENGATAKAN PADANYA BILA AKU MASIH BELUM MENIKAH. APA AKU GILA? AKU BEGITU TERPANA DENGAN HATINYA YANG BERSIH DAN PARASNYA YANG CANTIK.'

' 22 NOVEMBER 1999, SUCI BENING YURIANI

GAWAT. INI BODOH. BENING MENGATAKAN NYA KEPADA AYAHNYA. DIA SUNGGUHAN BILANH KALAU AKU MENCINTAINYA DAN AKAN SEGERA MENIKAHINYA. ASTAGA. APA YANG AKU LAKUKAN?'

' 24 NOVEMBER 1999, SUCI BENING YURIANI

AKU PUN MAU TIDAK MAU HARUS MENIKAHINYA. INI SEMUA SALAHKU. MENGAPA AKU BEGITU TERPANA SAMPAI-SAMPAI AKU HARUS MENGATAKAN HAL YANG DEMIKIAN? AKU PULA MENIKAHINYA TANPA ADA SEPENGATAHUAN DARI MARA. AKU HARUS TETAP MENYEMBUNYIKAN INI DARI SIAPA PUN.'

Cih. Ini lah yang di sebutnya sebagai buku diary. Jadi begitulah bejatnya seorang Marcues. Dia menikahi ibuku karena kebodohan nya sendiri. Dia menikahi seorang Mara dengan kebodohan nya sendiri. Aku ingin membacanya lebih lanjut, akan tetapi aku merasa sesuatu mengganjal hatiku. Rasanya kegundahan ku tak dapat hilang dari tadi. Entah apa yang terjadi hingga membuatku amat sangat tak nyaman begini. Dan seketika saja aku teringat akan Tania. Aku lupa. Padahal aku sudah berniat akan pulang sebelumnya.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Steyfano Marcues
3 Chapter 2 Steyfano Marcues
4 Chapter 3 Steyfano Marcues
5 Chapter 4 Steyfano Marcues
6 Chapter 5 Steyfano Marcues
7 Chapter 6 Steyfano Marcues
8 Chapter 7 Steyfano Marcues
9 Chapter 8 Steyfano Marcues
10 Chapter 9 Steyfano Marcues
11 Chapter 10 Steyfano Marcues
12 Chapter 11 Maria Aggy
13 Chapter 12 Maria Aggy
14 Chapter 13 Steyfano Marcues
15 Chapter 14 Maria Aggy
16 Chapter 15 Steyfano Marcues
17 Chapter 16 Maria Aggy
18 Chapter 17 Steyfano Marcues
19 Chapter 18 Maria Aggy
20 Chapter 19 Steyfano Marcues
21 Chapter 20 Maria Aggy
22 Chapter 21 Steyfano Marcues
23 Chapter 22 Maria Aggy
24 Chapter 23 Steyfano Marcues
25 Chapter 24 Maria Aggy
26 Chapter 25 Steyfano Marcues
27 Chapter 26 Maria Aggy
28 Chapter 27 Steyfano Marcues
29 Chapter 28 Maria Aggy
30 Chapter 29 Steyfano Marcues
31 Chapter 30 Maria Aggy
32 Chapter 31 Steyfano Marcues
33 Chapter 32 Maria Aggy
34 Chapter 33 Steyfano Marcues
35 Chapter 34 Maria Aggy
36 Chapter 35 Steyfano Marcues
37 Chapter 36 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
38 Chapter 37 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
39 Chapter 38 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
40 Chapter 39 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
41 Chapter 40 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
42 Chapter 41 Maria Aggy
43 Chapter 42 Steyfano Marcues
44 Chapter 43 Maria Aggy
45 Chapter 44 Steyfano Marcues
46 Chapter 45 Maria Aggy.
47 Chapter 46 Steyfano Marcues
48 Chapter 47 Maria Aggy
49 Chapter 48 Steyfano Marcues
50 Chapter 49 Maria Aggy
51 Chapter 50 Steyfano Marcues
52 Chapter 51 Maria Aggy
53 Chapter 52 Steyfano Marcues
54 Chapter 53 Maria Aggy
55 Chapter 54 Steyfano Marcues
56 Chapter 55 Maria Aggy
57 Chapter 56 Steyfano Marcues
58 Chapter 57 Maria Aggy
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Steyfano Marcues
3
Chapter 2 Steyfano Marcues
4
Chapter 3 Steyfano Marcues
5
Chapter 4 Steyfano Marcues
6
Chapter 5 Steyfano Marcues
7
Chapter 6 Steyfano Marcues
8
Chapter 7 Steyfano Marcues
9
Chapter 8 Steyfano Marcues
10
Chapter 9 Steyfano Marcues
11
Chapter 10 Steyfano Marcues
12
Chapter 11 Maria Aggy
13
Chapter 12 Maria Aggy
14
Chapter 13 Steyfano Marcues
15
Chapter 14 Maria Aggy
16
Chapter 15 Steyfano Marcues
17
Chapter 16 Maria Aggy
18
Chapter 17 Steyfano Marcues
19
Chapter 18 Maria Aggy
20
Chapter 19 Steyfano Marcues
21
Chapter 20 Maria Aggy
22
Chapter 21 Steyfano Marcues
23
Chapter 22 Maria Aggy
24
Chapter 23 Steyfano Marcues
25
Chapter 24 Maria Aggy
26
Chapter 25 Steyfano Marcues
27
Chapter 26 Maria Aggy
28
Chapter 27 Steyfano Marcues
29
Chapter 28 Maria Aggy
30
Chapter 29 Steyfano Marcues
31
Chapter 30 Maria Aggy
32
Chapter 31 Steyfano Marcues
33
Chapter 32 Maria Aggy
34
Chapter 33 Steyfano Marcues
35
Chapter 34 Maria Aggy
36
Chapter 35 Steyfano Marcues
37
Chapter 36 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
38
Chapter 37 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
39
Chapter 38 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
40
Chapter 39 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
41
Chapter 40 (Special Chapter/ Catrina Beatrice)
42
Chapter 41 Maria Aggy
43
Chapter 42 Steyfano Marcues
44
Chapter 43 Maria Aggy
45
Chapter 44 Steyfano Marcues
46
Chapter 45 Maria Aggy.
47
Chapter 46 Steyfano Marcues
48
Chapter 47 Maria Aggy
49
Chapter 48 Steyfano Marcues
50
Chapter 49 Maria Aggy
51
Chapter 50 Steyfano Marcues
52
Chapter 51 Maria Aggy
53
Chapter 52 Steyfano Marcues
54
Chapter 53 Maria Aggy
55
Chapter 54 Steyfano Marcues
56
Chapter 55 Maria Aggy
57
Chapter 56 Steyfano Marcues
58
Chapter 57 Maria Aggy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!