Laboratorium - Merah
Steyfano Marcues :
Di sepanjang jalan aku berlari, aku mulai berfikir. Semua ini membuat aku mengerti. Aku hanya selalu merasa kesepian. Ayahku telah menumbuhkan rasa kehilangan yang amat dalam. Aku tidak tau bagaimana cara nya mengutarakan perasaan ku. Hanya saja aku tau satu hal. Bahwa tidak ada satupun manusia di bumi ini yang mau mendengarkan perasaan itu. Aku selalu menangis dan menjerit sia-sia. Setiap kenangan itu datang, akan dengan cepat membuat aku sesak dan sulit untuk bernapas. Aku sudah gila. Sama gilanya dengan dunia ini. Dan aku tidak tau bagaimana caranya berpaling. Aku bodoh. Semua perkataan hingga perlakuan manusia itu lah yang membuat aku bodoh. Dan berbagai kepingan masa lalu itu pula yang membuat aku tak menyukai apapun yang telah Tuhan buat untukku. Tidak ada yang mengajarkan aku bersyukur di sepanjang hidupku.
Maria Aggy :
Di bawah sinar rembulan malam, di saksikan oleh kunang-kunang malam, di temani oleh pepohonan tinggi. Disinilah aku menangisi nasibku. Menangisi segala dosa-dosaku yang ku perbuat pada Tuhanku yang memberikan kehidupan pada makhluknya yang lemah ini. Akankah aku dapat hidup normal layaknya gadis-gadis seusiaku?
***
Steyfano Marcues
Tidak ada yang tau bagaimana Marcues bisa segila itu. Akan tetapi, itu sangat nyata dan tentu saja kami adalah kelinci percobaan nya. Katakan padanya, jika kalian bertemu di neraka.
" Para kelinci percobaan mu masih hidup dalam penderitaan yang kau buat. Dan tetap begini dan dalam keadaan yang seperti ini. Mereka hanya meminta kepada mu satu hal. Buat kami menjadi manusia pada umumnya. Lantas satu kata untukmu. Bedebah. "
Bagaimana dengan hidupku? Aku mati kata. Mama ku mati, karenanya. Adik ku mati, karenanya. Bumi kewalahan, karenanya. Dan aku berusaha melewati itu, sendirian. Nama yang aku sandang membuat aku dibilang sebagai pembunuh. Ilmuwan gila sepertinya membuatku muak. Dia hanya si tua penggila dunia yang haus derajat. Aku lelah. Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Bulan berganti tahun. Rasa kecewa dan dendam itu masih ada. Sampai sekarang. Sampai aku masuk ke dalam kuburku. Meskipun itu mustahil untuk membuatku mati. Tapi dalam hidupku yang kekal dibumi, membuatku sakit. Tuhan, tolong cepat buat aku mati.
****
Maria Aggy
Aku Maria Aggy. Kelas 10 dan sebentar lagi mengikuti ujian kenaikan kelas. Cerita ini bermula saat aku mengakses website dari internet yang ternyata membuatku kecanduan dan akhirnya aku sendiri menyadari siapa aku, elemen aneh apa dalam diriku, dan asal muasal diriku sebenarnya.
Meski aku berharap dapat menjadi gadis normal seperti umumnya, meski aku juga berharap dapat menikmati masa-masa remajaku dengan dukungan orang tua dan teman-teman karib.
Meski susah untuk menjalani kehidupan di bumi yang sudah tua ini, meski rasanya berat untuk melangkah, untuk menghadapi monster berwujud manusia berbau kimia itu, tapi aku tetap berdiri tegak di atas tanah dan di bawah langit biru.
Aku, Aggy. Aku akan membuktikan bagaimana keadilan yang harus aku dapatkan dengan tetesan darah dan pembunuhan-pembunuhan.
Kasus demi kasus yang aku tuntaskan, atau kasus ceroboh yang aku perbuat.
Dengan warna merah ini, mampu mengobarkan semangat dalam diriku. Mampu memompa jiwa-jiwa untuk terus maju dan melawan monster laboratorium serta mendapati keadilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Lamberara
makasih udah mampir... sukses selalu yah..🤗
2022-10-24
0
Nikodemus Yudho Sulistyo
'Nala' mampir nih 🙏🏻😁
2022-10-23
2