Viona masih terlihat shok karena mendapat serangan ciuman dari Enzio tiba tiba. Viona terduduk lemas di kursi jaga. Ia berusaha tenang lalu matanya melirik jam yang melingkar di tangan nya.
" Ini sudah jam 3 pagi." ucap nya dalam hati.
Enzio kembali memainkan ponsel nya Enzio melirik Viona yang terlihat sangat kesal wajah nya sedikit cemberut tapi tidak mengurangi kecantikan nya malah terlihat semakin cantik, Enzio sudah mulai mengantuk ia sudah meminum obat yang di selipkan di bawah bantal nya, Enzio meletakkan ponsel nya yang sudah habis batere nya.
" Tolong kau cas Hp ku! aku ingin istirahat." Enzio memberi ponsel nya pada Viona.
Viona lega ia bisa keluar setelah ini sebelum ia mengisi batere ponsel Enzio. Setelah ponsel itu disambungkan pada kabel pengisi batere terdengar dengkuran halus Enzio. Viona ingin keluar ia menyelimuti tubuh Enzio sampai pinggang. Setelah itu Viona keluar ia ingin beristirahat sebentar dengan menikmati secangkir kopi coklat. Viona melangkah pelan saja.
Namun Enzio melirik Viona yang keluar ia tersenyum sudah mendapat kan bibir Viona. Setelah nya Enzio mulai tertidur sangat pulas.
Hari ke 5 Viona pukul 7 pagi, Viona memeriksa kondisi Enzio sebelum pulang ia ingin melepas kateter Enzio. Enzio rupanya sudah terbangun ia menunggu Viona datang.
" Selamat pagi Tuan."
Enzio hanya mengangguk.
" Maaf Tuan, saya harus melepas kateter ini jadi Tuan sudah bisa mengeluarkan air seni Tuan di pispot saja."
Enzio selalu mengangguk tanpa suara.
Viona mulai melepas kateter itu, tangan nya memegang bagian junior Enzio. Enzio menatap Viona sambil merasakan sentuhan tangan Viona pada junior nya, tak salah lagi sentuhan tangan Viona saat melepas kateter itu ia menahan agar junior nya tidak menegang. Enzio terasa lega ketika kateter itu sudah di cabut oleh Viona.
Dengan iseng nya Enzio ingin menggoda Viona.
" Bagaimana menurut mu?"
" Maksud Tuan?"
" Ukuran junior ku?" Enzio sambil menyunggingkan senyum nakal nya.
" No comment Tuan!" ucap Viona ia sangat kesal di beri pertanyaan seperti itu.
" Eugh?" Enzio menautkan kedua alis nya.
" Saya siapkan sarapan dulu, Tuan."
Enzio mengangguk, namun saat Viona melangkah keluar Viona berdecak sambil bicara namun mengulum bibir nya.
" Ck..dasar pasien mesum."
Enzio masih mendengar ucapan Viona yang juga kesal pada nya. Enzio menyunggingkan senyum saja, otak nya muncul akan mengerjai Viona lagi.
" Lihat saja aku tunjukan otak mesum ku, perawat dungu."
Viona sudah membawa meja rak itu pintunya di buka di dorong oleh meja rak itu. meja rak itu ada makanan untuk sarapan paling atas rak kedua sebuah pispot dan popok untuk orang lansia.
" Tuan sudah bab, sebelumnya?"
Enzio menggeleng saja.
Viona berfikir sudah hampir 5 hari pasien Enzio belum bab, harusnya pasien sudah bisa bab, mungkin saja di saat Viona sedang tidak bertugas perawat lain menuntun pasien Enzio untuk bab.
" Tuan kan belum bisa bangun..saya akan pakaikan Tuan Popok saja."
" Eugh?" yang benar saja kau?"
" Tuan belum bisa bangun apalagi jalan, nanti akan saya beri obat pencahar melalui anus, Tuan."
Enzio akhir nya mengangguk.
Viona memeriksa Enzio di lihat mata Enzio sudah tidak sayu wajah nya sudah terlihat tidak pucat lagi.
" Pandangan Tuan sudah segar?"
Enzio mengangguk, ia memang sudah merasakan kondisi tubuhnya segar dan pandangan nya sudah menerima cahaya dan tidak pusing.
" Tuan Sarapan dulu ini sayur dan buahnya harus di habiskan! agar pencernaan Tuan lancar."
Viona lalu meletakan Sarapan Enzio pada meja lipat dan di letakan di atas ranjang.
" Tuan sudah bisa makan sendiri ya!"
Enzio menatap Viona dingin wajahnya terlihat tidak suka kalau ia harus makan sendiri, Enzio mau di suapi.
" Saya harus periksa pasien lain dulu setelah ini saya akan kembali. Jam 8 saya sudah selesai tugas nanti jam 7 malam saya kembali, saya ingin istirahat Tuan."
" Mana dokter yang mengoperasi saya, saya ingin bicara!"
" Eugh?" Viona menautkan kedua alisnya.
" dr. Smith Tuan."
" Panggil! saya mau bicara."
Viona masih tetap diam hati nya bertanya untuk apa memanggil dr. Smith apa dia membuat kesalahan.
" Kau tidak saja dungu tapi juga tuli, CEPAT PANGGILKAN!"
" Ba- baik Tuan." Viona mengangguk dan segera memanggil dr. Smith.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments