Hari ke 4, Viona sudah datang Enzio masih tertidur pergerakan dan langkah Viona tidak mengganggu tidur nya. Ini sudah waktunya sarapan pagi sebelum Viona membawa sarapan untuk Enzio Viona mengecek infusan Enzio rupanya aliran dari selang kecil itu tersendat selang infusan itu terlipat hingga membuat tangan Enzio agak membengkak.
Viona membenarkan posisi selang infus itu agar aliran nya lancar kemudian Viona mengatur tetesan air infusan setelah benar Viona mengecek kantong urine dan mengganti kantong urine itu dengan yang masih baru. Selesai itu Viona membuka tirai jendela cahaya matahari menebus kaca menerpa wajah Enzio, Enzio membuka mata nya terasa silau.
" Jangan kau buka semua gorden jendela itu mata saya silau."
Suara berat Enzio terdengar ngebass membuat Viona menoleh pada Enzio saat Viona membuka gorden jendela ia pun mengangguk. Dibuka nya gorden jendela itu separuh saja. Viona mendekati ranjang Enzio tangan telapak nya menyentuh kening dan pipi Enzio untuk merasa kan apa pasien sudah benar benar turun demam nya. Enzio lagi lagi memejamkan mata saat telapak tangan Viona menyentuh kening dan pipinya.
" Halus sekali tangan nya." Batihin Enzio.
Entah kenapa lagi lagi Enzio merasakan tenang di hatinya saat tangan perawat itu menyentuh kening dan pipi nya.
Viona mengambil alat suhu di masukan ke ketiak Enzio suhu tubuh Enzio normal sudah tidak demam lagi. Namun Viona masih melihat kedua mata pasien itu masih sayu, ia menjaga jaga agar Enzio tidak kembali demam.
" Bagaimana keadaan, Tuan?" ucap Viona lembut.
Enzio menoleh se saat pada Viona tatapan nya selalu dingin, Viona tetap tenang.
" Kau kan tadi mengecek suhu tubuh ku, kenapa harus bertanya lagi." ucap nya dingin.
" Iya baiklah." Viona mengangguk dan mencoba tersenyum.
" Demam Tuan sudah turun dan normal, hanya mata Tuan masih sayu."
Enzio mengangguk memang pandangan nya masih belum segar diri nya masih lemah tubuh nya.
" Apa Tuan masih pusing?"
" Sedikit."
" Baik saya akan terus memantau kondisi anda,Tuan. Jaga jaga agar Tuan tidak kembali demam."
Enzio hanya mengangguk.
" Tuan Sarapan ya!'
Enzio hanya mengangguk.
" Badan saya sudah lengket apa saya boleh mandi?"
" Belum boleh Tuan, karena demam Tuan sangat tinggi kemarin, sekarang sudah normal saya menjaga kalau Tuan mandi, akan kembali demam."
" Tapi tubuh saya sudah tidak nyaman."
" Baik nanti saya lap tubuh Tuan dengan air hangat."
Enzio mengangguk dengan kedipan kedua mata. Viona kemudian keluar dan sudah kembali sambil mendorong meja rak kaki roda itu. Rak itu membawa makanan untuk sarapan handuk dan air panas di baskom serta washlap sabun cair sikat gigi handuk kecil dan segelas air untuk kumur juga obat kumur mint.
Viona sudah mendekatkan meja rak itu dekat ranjang.
" Mari Tuan saya bantu."
Viona melepaskan baju pasien Enzio, Enzio memang mempunyai dada bidang dan berotot juga perutnya yang sixpact, Viona memang kagum pada tubuh Enzio yang kekar otot bisep nya sangat berbentuk.
Dari kemarin ia sudah beberapa kali mengganti kan baju pasien Enzio, hanya saja ia simpan rapat rapat kekaguman nya pada tubuh Enzio ia tidak mau mata nya terlihat terkagum kagum pada tubuh Enzio. Viona hanya mengaggap Enzio ini sangat rajin berolah raga membentuk otot nya. Tak salah juga pria ini mempunyai fisik yang kuat bayangkan kecelakaan mobil yang ia kemudikan jatuh masuk ke jurang tapi ia masih hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Erna Susanti
Viona semangat😘😘
2024-02-09
1
walang kaes
terimakasih
2022-10-13
1
Fida
padahal ceritanya bagus dan menarik
2022-10-13
1