Enzio akhirnya melepaskan genggaman kencang tangan Viona. Viona merasa lega jari jari nya tangan kirinya ia gerakkan seperti melemaskan supaya rasa sakit jari jari nya hilang, nafas Viona terdengar tersendat sendat dan masih terisak ia mencoba mengatur nafas nya, pikirannya harus kembali fokus. Viona dan Enzio terdiam, Enzio menoleh pada Viona yang terlihat ia mengusap air mata nya. Enzio memang sangat kejam rupanya, bathin Viona.
Viona akhir nya bicara, tapi ia takut salah berucap.
" Tu-tuan kenapa ti- tidak makan malam nya?"
" Aku menunggu mu."
" I- iya baik kalau begitu..saya sudah datang, Tuan harus makan sekarang." Viona masih sedikit terisak ia masih merasakan jari jari nya masih sangat sakit.
Viona menelan susah Saliva nya, tapi ia harus tetap tenang ia berusaha mengontrol diri nya.
" Sa-saya harus ganti makan malam Tuan yang baru..i- ini sudah dingin, Tuan."
Enzio hanya mengangguk. Viona bergegas mengganti makan malam tertunda itu dengan yang baru. Viona sudah kembali membawa makan malam Enzio. Lalu Viona membuka plastik wrab itu ia tidak sanggup memegang piring dengan tangan sebelah kiri karena masih sangat terasa sakit, Viona memegang piring itu dengan tangan kanan sendok di tangan kiri. Viona mulai menyuapi makanan kemulut Enzio namun terbiasa memegang piring dengan tangan kiri sendok nya di tangan kanan, membuat makanan itu saat di akan di suapi kemulut Enzio sedikit tumpah dari sendok itu. Terlihat Enzio tangan kiri Viona gemetar. Enzio tersenyum puas.
Viona mengambil tisu membersihkan tumpahan di baju pasien Enzio. Enzio tidak bicara namun tiba tiba Enzio memegang piring itu aupaya Viona hanya memegang sendok saja dengan tangan kanan nya.
" Biar aku pegang piring nya, kau hanya menyendoki dengan tahan kanan mu."
Viona hanya menurut kemauan Enzio. Viona sudah menyuapi Enzio 6 sendok saja, Enzio sudah merasa kenyang. Viona meletakan piring itu dan memberi minum untuk Enzio.
Viona memeriksa suhu tubuh Enzio, Enzio kembali demam namun tidak tinggi panas nya.
" Suhu tubuh Tuan tinggi, tapi tidak seperti kemarin, Tuan demam lagi." ucap Viona lembut tapi terdengar lemah.
Enzio mengangguk.
" Maaf Tuan, kalau Tuan tadi makan malam nya tidak menunda terlalu lama seperti ini, mungkin Tuan tidak demam. Tuan telat makan."
" Aku kan sudah bilang aku menunggu mu, apa kurang jelas alasan ku tadi, kau tuli?"
Viona menarik nafas nya, ia harus benar benar menyimpan stok kesabaran nya menghadapi Enzio. Viona mengangguk saja.
" Tuan minum obat dulu, setelah itu Tuan istirahat kembali."
" Aku sudah tertidur lama, aku tidak bisa tidur cepat."
" Baik, kalau begitu saya harus memeriksa pasien yang lain."
" Kau harus tetap disini sampai aku tertidur kembali, MENGERTI!" Enzio menatap Viona tatapan seolah olah tidak boleh dibantah.
" Baiklah..saya harus kordinasi dengan perawat yang lain,Tuan."
Enzio mengangguk dengan kedipan mata satu kali, Viona lalu keluar untuk menggantikan nya dengan yang lain dulu. Selang 10 menit Viona sudah kembali.
Viona dengan sabar menunggu Enzio tertidur namun rupanya Enzio sudah 2 jam belum juga tertidur jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, padahal Viona memberi obat pada Enzio yang mengandung obat tidur agar pasien bisa beristirahat. Rupanya Enzio tanpa di ketahui oleh Viona Enzio tidak meminum obat itu, ia selipkan di balik bantalnya.😉
Enzio ingin mengerjai Viona tidak hanya itu Enzio sudah tertidur lama ia tidak mau mimpi buruk itu datang di alam tidur nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Erna Susanti
dasar Enzio jahil😀😀😀
2024-02-09
1
Alianda Meiriska
lucu nyyyy
2023-09-26
1
walang kaes
ehehhe
2023-06-22
1