Tanpa memperdulikan istrinya, Steven berjalan ke arah kamar mandi sambil melepaskan satu persatu pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benang pun kemudian Steven membuka pintu kamar mandi.
''Selesai membuang sampah masukkan semua pakaian kotorku ke dalam kantong plastik hitam karena aku lebih suka memakai pakaian baru jadi setelah di bungkus di kantong plastik hitam langsung buang di tong sampah di depan pintu," ucap Steven sambil menutup pintu kamar mandi.
"Pakaian sebagus dan semahal ini di buang? Sayang banget lebih baik di cuci terus diberikan ke Ayah, pasti Ayah suka," ucap Valen sambil memunguti satu persatu pakaian milik Steven dan dimasukkan ke dalam kantong hitam.
"Aku umpetin di mana ya?" tanya Valen sambil berfikir tanpa mengetahui kalau perbuatannya akan mendapat hukuman yang tidak pernah Valen lupakan seumur hidupnya.
Valen menatap ke arah ranjang kemudian Valen mempunyai ide untuk menyembunyikan di kolong tempat tidur karena itu tempat paling aman.
Valen memasukkan bungkusan plastik tersebut ke dalam kolong setelah beres Valen melepaskan segala atribut aksesori yang menempel baik dari mahkota, kalung, gelang, cincin dan sepasang giwang karena semua perhiasan tersebut lumayan berat jika dipakai terus - terusan.
Ceklek
Steven membuka pintu kamar mandi dengan memakai handuk yang menutupi bagian di bawah perutnya dan melihat istrinya ingin menarik ritsleting gaun pengantinnya namun mengalami kesulitan. Steven yang melihat tersebut tidak perduli malah berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian tidur.
"Kak Steven eh salah tuan muda, aku minta tolong tarik resletingnya," mohon Valen.
"Kamu kan punya dua tangan dan otak jadi gunakan itu, apalagi aku bukan pembantu mu," ucap Steven sambil memakai pakaian tanpa menatap ke arah Valen.
Valen hanya bisa menggenggam ke dua tangannya dengan erat menahan amarahnya. Valen kembali berusaha menarik resletingnya sedangkan Steven membuang secara asal handuk tersebut dan tanpa sengaja mengenai wajah Valen.
"Wajahmu seperti tempat sampah jadi sudah sepantasnya barang - barang bekas ku di lempar ke arah wajahmu," ucap Steven dengan nada dingin dan wajah datar sambil duduk di sisi ranjang.
Valen hanya bisa diam dan mengambil handuk yang mengenai wajahnya namun dalam hatinya ingin men cin cang tubuh Steven.
Steven yang mempunyai penciuman yang sangat tajam tidak sengaja menghirup bau pakaian miliknya membuat Steven turun dari ranjangnya kemudian berjalan ke arah Valen.
Valen yang masih kesulitan menarik resletingnya melihat langkah kaki Steven tersenyum bahagia karena mengira Steven menyadari akan kesalahan yang barusan dilakukannya.
"Kamu simpan di mana bekas pakaian milikku?" tanya Steven dengan nada dingin sambil menahan amarahnya.
"Aku simpan di kolong tempat tidur eh salah sudah aku letakkan di luar depan pintu sesuai permintaan kak Steven eh salah lagi permintaan tuan muda Steven," jawab Valen dengan nada gugup.
"Benar begitu?" tanya Steven sambil melangkahkan kakinya ke arah Valen.
Valen yang masih memegang resletingnya berjalan dengan mundur dengan wajah takut karena dirinya tidak mengira kalau Steven pria kejam dan sangat menakutkan. Valen sangat menyesal telah menikah dengan Steven, seandainya dari awal tahu Valen tidak akan menjebak Steven.
"Aku sudah memberikan harta berhargaku untuk tuan, apakah tidak ada perasaan sedikit saja untukku," ucap Valen mengalihkan pembicaraan.
"Siapa bilang kamu memberikan harta berharga mu untukku? Aku tahu kamu habis operasi supaya terlihat kamu masih menjaga kehormatan mu," ucap Steven dengan wajah sinis.
"Itu bohong, pasti perempuan yang tidak malu itu yang membohongi kak Steven." ucap Valen dengan wajah pucat karena rahasianya dapat diketahui oleh Steven.
"Aku bilang, panggil namaku tuan muda Steven dan jangan pernah menghina Debora dari mulut sampah mu itu," ucap Steven sambil mencengkram leher Valen.
Valen memukul tangan Steven karena dirinya tidak bisa bernafas namun pukulan itu tidak berarti buat Steven. Setelah di lihat Valen kehabisan napas Steven melepaskan tangannya sambil menatap tajam ke arah Valen.
"Uhuk ... Uhuk... Uhuk ..."
"Satu lagi, Debora tidak tahu kalau kamu operasi karena aku yang menyuruh orang untuk menyelidiki masa lalumu dan ke dua orang tuamu yang tidak punya rasa malu itu jadi jangan pernah menjelekkan Debora di depanku," ucap Steven dengan nada dingin dan datar.
Deg
Deg
Jantung Valen berdetak kencang bukan karena jatuh cinta melainkan dirinya sangat terkejut karena Steven menyelidiki masa lalunya.
("Si*l ternyata aku menikah dengan pria gi*a kalau seandainya aku tahu, aku membiarkan kak Debora menikah dengan pria ini biar Debora di siksa," ucap Valen dalam hati).
Penderitaan Valen di mulai dari di tampar, diperlakukan seperti pelayan dan di ce kik membuat Valen sangat membenci Debora yang jelas - jelas tidak bersalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Tini Jifi
valen malang nasibnya akan mencari untung malah buntung 🤭🤭
2023-03-15
1
Tock
Trus ortunya valen yg disiksa. maantaaap betuuul. up lg honey
2022-10-01
0
Sumawita
Valen nikmati lah hasil dari kejahatan mu pada Debora
2022-10-01
0