Mencintai

Di tempat yang berbeda Debora memasak air sambil menunggu mendidih Debora mengambil cangkir kemudian berlanjut mengambil teh celup dan gula. Tidak berapa lama air di panci mendidih membuat Debora mematikan kompornya kemudian memasukkan air panas ke cangkir tersebut.

Debora mengaduk teh tersebut setelah di rasa cukup Debora membawa cangkir tersebut kemudian menaiki anak tangga menuju ke arah kamar mereka.

Ceklek

Debora membuka pintu kamar dan masuk ke dalam kamar, Debora berjalan ke arah ranjang dan meletakkan cangkir tersebut di atas meja.

Debora duduk di samping suaminya sambil membangunkan suaminya namun Deren belum juga membuka matanya.

''Kak Deren ... Kak ... Jangan bercanda,'' ucap Debora dengan wajah panik.

Debora mengecek hidung dan pergelangan tangan Deren membuat Debora menghembuskan nafasnya dengan lega. Debora mengambil minyak angin yang selalu tersedia jika kepalanya pusing.

Debora meneteskan minyak angin ke telapak tangannya kemudian tangan kanannya diarahkan ke hidung Deren dan tidak berapa lama Deren membuka ke dua matanya.

"Aku ada di mana?" tanya Deren sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Kak Deren ada di rumah," jawab Debora sambil tersenyum dan mengambil kalung tersebut dari tangan Deren.

"Debora," panggil Deren dengan nada lirih.

"Ya," jawab Debora singkat sambil tersenyum.

"Aku ingin, kamu memakai kalung itu," pinta Deren penuh harap.

"Memangnya kenapa?" tanya Debora dengan wajah terkejut.

"Aku hanya ingin kamu memakainya, kamu tidak keberatan kan?" tanya Deren penuh harap.

"Tentu saja tidak," jawab Debora sambil memakai kalung tersebut.

"Terima kasih kamu sudah mau memakainya," ucap Deren.

Debora hanya tersenyum kemudian mengambil cangkir yang berada di atas meja untuk diberikan ke Deren.

"Sekarang minum teh dulu, tapi hati - hati masih panas," ucap Debora.

"Terima kasih," jawab Deren sambil tersenyum dan menerima cangkir pemberian Debora dengan memegang jari - jari Debora yang memegang mug.

Deg

Deg

Jantung Deren dan Debora berdetak kencang ketika jari - jemari mereka saling bersentuhan membuat Debora dengan gugup menarik tangannya.

"Silahkan di minum kak," ucap Debora.

"Ok," jawab Deren singkat.

Krucuk

Krucuk

Tiba-tiba perut Debora dan Deren saling bernyanyi membuat Debora dan Deren saling memandang.

"Pffftttt... Hahahaha...." tawa pecah Debora dan Deren untuk pertama kalinya.

Selama ini Debora dan Deren tidak pernah tertawa dengan lepas dan baru kali ini mereka tertawa bersama hingga air matanya keluar.

"Aku akan masak, kak Deren istirahat di ranjang," ucap Debora.

"Kamu pasti sudah lelah jadi lebih baik biar kakak yang masak," ucap Deren.

"Tidak kak, tadi kakak pingsan jadi kakak istirahat saja di ranjang nanti kita makan bersama di kamar ini," ucap Debora sambil turun dari ranjang.

"Maaf ya, ngerepotin kamu terus," ucap Deren tidak enak hati.

"Kok kakak bicara seperti itu, kita kan suami istri dan aku tidak merasa direpotkan," jawab Debora sambil tersenyum.

Deren membalas senyuman Debora sedangkan Debora berjalan ke arah pintu.

("Aku sangat bersyukur Steven selingkuh dengan wanita ular itu karena dengan demikian Steven tidak jadi menikah dengan Debora melainkan denganku," ucap Deren dalam hati sambil tersenyum menyeringai).

Deren turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu kamarnya menuju ke arah dapur.

"Aku ingin melihat istriku sedang memasak apa," ucap Deren sambil membuka pintu kamarnya.

Deren berjalan ke arah tangga hingga dirinya mencium aroma wangi masakan Debora membuat perutnya semakin lapar.

"Aromanya bikin aku bertambah lapar, sungguh beruntungnya aku mendapatkan Debora," ucap Deren sambil menuruni anak tangga satu demi satu.

Deren berjalan perlahan dan melihat Debora menggulung rambutnya ke atas hingga memperlihatkan lehernya yang terdapat beberapa tanda stempel merah akibat ulah dirinya.

Glek

Deren menelan saliva nya dengan kasar dan adik kecilnya kembali menegang membuat Deren berusaha menghilangkan pikiran mesumnya.

("Tahan Deren, Debora belum siap suatu saat pasti Debora akan memberikan harta berharga nya padamu," ucap Deren dalam hati).

Grep

Deren berjalan dengan perlahan ke arah Debora kemudian memeluknya dari arah belakang.

"Masak apa sayang?" bisik Deren.

"Akhhhhhhhh ... Se ... tan !!!" teriak Debora sambil memejamkan matanya dengan ke dua tangannya menutup ke dua telinganya.

"Aish ... Tampan begini di bilang se tan," ucap Deren sambil melepaskan pelukannya dan mematikan kompornya.

Debora membalikkan badannya kemudian menatap Deren dengan tatapan kesal karena melihat Deren sedang tersenyum tanpa dosa.

Bugh

Bugh

"Kak Deren, kalau aku jantungan bagaimana?" omel Debora sambil memukul bahu Deren.

"Aduh ... Aduh ..." ucap Deren dengan wajah kesakitan.

"Maaf kak, aku tadi sangat kaget karena itu memukul kak Deren," ucap Debora dengan wajah bersalah sambil mengusap bahu Deren.

"Aduh sakit ... " ucap Deren pura - pura dengan tubuh limbung.

Grep

"Kak Deren ... Hiks ... Hiks ... Hiks ... Maafkan aku, kak Deren boleh membalas memukulku," ucap Debora sambil terisak dan memeluk tubuh Deren agar tidak terjatuh.

"Kamu sangat kuatir padaku?" tanya Deren sambil membalas pelukan istrinya dan meletakkan kepalanya di bahu istrinya.

"Tentu saja aku sangat kuatir, lebih baik aku yang sakit dari pada kak Deren yang sakit," jawab Debora sambil mengusap punggung suaminya.

"Apa kamu sangat mencintaiku, Debora?" tanya Deren penuh harap sambil melepaskan pelukannya dan menarik dagu Debora agar menatap dirinya.

"Aku tidak tahu tapi yang pasti jika dekat dengan kak Deren jantungku berdetak kencang dan ketika kak Deren tidak sadarkan diri membuat separuh hati Debora sangat sakit dan sedih karena hanya kak Deren yang benar-benar tulus menyayangi Debora," ucap Debora dengan jujur karena Debora kekurangan kasih sayang dari seorang Ayah.

Sejak Ayah nya menikah lagi, Ayahnya tidak pernah ada untuknya dan segala curahan kasih sayangnya diberikan ke adik tirinya. Bukan itu saja Ayah nya sering menghukum Debora atas tuduhan palsu yang diucapkan oleh Ibu tirinya dan adik tirinya.

Ayahnya lebih sering mendengarkan dan percaya dengan ucapan istrinya dan anak tirinya sedangkan dirinya tidak pernah di percaya.

Ketika Deren hadir dalam kehidupan Debora, Debora merasa nyaman dan Deren selalu ada untuknya sedangkan kekasihnya selalu sibuk dengan pekerjaan nya karena Steven adalah pria penggila kerja.

"Apa yang kamu rasakan sama seperti yang kakak rasakan hanya bedanya ketika pertama kali kita bertemu di rumah sakit dan itu namanya kamu sudah mulai mencintai kakak," ucap Deren sambil tersenyum bahagia.

"Mungkin kak, kita makan yuk, aku sudah lapar," ajak Debora sambil membalikkan badannya untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ayo, kakak bantu," ucap Deren.

"Kakak kok tidak menunggu di kamar?" tanya Debora sambil meletakkan makanan ke atas meja.

"Kakak bosan di kamar jadi kakak ingin membantu dirimu memasak," jawab Deren sambil meletakkan makanan ke atas meja.

Debora hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka duduk di kursi makan. Sebelum makan mereka berdoa terlebih dahulu kemudian barulah mereka makan.

Lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum. Debora yang ingin mencuci piring dan gelas kotor di larang oleh Deren.

"Kak Deren kan masih sakit biar Debora yang mencuci piring," ucap Debora.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg ga ada lg gangguan dlm rmh tanggay debora..thoor sbnary derren sdh kembali blm si ingatany..smg jg mereka secepaty jd suami istri yg seutuhy..

2022-09-30

2

Aprilia dwi

Aprilia dwi

sweet Banget siiihhh kesayanggan thorr yang atu ini,,, bakal jadi menantu kesayangan mommy Jessica ma cucu mantu mommy Maya tuhhh,,,,

2022-09-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!