Aluna mencari Alejandro ketika gadis itu sudah selesai berias. Hari ini ia berencana akan menghabiskan waktu bersama Alejandro sebelum pulang ke rumah.
"Adik ipar, apa kau melihat kakak mu?" tanya Aluna yang berpapasan dengan Katty. Ia mencari keberadaan Alejandro tapi tidak menemukan sosok pria itu.
"Aku tidak tahu, mungkin sudah pergi." jawab Katty.
"Oh.. begitu, bagaimana kalau kita berbincang.. kita harus mendekatkan diri, sebentar lagi kau akan menjadi adik ku." dengan percaya diri, Aluna mengikrarkan diri sebagai calon istri bagi Alejandro.
Katty tersenyum tipis. "Apa kakak ku mau menikah dengan mu? aku rasa tidak. Jadi aku tidak akan pernah menjadi adik mu." setelah mengatakan itu, Katty pergi meninggalkan Aluna. Ia tidak mau memiliki kakak ipar seperti Aluna. Seperti halnya Nyonya Seren yang tidak menginginkan Aluna masuk ke dalam keluarga ini.
Aluna hanya bisa mengerem kesal. "Awas kau!"
***
Di sisi lain, Isabella tengah berlari dari kejaran Alejandro. Pria itu sudah beberapa kali melesatkan busur panahnya, namun masih meleset karena Isabella bisa menghindar.
"Sialan!" ia terus berlari, bersembunyi di balik pohon, mengecoh Alejandro.
"Isabella!" teriak Alejandro. Isabella bersembunyi, ia tidak bisa melihat perawakan kecil Isabella. Kedua matanya awas memantau pergerakan. Alejandro sering berburu, ia terlihat sudah pandai menghadapi situasi seperti ini. Tak lama seringaian muncul di bibirnya, di balik pohon tidak jauh darinya, sebagian daun bergerak.
Jantung Isabella berdetak kencang, suara langkah kaki terdengar mendekat. Isabella tidak mau kehilangan kesempatan, Alejandro sudah lepas dari kudanya, ia meraih ranting yang cukup besar.
"Rasakan ini!" sebelum Alejandro menemukan persembunyiannya, Isabella lebih dulu menyerang, memukul Alejandro dengan ranting pohon.
Alejandro terkekeh. Pria itu dengan mudah menangkis pukulan Isabella. "Hanya sebuah ranting tidak akan melukai ku, Isabel!"
Isabella mendorong kuat Alejandro, lalu ia segera berlari melarikan diri. Wanita itu tidak peduli dengan telapak kaki yang terasa perih karena tergores batu dan ranting saat berlari.
Isabella berlari cepat, tentu tidak menyulitkan Alejandro untuk menggapainya. Ia laki-laki yang memiliki langkah lebih lebar, apalagi tubuh Isabella begitu mungil di bandingkan Alejandro.
"Terkutuk kau, Alejandro!" sepanjang pelariannya, Isabella terus mengumpat pria tak berperasaan itu.
Alejandro tertawa, "Kau tidak akan pernah bisa lepas dari ku, Isabel!"
"Silalan!" Isabella menoleh ke belakang, benar saja Alejandro hampir menggapainya.
Langkah yang terburu membuat Isabella tidak bisa menyeimbangkan diri, ia terpeleset, jatuh ke sungai.
"Aakkhhh..."
Sungai yang sangat jernih, seperti tidak ada yang pernah singgah di tempat itu. Gemericik air terjun yang tidak terlalu besar menambah keindahan sungai tersebut.
Untung saja sungainya tidak terlalu dalam, Isabella segera membebaskan diri. Namun sayang, Alejandro telah mencekal lengannya. "Mau kemana kau? Hem?"
"Lepas!" Isabella memberontak, namun tenaganya tidak sebesar itu untuk melawan Alejandro.
"Kau belum menerima hukuman dari ku." Alejandro menghimpit tubuh Isabella di bebatuan besar. Mereka berdua telah basah kuyup.
Lekukan tubuh indah Isabella terlihat jelas, bahu seputih susu nan sehalus kapas menjadi pemandangan kedua mata Alejandro. Serta belahan dada yang sangat menantang, benda itu selalu menjadi mainan favoritnya.
"Aku tidak suka kau membangkang pada ku. Kau budak ku, dan harus menurut pada ku." Alejandro berkata tepat di bibir Isabella. Pria itu menikmati wajah Isabella yang begitu cantik. Ia pun heran, bagaimana seorang budak bisa memiliki wajah secantik ini?
"Kau harus bersyukur, budak jelek seperti mu bisa berdekatan dengan ku." katanya. Karena Isabella hanya seorang budak, Alejandro malu mengakui kecantikannya.
Isabella tertawa sinis, "Aku memang jelek, lalu kenapa kau selalu mengundang ku ke atas ranjang mu?"
Alejandro terdiam, ia memikirkan kalimat yang tepat. "Karena kau mainan baru ku. Jika aku sudah bosan, kau akan ku buang."
"Sialan!" Isabella mendorong Alejandro, namun pria itu bergeming.
Satu tangan pria itu mencekal Isabella, kedua kakinya di bawah sana mengapit pergerakan Isabella. Sedangkan satu tangannya lagi, mulai meremmas buah yang sangat menantang.
"Sepertinya bercinta di sini sangat menarik." seringainya.
Selanjutnya, Alejandro benar-benar menikmati tubuh Isabella meskipun wanita itu terus memberontak, tapi Alejandro tetap memang. Ia mendapatkan kesenangannya.
"Kau budak yang sangat nikmat!" Di bawah sana, Alejandro terus bergerak liar mengejar sebuah kenikmatan.
Isabella hanya diam, ia pun memalingkan wajah, tidak mau melihat wajah Alejandro. Pria itu sangat keterlaluan!
"Kau menikmatinya, wajah mu tidak bisa mengingkari." ucap Alejandro ketika melihat Isabella memejamkan kedua matanya. Tidak di pungkiri, Alejandro selalu bisa membuatnya menggapai kenikmatan.
Erangan panjang Alejandro menandakan pria itu sudah mencapai pelepasan. Nafas mereka memburu, terutama Alejandro.
Di saat cekalan Alejandro mengendur, Isabella mulai bergerak. Di tangannya sudah ada batu, tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Isabella memukul Alejandro dengan batu itu.
"Rasakan!"
"Arrggghhhh..."
Isabella mendorong tubuh pria yang baru saja menyatu dengannya. Ia tidak peduli dengan kening Alejandro yang sudah bercucuran darah. Ini kesempatan baginya untuk kabur.
"Isabel!! kau tidak akan bisa lari dari ku!" teriak Alejandro.
Isabella menghiraukannya. Ia harus bergegas keluar hutan ini. "Ini kesempatan ku untuk pergi dari neraka itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Julio Stevaning
tetap menang ya
2022-11-03
1
Wirda Wati
semoga bisa kabur jauh Isabela.
ada yg nolong
2022-10-31
0
Alul Ubay Halim
si ale emang maniak,enggak mandang tempat buat enak2 😁
semoga isabel berhasil kabur
2022-10-31
0