Aluna, perempuan yang sudah di anggap sebagai adik bagi Alejandro. Aluna memaksakan diri untuk menikahi Alejandro dengan dukungan kedua orangtuanya yang memang bersahabat dekat dengan mendiang ibu Alejandro.
Alejandro tidak terlalu peduli dengan perjodohan itu, biarlah Aluna berkoar-koar mengenai pertunangan tersebut. Ada saatnya Alejandro menolak ikatan itu.
"Ale, aku sengaja datang ke sini untuk menghabiskan waktu bersama mu. Tapi kau malah mengabaikan ku." Aluna bersusah payah menyamai langkah Alejandro.
"Aku sudah menemani mu, itu sudah cukup. Jika tidak ada kepentingan lagi, kau boleh pulang." menyambut dan menemani kedatangan Aluna sudah cukup bagi Alejandro. Jika ia tidak menghormati kedua orang tua Aluna, Alejandro enggan membuang waktunya untuk beramah-tamah dengan Aluna.
"Aku tidak akan pulang, malam ini aku akan menginap." ucapnya.
Alejandro menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap Aluna. "Jaga batasan mu Aluna, aku hanya menganggap mu saudari ku." ucap Alejandro mempertegas. Terakhir kali Aluna menginap, perempuan itu diam-diam masuk ke kamarnya tengah malam, mencoba merayunya.
"Aku janji tidak akan menyusup ke kamar mu lagi."
"Terserah!" ia melanjutkan langkahnya.
***
Isabella mendapat hukuman, kehilangan jatah makannya. Untuk hari ini ia bisa menahannya, tapi tidak tahu untuk dua hari kedepannya.
"Kau bisa makan jatah ku, Isabel." Hulsa membagi dua jatah makan siangnya pada Isabella.
Isabella menggeleng, "Tidak perlu, aku belum lapar." ia menolak dengan halus.
"Sekarang tidak lapar, tapi nanti kau akan lapar sebentar lagi."
"Aku bukan kau, Hulsa. Pikirkan saja perut mu. Aku bisa menahannya. Jangan khawatir." Isabella tidak tega mengambil jatah makan siang Hulsa. Permainan bertubuh gempal itu pasti akan kelaparan jika kehilangan setengah jatah makan siangnya.
"Yasudah, aku makan semua. Kau jangan mengeluh kalau aku ini bukan teman yang baik. Kau sendiri yang menolak pemberian ku."
"Terimakasih Hulsa, kau sangat baik padaku."
"Isabel, aku baru tahu nona Aluna itu jahat sekali, tidak jauh berbeda dengan Nyonya Seren dan nona Katty." kata Hulsa. Ia pikir nona Aluna yang mempunyai wajah cantik itu juga memiliki hati yang baik. Hulsa sempat mengagumi nona Aluna yang selalu terlihat manis. "Aku rasa gosip para pelayan yang mengatakan jika nona Aluna itu cantik karena memakai riasan itu benar."
"Tidak semua orang yang terlihat cantik mempunyai hati yang baik juga. Aku sudah bertemu banyak orang seperti itu." ucap Isabella. Ia mengingat pada Catalina yang ia pikir memiliki hati baik, nyatanya Catalina sama saja dengan gadis bangsawan lainnya, selalu merendahkan orang yang berstatus rendah.
"Kau benar, apa kau mempunyai pengalaman buruk? mengenal orang yang kau pikir baik tapi ternyata sangat busuk?" Hulsa penasaran juga bagaimana awalnya Isabella menjadi seorang budak.
Isabella mengangguk. "Kami berteman baik sejak kecil, aku pikir ia berbeda. Aku anak seorang pelayan tapi dia menganggap ku seperti saudarinya. Namun nyatanya dia malah tega menjual ku." Isabella sudah menganggap Hulsa sebagai temannya, tidak ada salahnya ia menceritakan masalah yang telah menimpanya.
Tanpa Isabella ketahui, Catalina berubah padanya karena William, pria yang Catalina suka, tapi William malah menaruh perhatian lebih pada Isabella.
"Kita memang harus berhati-hati pada orang seperti itu." saut Hulsa. "Tapi kau tenang saja, aku bukan termasuk orang itu."
Isabella terkekeh, "Aku juga harus waspada pada mu."
"Hei! aku memiliki hati yang bersih. Untuk apa aku bersaing dengan mu, aku sudah pasti kalah. Kita berteman saja."
"Iya.. iya.. kita berteman."
"Nanti malam aku akan datang ke kamar mu." Hulsa mengatakan sembari berbisik, kepalanya mengitari sekitar, memastikan tidak ada orang lain di sana.
"Mau apa?"
"Kita akan mengambil makanan di rumah utama, aku punya kuncinya."
Isabella melotot. "Kenapa bisa? kau tidak takut ketahuan?"
"Sssttt.. pelan kan suara mu." Hulsa memperingati Isabella agar menurunkan suaranya. "Kau pikir aku bisa gendut seperti hanya karena memakan jatah pemberian saja?"
"Astaga, Hulsa kau nekat sekali." Isabella tidak menyangka ternyata selama ini Hulsa menyelundup masuk ke kediaman utama untuk mencuri makanan.
Hulsa tertawa. "Ini rahasia antara kita saja."
Isabella menggelengkan kepalanya. "Kau itu!"
***
Malam harinya, Isabella begitu cemas. Ia baru menyadari setelah menyetujui saran Hulsa yang akan menyelinap masuk untuk mencuri makanan. Isabella hanya bisa berdoa jika malam ini Emma tidak datang ke kamarnya. Berharap tuan Alejandro tidak menginginkannya malam ini.
Pintu kamar terdengar terketuk. Lalu suara berbisik memanggilnya. "Isabel... ini aku, buka pintunya."
Isabella bergegas membuka pintu kamar. "Hulsa, apa kita benar akan melakukannya? aku takut."
"Tenang saja, sebentar lagi para pelayan sudah tertidur. Kita akan aman." kata Hulsa meyakinkan. Ia sudah sering melakukannya jadi tidak begitu khawatir. "Hanya malam ini, kamu ambil makanan untuk dua hari ke depan." ujarnya.
"Tapi..."
"Kau mau mati kelaparan? bekerja keras tanpa menerima jatah makanan?"
"Tidak juga."
"Yasudah, ikuti aku saja. Ingat jangan melangkah sembarang, kau harus mengikuti ku."
"Iya." Isabella menurut saja. Ia juga tidak mau kalau selama dua hari ke depan tidak menerima jatah makanan, apalagi ia harus tetap bekerja di kebun dan peternakan.
Keduanya bergegas pergi menuju pintu yang jarang sekali di gunakan oleh pelayan. Pintu itu langsung menuju ke arah dapur. Disana banyak tersimpan roti, aneka buah-buahan dan cemilan. Hulsa selalu mengambilnya, lalu menyembunyikan di bawah ranjangnya.
"Isabel, hati-hati jangan sampai kau menjatuhkan barang-barang di sini." ucapnya. Ruangan ini begitu banyak menyimpan perkakas dapur. Mereka harus hati hati saat melangkah agar tidak menyentuh apalagi menjatuhkan barang.
Hulsa yang bertubuh gempal pun terlihat sangat ahli menyeimbangkan diri. Sedangkan Isabella masih di landa ketakutan.
Prang!
Tidak sengaja Isabella tersandung, ia memecahkan sebuah gelas.
"Gawat!" Hulsa memejamkan matanya.
"Maafkan aku."
"Siapa itu!"
Deg. jantung kedua wanita itu berdetak hebat. Tamatlah riwayat mereka jika aksi mencurinya di pergoki oleh penghuni rumah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Afika Fika Yesy
ceroboh amat sih
2023-02-21
0
siccasiccasic
Typo thor dikata "permainan" yg seharusnya "perempuan"
2022-11-24
1
siccasiccasic
Kira² ini settingnya kapan ya thor? Dibayanganku kalo perbudakan gini keknya abad pertengahan ya thor, yg rumah bangsawannya kek kastil² gitu
2022-11-24
1