Isabella terus berlari mencari jalan keluar dari hutan. Wanita itu tak lagi peduli dengan kakinya yang perih serta pakaiannya yang basah. Yang ada di pikirannya adalah lari secepat mungkin agar bisa bebas dari jeratan Alejandro.
"Ya Tuhan... tolong aku." berulang kali Isabella mendapati pagar dari kawat berduri, ia tidak bisa melewatinya. "Kenapa ada pagar sepanjang jalan."
"Heiii! berhenti kau!" seru gerombolan pria yang di tugaskan untuk mencari Isabella.
"Sial!" umatnya.
Rupanya Alejandro telah memberi batas pada wilayahnya. Tidak akan mudah bagi siapapun untuk masuk dan keluar sembarang tanpa melewati pintu gerbang utama.
"Kejar budak itu!"
Isabella tetap berlari, meski kemungkinannya kecil bisa lolos dari kejaran para anak buah Alejandro.
"Jangan melukainya!" seru salah satu anak buah Alejandro memperingati rekannya yang hendak memukul Isabella. "Kita diperintahkan untuk menangkapnya tanpa melukai."
"Ah iya, aku lupa."
Brakkkk... Isabella terjatuh, ia berhasil tertangkap. Wanita itu jatuh tak sadarkan diri.
"Budak ini cantik sekali."
"Jangan macam-macam! mungkin dia wanitanya tuan Alejandro. Kita bawa saja."
***
Aluna khawatir melihat keadaan Alejandro, "Ale, kenapa kening mu luka begini.. siapa yang melakukan semuanya?" tanya Aluna perhatian.
"Sudahlah diam! aku tidak apa apa. Lebih baik kau pulang saja." luka di keningnya sudah di tangani oleh dokter yang memang bekerja di rumah itu.
Aluna mengerucutkan bibirnya. "Kau mengusir ku lagi."
"Markus!" panggil Alejandro pada tangan kanannya.
Pria bernama Markus segera mendekat, "Iya tuan."
"Suruh orang untuk mengantarkan Aluna, dia harus pulang." keberadaan Aluna di rumahnya sungguh memuakan bagi Alejandro. Aluna begitu manja dan selalu menempel padanya.
"Ale!" seru Aluna tidak terima. "Kau sedang sakit, biarkan aku tetap di sini untuk merawat mu."
"Aku tidak membutuhkan mu." tegasnya.
Aluna tidak bisa berbuat banyak, ia tidak mungkin melawan perintah Alejandro. Gadis itu memilih pulang dan akan kembali lagi jika Alejandro tidak lagi dalam suasana hati yang buruk.
Ya, gadis itu tidak akan pernah menyerah mendapatkan Alejandro. Pria tampan yang selalu menjadi incaran para temannya, Aluna harus berhasil memiliki Alejandro.
Alejandro memikirkan Isabella yang berhasil lari darinya. Ia juga tidak menyangka jika Isabella berani melukainya. "Kau pasti akan di temukan." gumamnya.
Alejandro beruntung, ia bisa lekas pergi dari hutan itu dengan kudanya. Luka yang ia dapatkan memang cukup parah, darah pun terus mengalir jika tidak di hentikan. Tapi seorang Alejandro tidak akan mudah tumbang hanya karena luka benturan batu. Alejandro bahkan pernah mengalami luka yang lebih mengerikan.
Selain memiliki perkebunan anggur dan juga pabrik pengolahan anggur, Alejandro merambah ke bisnis gelap. Ia memperjualbelikan senjata ilegal dan budak.
"Tuan.." Markus menghadap. "Nona Isabella sudah tertangkap, sekarang ada di penjara bawah tanah." sesuai perintah Alejandro, Markus menyuruh anak buahnya untuk memenjarakan Isabella.
Alejandro mengangguk, "Pergilah.."
"Baik tuan," Markus undur diri.
Saat ini Alejandro harus mengistirahatkan diri sebelum memberikan hukuman pada Isabella. Berani-beraninya wanita itu melawannya.
***
Isabella meringkuk di lantai yang basah, tubuhnya lemas tak berdaya. Wanita itu menangis, meratapi nasibnya yang akan terbelenggu kembali pada Alejandro.
"Ibu..." lirihnya. Isabella merindukan ibunya. Entah apa yang dikatakan pada Catalina saat sang ibu menanyakan keberadaannya.
Derap langkah kaki di kesunyian terdengar, Isabella tidak menghiraukan siapa yang datang.
Pintu jeruji terdengar terbuka. Alejandro masuk ke dalam. Berdiri menjulang dengan angkuhnya.
"Kau sudah menyadari kesalahan mu?" tanya Alejandro. Ia menatap tubuh meringkuk Isabella. Wanita itu bergeming, tidak memperdulikan kedatangannya.
"Kau masih mau membangkang!" seru Alejandro.
"Hiks..hiks.. apa salah ku padamu. Kau menyiksaku.." lirih Isabella tanpa memandang Alejandro.
"Kau masih bertanya apa salah mu?" sentak Alejandro. "Kau hanya seorang budak! tapi kau berusaha melawan ku. Aku tegaskan sekali lagi, seorang budak harus mematuhi tuannya!" jelas Alejandro.
"Hiks.. termasuk melayani mu di ranjang?" suaranya begitu lirih, Isabella kehabisan tenaganya.
"Ya! apapun yang aku lakukan padamu, kau harus menurutinya!"
"Apa aku tidak akan pernah bisa keluar dari sini?"
"Jangan mimpi!" orang yang sudah dalam kekuasaannya, tidak mudah keluar dari cengkeraman Alejandro.
"Aku ingin bertemu ibu ku.."
Alejandro berjongkok, ia meraih wajah Isabella yang tergeletak di lantai. "Seharusnya gunakan otak mu yang bodoh ini. Jika kau bersikap baik, bisa saja aku akan mengabulkan permintaan mu. Aku sangat membenci pembangkang seperti mu!" ucapnya tegas. Tatapannya begitu tajam, seolah menusuk ke tahap Isabella.
"Kau akan mengijinkan ku bertemu dengan ibuku, jika aku menuruti semua kemauan mu?"
"Aku akan memikirkannya.."
"Baik, maafkan aku. Mulai sekarang aku akan menurut dan patuh padamu." tidak ada pilihan lain. Isabella harus menjadi budak yang penurut, tidak mengusik Alejandro. Apa yang di katakan Hulsa dan Emma memang benar. Mereka akan sulit kabur dari neraka ini.
Alejandro tersenyum tipis. "Bagus! jika kau mengulanginya lagi. Aku tak segan untuk membunuh mu." Alejandro menghempaskan wajah Isabella yang sempat ia raih.
"Bebaskan dia!" Alejandro memerintahkan Markus untuk membebaskan Isabella.
Isabella menatap punggung Alejandro yang semakin menjauh. Tatapan yang sulit di artikan bagi siapapun yang melihat. Hanya Isabella yang tau apa isi hatinya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Julio Stevaning
ibunya Isabella apa tidak tau anak majikannya gak baik
2022-11-03
1
Wirda Wati
😭😭😭😭😭😭😭
2022-10-31
1
Alul Ubay Halim
😭😭😭😭😭
2022-10-31
0