Kepergian Alejandro

Alejandro menepuk pahaanya ketika Isabella datang, ia meminta wanitanya untuk duduk di pangkuannya.

Isabella ragu, pasalnya mereka kini tengah di atas balkon. Di bawah sana peternakan dan perkebunan bisa terlihat jelas. Banyak para budak yang sibuk beraktivitas.

"Nanti ada yang melihat." ucap Isabella. Ia melangkah mendekat tapi tidak langsung duduk di pangkuan sang tuan.

"Kau hanya duduk di pangkuan ku, Isabel! bukan bercinta di sini." Alejandro tidak suka penolakan.

Isabella mengangguk, lalu duduk menyamping di pangkuan Alejandro. Tangannya ia sematkan di sepanjang pundak laki-laki itu.

Posisi Isabella yang seperti itu, memudahkan Alejandro mengecupi pipi Isabella dengan gemas. "Kau istirahat dengan cukup?" Isabella mengangguk. "Emma memberi mu makanan yang bergizi kan?"

"Iya tuan. Tapi aku tidak bisa menghabiskan makanan sebanyak itu. Perut ku tidak bisa menampung semuanya." Emma memberikan banyak menu makanan pada Isabella. Tentu saja wanita itu hanya makan sebisanya. Walaupun enak dan sehat, Isabella tidak bisa melahapnya lebih dari satu piring. Sisanya, ia meminta Emma untuk memberikannya pada Hulsa. "Jangan menyuruh Emma mangantar makanan sebanyak itu lagi, tuan."

"Kau mudah lelah, aku tidak suka. Permainan ku selalu terhenti karena kau kelelahan." ucapnya.

"Bukan aku yang mudah lelah. Itu karena tuan yang tidak pernah merasa lelah sama sekali." Isabella mengerucutkan bibirnya. Bagaimana ia tidak lelah dan terkapar jika Alejandro terus mengungkungnya sampai menjelang pagi.

Alejandro tertawa, ia gemas melihat tingkah lucu Isabella yang baru pertama kali ia lihat. "Kau menggemaskan." pria itu tidak tahan untuk melahap bibir Isabella.

"Tuan.." Isabella melepas ciuman itu.

"Apa?" Alejandro menatap lekat wajah Isabella yang semakin hari semakin cantik. Dengan pakaian bagus, Isabella terlihat seperti seorang putri. Tidak ada penampakan budak dalam gadis itu. Terlalu cantik untuk menjadi kalangan rendahan.

"Aku malu.." Isabella tersipu. Di bawah sana sudah pasti kegiatan mereka menjadi tontonan.

"Biarkan saja, aku tidak peduli." ucapnya. Kemudian Alejandro kembali melummat bibir Isabella dengan lembut. Mereka berdua hanyut dalam pagutan itu.

Hulsa dan Sergio bisa melihat keintimann temannya dan sang tuan dari bawah sana.

"Aku tidak menyangka Isabel bisa memikat tuan Alejandro." gumam Sergio.

"Tentu saja bisa!" seru Hulsa. "Isabella itu cantik, pria mana yang tidak terpesona padanya."

Sergio mengangguk setuju. "Ya kau benar. Aku juga terpesona padanya." Sergio akui, awal bertemu dengan Isabella, pria itu sudah memiliki ketertarikan pada Isabella. Namun tidak berani mendekat karena sadar diri siapa dirinya.

"Hei! kalian sedang apa! bekerja kembali!" suara kepala pengawas terdengar, Sergio dan Hulsa bergegas kembali bekerja.

Isabella memeluk Alejandro, menyembunyikan wajahnya, ia malu sekali bisa melakukan hal itu di luar ruangan. Jelas-jelas ia dalam kondisi sadar, tapi masih saja membalas ciuman Alejandro.

Alejandro membalas pelukan itu. "Mereka sudah terbiasa melihat kita seperti ini. Kau tidak perlu malu."

"Terbiasa melihat ku?" Isabella mengulanginya. "Tuan salah bicara, mereka hanya terbiasa melihat tuannya bercumbu dengan para wanita." lirih Isabella. Alejandro terdiam. Ia tidak perlu menanggapi ucapan Isabella.

"Berapa banyak wanita yang sudah tuan tiduri?" tiba-tiba Isabella memberanikan diri untuk bertanya apa yang di pikirannya. "Selain Rossi tentunya." Isabella menanti jawaban dari Alejandro.

"Sekarang kau memang menjadi wanita kesayangan ku. Tapi aku tidak memberi kuasa padamu untuk bertingkah kurang ajar pada ku. Jangan mengusik kehidupan ku, Isabel! cukup senangkan hati ku saja! itu tugas mu." Alejandro menatap tajam Isabella yang mulai berani padanya. Wanita masalalunya tidaklah penting untuk di bahas saat ini.

Isabella menunduk. Ia harus lebih hati-hati bersikap. Jangan sampai Alejandro membencinya sebelum ia bisa keluar dari sini dengan selamat. "Maafkan aku.."

"Bagus! jadilah wanita yang penurut." Alejandro kembali mengecup bibir Isabella. "Astaga! kenapa berdekatan dengan mu selalu membuatku bergairahh?"

"Tuan, aku tidak bisa melayani mu. Aku sedang kedatangan tamu bulanan." Isabella menjelaskan kondisinya sebelum Alejandro membawanya ke kamar.

"Benarkah?" Alejandro terlihat kecewa.

"Iya tuan. Maafkan aku.."

"Tidak masalah.."

"Apa tuan akan meminta Rossi un---" Isabella segera membungkam mulutnya. Belum lama ia berjanji tidak akan mencampuri urusan pribadi tuan Alejandro. Tetapi lihatlah, rasa penasarannya mencetuskan kalimat itu. "Tidak jadi, maafkan aku tuan."

Alejandro tertawa. Lalu mencubit gemas hidung Isabella. "Masih ada mulut dan tangan mu yang bisa memuaskan ku.." bisik Alejandro tepat di telinga Isabella. "Bukankah kau sudah mahir menyenangkan ku?"

"Mau di sini? atau di kamar ku?" tanya Alejandro. Satu-satunya wanita yang berhasil masuk ke kamar pribadi Alejandro adalah Isabella. Sebelumnya tidak ada wanita yang berhasil masuk dan bermain di kamar pribadi Alejandro.

***

Hari ini, Alejandro dan Antonio akan melakukan perjalanan jauh untuk urusan pekerjaan.

Isabella mengantar kepergian Alejandro. "Hati-hati di jalan. Dan pulanglah dengan selamat." ucap Isabella.

Alejandro mengelus puncak kepala Isabella, lalu memberikan kecupan di sana. "Ya, aku akan sangat merindukan mu." tidak lupa Alejandro memberikan ciuman perpisahan untuk wanitanya. Tidak peduli ada Antonio dan pelayan lainnya yang melihat.

"Wow Ale, bawa saja wanita mu kalau kau tidak sanggup berpisah lama lama." seru Antonio. Baru pertama kalinya ia melihat Alejandro mengumbar perhatian pada seorang wanita. Apa itu artinya Isabella sangat spesial?

"Diam kau!" sentak Alejandro.

"Kita harus pergi Bung! sudahi aksi peluk memeluk, berciuman dan saling melempar senyum. Kau terlihat seperti pria puitis, Ale!"

Alejandro mendengkus, ia berjalan lebih dulu. Kemudian Antonio menyusulnya.

Kepergian Alejandro menjadi kesempatan bagi Rossi untuk memberikan pelajaran pada wanita itu. Seperti biasanya, Rossi tidak akan sungkan menyingkirkan saingannya.

"Emma, kapan kau bisa keluar lagi?" tanya Isabella pada Emma. Mereka bergegas masuk setelah tuannya benar-benar pergi.

"Aku baru kembali kemarin, kau sudah tanya lagi kapan aku pergi.." saat Emma di luar, ia berhasil menemui ibu Isabella. Wanita tua itu dalam keadaan baik-baik saja. Emma memberitahu jika putrinya bekerja di tempat yang layak, hidup serba kecukupan karena mempunyai majikan yang baik, sesuai perintah Isabella.

"Aku hanya ingin bertemu ibu ku."

"Tunggu sebentar lagi, saat tuan Ale pulang mintalah padanya, bilang saja kau merindukan ibu mu dan ingin bertemu."

"Semoga tuan Ale mengijinkan ku."

Terpopuler

Comments

Julio Stevaning

Julio Stevaning

ambil hati Ale sepenuhnya,,,maka Bella bisa mendapatkan semua yang di inginkan

2022-11-04

1

Wirda Wati

Wirda Wati

Buciiin...

2022-11-01

0

Alul Ubay Halim

Alul Ubay Halim

cieee si ale
awas hati2 isabel,rossi mau beraksi

2022-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!