Beberapa hari telah berlalu, Isabella sudah pulih kembali. Ia pun kembali bekerja di perkebunan. Hulsa yang melihat temannya telah kembali dalam keadaan baik-baik saja tentu senang sekali.
"Isabel! aku sangat merindukanmu, syukurlah kamu selamat." wanita bertubuh gempal itu memeluk erat temannya yang menghilang. "Kau kemana saja, kenapa baru kelihatan? aku mengkhawatirkan mu sepanjang malam." ujarnya. "Apa kau di hukum oleh tuan Ale?" Hulsa meneliti tubuh Isabella, mencari bagian tubuh Isabella yang terluka.
"Aku baik-baik saja Hulsa." Isabella menghentikan Hulsa yang terus memeriksa tubuhnya. "Aku hanya di kurung di penjara, itu tidak apa daripada aku di tembak mati."
"Isabel! kau kembali?" Sergio dari kejauhan berlari menghampiri Isabella. Ia sempat prihatin saat Hulsa menceritakan jika Isabella di hukum oleh tuan Alejandro.
Isabella mengangguk. "Ya, aku kembali. Dan sekarang harus segera bekerja, tidak boleh bermalas-malasan."
"Kau benar, kita harus bekerja.. jangan lagi membuat ulah." Hulsa menimpali.
"Hei, kau yang mengajak Isabel berbuat ulah." seru Sergio.
Hulsa mencebik. "Aku kan hanya kasihan padanya, tidak tahu akan berakhir ketahuan." elaknya.
"Sudah.. sudah, jangan bertengkar." Isabella melerai keduanya, sebelum perdebatan kecil berlanjut.
Tatapan mereka bertiga beralih pada segerombolan budak yang sudah berbaris dengan kondisi tangan di ikat.
"Mereka mau kemana? apa akan di hukum?" tanya Isabella.
"Mereka budak yang terpilih dan segera di jual kepada tuan yang baru." jawab Sergio. Penjualan budak sudah sering terjadi. Budak yang di rasa memenuhi kriteria akan diperjual belikan kembali dengan harga yang lebih mahal.
"Apa yang kamu maksud?" tanya Isabella tidak mengerti.
"Mereka terlihat lebih segar dan bertenaga. Tuan Ale akan menjualnya lagi." sahut Hulsa. "Itulah mengapa aku harus menggemukkan tubuh ku agar tetap tinggal di sini." jelasnya. Yah, Hulsa memilih tetap tinggal daripada diperjualbelikan lagi. Belum tentu tuan barunya akan baik padanya. Setidaknya disini Hulsa bekerja hanya berkebun dan mengurusi hewan ternak, tidak di masukkan ke rumah bordil.
"Beruntung, saat pemilihan.. kau tidak ada di sini." kata Hulsa. Isabella beruntung karena tidak terpilih dan pergi dari sana. "Kalau kau tidak di penjara, kau pasti sudah di pilih dan di jual ke rumah bordil, kau kan cantik."
"Sudah, pengawas datang. Kita kembali bekerja." ucap Sergio.
"Kita bertemu lagi saat istirahat."
***
"Emma, apa aku boleh minta tolong pada mu?" tanya Isabella. Emma sedang membantunya bersiap untuk melayani tuan Alejandro malam ini.
"Apa?"
"Tolong cari tahu tentang ibu ku, apa dia baik-baik saja atau bagaimana, aku sangat merindukannya dan khawatir penyakitnya akan kambuh." jelas Isabella. Ibunya sudah terlalu rentan untuk bekerja, pasalnya beberapa bulan ini ibu Isabella mengalami sakit keras. "Kau bisa membantu kan?"
"Dimana ibu mu tinggal?"
"Di keluarga Thompson, ibu ku adalah pelayan di sana."
"Baik, aku akan coba mencari tahu, tapi tidak janji memberi kabar dengan cepat." Emma mau membantu Isabella. Minggu depan ia akan pergi keluar dan semoga bisa mencari tahu keadaan ibu Isabella.
"Terimakasih Emma." Isabella tersenyum.
"Sebaiknya kamu layani tuan Ale dengan baik. Jika kau menjadi wanita kesayangannya, apapun yang kau minta pasti tuan Ale akan mengabulkannya." ujar Emma.
Isabella mengangguk. "Ya, aku akan mencobanya."
"Sebaiknya begitu. Tuan Ale itu sangat tampan, kau masih beruntung tidak melayani pria tua bangka dengan perut membuncit." Emma tertawa saat melakukan itu.
"Tapi dia sangat kejam, seperti iblis." sela Isabella.
"Maka kau harus menaklukkan iblis itu." seru Emma. "Ayolah Isabel, banyak wanita yang menginginkan di posisi mu. Jika kau patuh, tuan Ale tidak akan mencelakai mu. Dia akan lembut memperlakukan wanita kesayangannya."
"Semoga aku bisa."
Persetan dengan ketampanan Alejandro! Isabella akan memikirkan bagaimana caranya agar bisa lepas dari jeratan Alejandro.
Mungkin ia akan mengambil hati tuannya agar bisa memiliki kebebasan di rumah ini. Setelah mendapatkan celah untuk pergi, Isabella akan menggunakan kesempatan itu.
Saat ini yang harus ia lakukan adalah menarik perhatian Alejandro. Melayaninya dengan baik.
"Ayo.. di luar Markus sudah menunggu."
"Baik." Isabella menurut, ia keluar bersama dengan Emma. Seperti biasa, Isabella akan di balut dengan selimut.
"Emma, aku ingin melayani tuan dengan baik. Tapi aku sama sekali belum berpengalaman." ujar Isabella. Ia berfikir bagaimana caranya memuaskan Alejandro, jika dirinya saja tidak tahu caranya. "Kau tau? aku harus belajar dengan siapa?"
"Kau mendengarkan ku, Emma?" seru Isabella yang tidak mendengar balasan dari Emma.
Markus dan Emma terdiam, pasalnya Alejandro sudah ada di hadapan mereka.
Dengan gerakan kepala, Alejandro menyuruh Markus dan Emma segera membawa masuk Isabella ke kamar.
"Emma??"
"Diamlah!" seru Alejandro yang berhasil membungkam mulut Isabella.
Selimut Isabella terbuka, wajah wanita itu terlihat pias. Markus dan Emma sudah undur diri.
"Kau ingin belajar memuaskan ku?" tanya Alejandro. "Bagus! kau memang harus bisa memuaskan ku." dipikir-pikir, selama ini Alejandro yang selalu memuaskan Isabella. Bukankah seharusnya Isabella? selaku budaknya?
"Malam ini, aku ingin bercinta bukan dengan seorang patung. Mengerti?" Isabella mengangguk dengan cepat.
Alejandro menyeringai. Pria itu meminta Isabella untuk mendekat, lalu dengan sekali tarikan, Alejandro mampu menghempaskan gaun malam milik Isabella.
Jemari Alejandro menyentuh bekas luka di tubuh Isabella. "Jika kau tidak ingin menambah luka di tubuh mu, maka patuhi aku."
"Ya.." balasnya. Kedua matanya terpejam saat Alejandro menjelajahi leher hingga ke bawah.
"Balas aku Isabel!"
Isabella terkesiap, wanita itu langsung memeluk erat tubuh Alejandro. Meremmas punggung, lalu naik ke atas. Menyisir helaian rambut Alejandro dengan jemarinya.
"Ahh.. tuan.." desahann tak tertahan, Isabella menikmati sentuhan Alejandro. Tidak seperti sebelumnya, wanita itu berserah diri.
Perlahan Isabella bisa membalas ciuman Alejandro yang begitu panas. Meski buruk, tetapi Alejandro menyukainya.
Langkah mereka tergesa menuju ranjang, dengan bibir masih bertautan. Alejandro menghempaskan pelan tubuh polos Isabella.
Alejandro merangkak naik, setelah tubuhnya sudah terbebas sedari balutan kain. Ia kembali melabuhkan ciumannya. Bibir Isabella membuatnya candu.
Tatapan mereka saling bertemu. Untuk sejenak, Isabella mengakui jika Alejandro memiliki wajah yang sangat tampan.
"Kau begitu menggoda, Isabel." setelahnya, mereka bercinta dengan penuh gelora. Malam panas yang akan terlewati hingga pagi menjelang.
Permainan Alejandro benar-benar lembut. Tidak ada kata ataupun gerakan kasar. Isabella menikmati permainan tersebut. Dan ia akui, surga dunia sungguh menyenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Julio Stevaning
bikin Ale bucin,,,biar kamu gak jadi budak lagi Bella
2022-11-03
1
Alul Ubay Halim
ale udah mulai lunak,semoga enggak kembali menjadi iblis
2022-10-31
0
Yoo anna 💞
yg jdi pertanyaan itu luka di tubuh Isabel yg dri hutan apa yg dri penjra?
ap yg di penjara itu sambil di siksa Isabel ny??? astaga setelah di siksa, suruh melayani di ranjang 😡
2022-10-13
0