"Mengangkat sebuah batu besar memang perlu menggunakan otot, tapi kalau kamu mengerti cara menyelaraskan antara tenaga dan pikiran, kamu pasti dapat menemukan cara untuk mengangkat batu itu tanpa perlu menguras banyak tenaga, itu yang dinamakan kerja otot dan otak!"
Selama Fang An masih berusaha mengangkat batu sebesar ember itu dengan susah payah dan batu itu sama sekali tidak bergeser walau setengah mili, Feng Huang tetap memberikan perintah serta pencerahan sebagai tambahan agar Fang An lebih cepat paham.
"Guru, ini benar-benar berat, seluruh tenagaku sudah aku kerahkan, tapi batu ini tetap tidak bisa aku angkat, jika dengan otot saja tidak bisa, bagaimana caranya otak bisa melakukannya?" protes Fang An dengan nafas yang satu persatu karena lelah.
"Hem..! Dasar manusia payah, coba pikirkan, apakah kamu pikir dengan mengangkat batu itu dengan kekuatan mu itu akan bisa? Pakai otakmu Fang An!" kata Feng Huang.
"Iya sudah guru! Tapi apa? Ini benar-benar berat," jawab Fang An.
"Ais.. bukannya berpikir malah menjawab, dasar anak kecil! Sepertinya aku terlalu awal menampakkan diri," gumam Feng Huang yang mulai merasa menyesal karena keluar di saat Fang An masih baru berusia 12 tahun.
"Fang An coba kamu pikir baik-baik, apakah batu besar jika geser sedikit demi sedikit akan bisa bergerak dengan cara bergeser atau terangkat?" tanya Feng Huang.
"Iya bergeser!" jawab Fang An.
"Kalau begitu kenapa kamu tidak dorong saja sedikit demi sedikit?" tanya lagi Feng Huang.
"Itu…!?" Fang An bingung mau menjawab apa, namun jika di pikir-pikir perkataan Feng Huang menurut Fang An ada benarnya.
"Terima kasih guru, sekarang aku mengerti!" kata Fang An kemudian dia mulai jongkok, namun bukan untuk mengangkat batu tersebut, melainkan ini merangkulnya kemudian akan menggesernya secara pelan-pelan.
Walau cukup sulit, namun ketika Fang An mencoba untuk menggeser batu tersebut tanpa perlu diangkat, ternyata batu tersebut mulai bergerak walau itu hanya setengah jari saja jarak pindahnya.
"Nah itu yang aku maksud, tujuan latihan ini juga bukan hanya berfokus terhadap tenaga, melainkan pikiran, begitu juga saat berhadapan dengan lawan yang lebih kuat seperti batu tersebut, batu itu memiliki berat tiga kali lebih berat dari berat badanmu, begitu juga jika bertemu dengan lawan yang memiliki kekuatan tiga kali lebih tinggi dari mu, maka jalan satu-satunya untuk bisa mengalahkan lawan sekuat itu adalah dengan menggunakan pikiran, jika dengan kekuatan kamu tidak akan bisa menang!" kata Feng Huang.
Fang An mengangguk walau sedikit bingung, namun dia mulai memahami maksud dari perkataan Feng Huang.
Setelah beristirahat sejenak, Fang An kembali menggeser batu tersebut walau hanya berpindah sedikit, tapi setelah dilakukan berkali-kali, ternyata batu tersebut sudah bergeser agak jauh dari tempat sebelumnya.
Masalahnya batu tersebut harus dipindahkan ke tempat pertama Feng Huang memberikan perintah, sedangkan jaraknya untuk bisa sampai kesana berjarak hampir 5 meter, walau matahari sampai tenggelam sekalipun batu tersebut tidak akan bisa sampai kesana, kecuali selama semalaman penuh mungkin baru bisa sampai.
Setelah hampir setengah hari Fang An berlatih disana, tanpa terasa matahari juga sudah mulai turun, dan tidak akan lama lagi akan berada di balik gunung, sedangkan batu yang digeser baru berpindah sekitar kurang dari satu meter.
"Baik, kita sudahi dulu latihan ini, besok usahakan kamu tidak perlu mengikuti ayahmu kemanapun dia pergi, pusatkan besok pada latihanmu ini, kamu mengerti?" kata Feng Huang.
"Me…mengerti guru!" jawab Fang An dengan suara terputus-putus.
"Kalau begitu pulanglah karena sebentar lagi matahari akan segera tenggelam, jangan sampai nanti Ayah, Ibu, Paman serta Bibirmu khawatir dan mencarimu, aku akan kembali ke dalam kalungmu!" kata Feng Huang.
Fang An tidak lagi menjawab, dia justru berbaring terlentang karena lelah, dan matanya terasa sangat berat.
"Aku harus pulang dulu," kata Fang An kemudian dia segera bangkit dan bergegas pulang, namun dengan sedikit sempoyongan.
****
Waktu pelelangan masih dua hari lagi, dan selama acara pelelangan tersebut belum dimulai, maka Feng Huang akan tetap meminta Fang An untuk terus berlatih dari pagi hingga sore, dia tidak diijinkan ikut pergi bersama Fang Xian atau yang lainnya, karena menurut Feng Huang, itu hanyalah membuang-buang waktu saja.
Saat ini Fang Xian dan Fang Zui sedang pergi ke perkumpulan para pedagang besar tanpa mengajak Fang An, sebab Fang An sendiri yang menolak dengan alasan mau berlatih lagi di air terjun.
Tentu saja Fang Xian tidak memaksa, walau dia tidak tahu latihan apa yang Fang An jalani, padahal tidak ada guru yang membimbingnya, karena selama ini hanya dialah yang menjadi guru Fang An selama ini, jadi Fang Xian beranggapan jika saat ini Fang An sedang mengulang latihan yang pernah ia berikan kepada anaknya.
Di belakang Fang Xian dan Fang Zui, ada empat orang yang mengikuti mereka dengan mengenakan kain serba hitam, siapa lagi mereka jika bukan kelompok Valley of Ghosts atau Lembah Hantu yang disewa oleh Fang Zui untuk mengawal dirinya dan Fang Xian.
Lembah Hantu memang bukanlah sebuah faksi, mereka adalah sebuah kelompok yang menyewakan jasa kerja mereka kepada siapapun yang membayar mereka, jika disuruh membunuh, maka mereka akan membunuh.
Anehnya kelompok mereka tetap dibiarkan oleh anggota pihak kerajaan, karena menurut Raja Chang, kelompok Lembah Hantu itu hanya bekerja, kadang melakukan pekerjaan yang jahat, kadang juga baik.
Jadi kalau kelompok Lembah Hantu membunuh seseorang, maka yang akan dicari oleh pihak pemerintahan adalah orang yang menyewa jasa mereka, dan bukan kelompok Lembah Hantu, bisa dibilang kelompok Lembah Hantu ini dilindungi oleh pemerintah walau tidak secara terang-terangan.
Walau begitu kelompok ini sangatlah di segani dan juga sudah dikenal cukup luas, soal kekuatan, mereka hampir setara dengan Faksi-faksi besar seperti Klan Chang, Klan Hun, dan Sekte Gunung Pohon Persik, namun tetap yang terkuat adalah Sekte Gunung Pohon Persik dan pihak Kerajaan serta Klan Chang.
Untuk Faksi Klan terbesar di Benua Daratan Hijau tentu saja adalah Klan Chang, di samping yang paling berkuasa, Klan Chang juga menguasai semua perdagangan, dan untuk lawan saingan kekuatan mereka hanyalah Sekte Gunung Pohon Persik.
Faksi Klan lainnya ada lima Klan ternama termasuk Klan Chang, namun keempat klan berada di bawah Klan Chang, mereka adalah Klan Mu, Klan Hun, Klan Qian, dan yang paling rendah adalah Klan Fang.
Masih ada beberapa Klan kecil lainnya, namun mereka tidak masuk dalam daftar, karena urutan Klan paling kecil adalah Klan Fang, jika ada yang lebih kecil dari Klan Fang yang seluruhnya memiliki anggota kurang dari 200 orang anggota Klan, maka itu tidak masuk hitungan.
"Tuan Mu Yuan, ternyata anda sudah berada disini!" sapa Fang Xian kepada pria berusia hampir 50 tahun dengan rambut sedikit memutih, namanya adalah Mu Yuan, ketua utama Klan Mu.
"Saudara Fang Xian, mari gabung bersama kami disini!" kata Mu Yuan dengan tersenyum lebar menyambut kedatangan Fang Xian.
"Bagaimana dengan barang-barang mu, apakah Chang Wuo Xi menerimanya?" tanya Mu Yuan.
"Iya, ini semua juga karena bantuan Tuan Mu Yuan," jawab Fang Xian.
"Eee.. kita ini adalah teman, jangan seperti itu! Oo iya ayo duduk dulu Saudara Fang Xian dan Fang Zui!" Mu Yuan mempersilahkan mereka berdua untuk duduk kemudian Mu Yuan melambaikan tangannya memanggil pelayan untuk mengantarkan makanan dan minuman untuk Fang Xian dan Fang Zui.
"Owh, jadi benar Klan Fang menjual Kertas Mantra nya juga di pelelangan besok? Pasti Kertas Mantra nya hanya Kertas Mantra Qi, atau mungkin Ling Kelas 1," kata seorang pria kurus yang duduk tidak jauh dari tempat Fang Xian dan yang lainnya.
"Hun Tia Ji, jaga ucapanmu, nanti ada yang tersinggung, hahaha..!" kata rekannya yang berada di samping orang yang bernama Hun Tia Ji.
Fang Zui ingin bangkit, namun Fang Xian menekan paha Fang Zui agar diam seraya berkata pelan, "Tidak perlu menghiraukan mereka!" kata Fang Xian.
Fang Zui hanya bisa mengepalkan tangannya kemudian matanya melirik ke arah keempat anggota Lembah Hantu yang juga melirik Hun Tia Ji, Fang Zui dengan cepat menggelengkan kepalanya agar anggota Lembah Hantu tidak melakukan apa-apa sebelum ada perintah darinya.
"Hun Tia Ji, jika bukan karena menghargai saudara Hun Lang mungkin mulutmu sudah aku sumpal dengan piring ini, diamlah jangan memperkeruh suasana!" kata Mu Yuan dengan menoleh sedikit kepada Hun Tia Ji.
Hun Tia Ji langsung terdiam setelah mendengar perkataan Mu Yuan, bagaimanapun dia juga tidak berani macam-macam terhadap Mu Yuan, sebab Mu Yuan sendiri tidak hanya sebagai ketua Klan Mu, melainkan salah satu dari lima ahli Kultivasi yang ada di Benua Daratan Hijau.
"Baik mari kita lanjutkan lagi obrolan kita Saudara Fang, mereka tidak akan lagi menggonggong, jadi santai saja!" kata Mu Yuan tanpa memperdulikan raut wajah Hun Tia Ji yang jelek saat dibilang tidak akan menggonggong.
"Saudara Fang, setelah acara pelelangan ini selesai,aku ingin memesan dua puluh Kertas Mantra Sihir Ling Kelas 2 dan Tiga, jadi totalnya 40 kertas, soalnya yang kemarin itu sudah aku bagikan kepada para anggotaku yang sedang melaksanakan tugas di luar!" kata Mu Yuan.
"Baik aku akan mempersiapkannya setelah berada di toko!" jawab Fang Xian.
"Tapi apakah kamu ingin aku membayar dengan menggunakan koin atau Ziyuan?" tanya Mu Yuan.
Fang Xian berpikir sejenak, dia sendiri saat ini sudah memiliki Ziyuan sebanyak 11 biji, belum lagi jika barang di pelelangan berhasil di jual, hanya saja sepertinya dia masih butuh banyak Ziyuan untuk simpanan Fang An di masa depan.
"Ziyuan saja Tuan Mu Yuan!" jawab Fang Xian.
"Baik-baik, nanti biar Mu Sha yang mengantarkan Ziyuan ke toko mu, mari makan dulu hidangannya!"
Obrolan mereka tanpa disadari telah membuat hati Hun Tia Ji menjadi panas dingin, dia sungguh tidak bisa berbuat apa-apa terlebih lagi hubungan Klan Mu dan Klan Fang memang sangat baik, jadi tidak mungkin Klan Hun bisa merebut hati Klan Mu agar berpaling padanya dan meninggalkan Klan Fang.
Selain membahas masalah acara pelelangan yang akan segera dimulai, Mu Yuan juga sesekali menanyakan Fang An, dia sendiri juga memiliki seorang putri berusia 11 tahun bernama Mu Yi Ling.
Mu Yuan memang ingin sekali menjodohkan putrinya dengan Fang An, apalagi Fang An sangat unik, keunikannya tidak lain adalah warna rambutnya yang putih keperakan.
Tidak pernah ada orang yang memiliki rambut seperti Fang An di seluruh Benua Daratan Hijau, jika soal kekuatan, Fang An masih muda dan masih bisa dilatih untuk meningkatkan Kultivasi nya.
Namun alasan yang kedua adalah, Mu Yuan berharap Fang An juga bisa membuat Kertas Mantra Sihir, atau Kertas Mantra Sihir seperti ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
BaronMhk
👍👍👍👍👍
2023-08-29
2
BaronMhk
🙏🙏🙏🙏🙏
2023-08-29
0
Bagus Genthong
hawa dingin pagi hari yang gerimis..
kopinya diseruput ... aaaach...
2023-02-06
5