Merepotkan.
Itulah kata pertama yang terlintas di pikiranku sewaktu melihat gadis ini. Dia datang ke guild dengan mendobrak pintu, lalu berbicara dengan tidak sopan kepada petualang lain yang lebih tua.
Jika dia ternyata petualang hebat dari kota lain atau putri seorang bangsawan lokal, mungkin situasinya akan sedikit berbeda. Tapi sewaktu melihat dia mendaftar menjadi petualang baru, sepertinya petualangan gadis ini tidak akan berjalan dengan tenang.
Sejujurnya aku terkesan dengan semangatnya menjadi petualang. Tetapi memulai petualangan di dalam hutan terlarang itu adalah hal yang bodoh.
Dulu diriku juga memulai petualanganku di tempat berbahaya, tapi setidaknya tidak di dalam hutan terlarang, dan juga tidak sendirian.
Clara merupakan resepsionis guild yang baik, dia sering membantuku menyelesaikan hal-hal yang merepotkan. Aku ingin membalas kebaikan kelinci itu dengan menghilangkan kekhawatirannya.
Aku mengikuti jejak gadis ini menuju ke dalam hutan, dan awalnya aku mengira dia akan pergi mencari monster di dalam sana. Dia bukan bodoh lagi, tapi gila.
Aku bahkan berpikir dua kali untuk memasuki hutan terlarang sendirian. Sekelompok petualang level 2 yang kutemui di tengah jalan saja masih berlatih di sekitar hutan biasa. Masih belum waktunya bagi mereka untuk ke tempat yang lebih berbahaya.
Namun gadis ini... entah keberuntungannya tinggi atau memang belum sial saja. Lepas dari kejaran serigala, lalu bertemu dengan Black Phantom Snake sendirian.
Saat dia terjatuh dari tebing, aku menghabisi serigala yang tersisa agar tidak mengejarnya lagi. Kemudian saat aku menghampirinya ke bawah, dia malah sedang bertarung dengan monster ular hitam langka itu.
Aku tidak menyangka petualang baru sepertinya bisa mengalahkan monster ular itu sendirian. Meski sudah aku buat ular itu lemah, agar setidaknya gadis itu tidak dilahap bulat-bulat, dia tetap bisa bertarung melawan ular itu dengan imbang.
Aku cukup terkesan.
"Nnggg..."
Dia mengerang. Antidote yang kuminumkan seharusnya sudah bekerja. Semestinya dia tidak banyak tingkah sekarang.
"Mau berger... hehe..."
Baiklah, antidote itu cukup ampuh.
Tubuh gadis ini sangat ringan, jadi aku dapat menggendongnya hingga guild tanpa kesulitan. Berapa kira-kira usia gadis ini? 15 tahun? Tapi kemampuannya setara dengan petualang level 3.
Pada beberapa kasus, bisa saja seseorang itu sudah belajar terlebih dahulu sebelum menjadi petualang. Entah dari ayahnya, kakaknya, atau pamannya. Jadi dirinya sudah siap sewaktu mendaftar di guild.
Tapi aku melihat tidak melihat itu sama sekali pada gadis ini. Dalam arti lain, aku mengira gadis ini hanyalah bocah tersesat yang tersambar petir, lalu berpikir untuk menjadi petualang. Penampilannya juga terbilang asing di kota ini.
Hari sudah sore, seharusnya guild tidak terlalu ramai pada jam ini. Aku mendorong pintu guild perlahan dengan tubuhku, lalu masuk ke dalamnya.
Clara masih mondar-mandir dengan wajah khawatir di tengah. Begitu menyadari kami datang, dia langsung menghampiri kami.
"Shiiin! Syukurlah kalian berdua kembali dengan selamat." Sambut Clara.
"Ho! Itu si bocah baru tadi pagi!"
"Enam jam. Tidak ada taruhan yang menang."
"Hahaha! Tentu saja aku yang memenangkannya! Aku bertaruh bocah ingusan itu bisa kembali meski hanya tubuhnya saja."
"Cih, padahal party itu bilang dia masuk ke hutan terlarang. Di sana banyak sekali monster kuat dan berbahaya."
Pria besar, berotot, dan kumisan itu mengambil semua uang taruhannya ke dalam pelukan, lalu tertawa kencang membusungkan dada.
Tidak seperti yang aku kira, tempat ini jadi lebih ramai daripada sebelumnya. Apalagi jumlah uang taruhannya itu lebih banyak dari sebelum aku pergi.
"Itu orangnya, 'kan? Kita bertemu dengannya tadi siang, lalu kau meremehkannya begitu saja." Kata seorang Sorcerer.
"Ah, iya. Aku menarik kata-kataku lagi. Dia ternyata sangat beruntung bisa kembali dengan hidup." Sahut teman partynya.
Mereka semua memperhatikan kami, atau lebih tepatnya gadis ini.
"Nngg?"
Gadis ini kembali mengerang. Tubuhnya sedikit bergerak, sepertinya dia sudah mulai siuman.
Aku mendudukkannya di salah satu kursi meja makan, dan dia sudah dapat duduk seperti biasa.
Gadis itu menggosok-gosok matanya dengan tangan lalu mengerjapkannya perlahan. Dia memperhatikan sekitarnya dengan bingung, kemudian beralih menatap mataku.
"Di-dimana aku?"
"Selamat datang kembali bocah baru! Bagaimana? Apa kau sudah melihat surga dan neraka?"
"Ha?"
"Hueeee... syukurlah kau selamat, Riel! Tolong jangan membuatku khawatir."
"Heee?"
Clara memeluk gadis itu sambil menangis. Sedangkan petualang lain mulai membanjiri pertanyaan kepadanya mengenai hutan terlarang.
Gadis itu kebingungan ingin menjawab apa, tentu karena dia baru saja siuman.
"Biarkan dia beristirahat dulu dasar petualang-petualang bodoh!" kata pria yang memenangkan taruhan tadi sambil menghampiri kerumunan.
"Ah! B-baik, Master!" Semua petualang mulai menyingkir dan memberi jalan.
"Clara, bawa dia ke kamar di lantai dua! Biarkan dia istirahat di sana. Obati juga luka-lukanya yang masih terisa."
"Baik, Master!" Dengan semangat Clara menuntun gadis itu ke lantai dua, sedangkan pria tadi kali ini menatapku dengan tajam.
"Aku tidak melakukan apa-apa padanya."
"Bukan itu yang kumaksudkan." Master duduk di salah satu meja makan dan meletakkan semua uang hasil taruhan di atasnya. Kemudian menjadikan tangannya sebagai tumpuan kepala.
Aku pikir dia akan menceramahiku lagi kali ini. Rupanya bukan.
"Hei, Shin! Apa yang terjadi di dalam sana? Bagaimana bisa gadis baru itu kembali dengan tubuh masih utuh?"
"Ya! Beritahu kami kalau gadis itu hanya cengunguk bodoh yang hampir mati lalu kau datang menyelamatkannya."
"Haha! Pasti dia akan menjadi santapan monster di dalam sana jika kau tidak datang."
Para petualang lain mengeluarkan pertanyaan mereka mengenai gadis itu. Semua berpikir kalau gadis itu lemah, yang mana aku sendiri juga sempat berpikir demikian. Tapi setelah melihat pertarungannya langsung, mereka mungkin akan bertanya-tanya.
Mereka semua melihatnya tidak lebih dari seorang gadis biasa yang sombong, juga lemah. Hanya saja semua yang mereka pikirkan tidak ada yang benar.
"Gadis itu memang hampir dalam bahaya tadi." Jawabku. "Dia hampir mati... setelah mengalahkan Black Phantom Snake sendirian."
"MENGALAHKAN BLACK PHANTOM SNAKE SENDIRIAN!!!" Teriak semua petualang di sekitar.
Dengan jelas aku melihatnya mengalahkan monster itu sendirian. Hingga pertarungannya selesai aku hanya bersembunyi di balik bayangan pohon. Setelah ular itu mati dan dia kuhampiri, aku menyadari kalau tubuhnya terluka dan terkena racun dari ular tersebut.
Meskipun racun Black Phantom Snake tidak seberbahaya Black Phantom Cobra, tetap saja pingsan di dalam hutan terlarang hanya perlu menunggu waktu untuk menjadi santapan monster lainnya.
"Aku hanya mengantarnya pulang. Dia tidak sadarkan diri akibat racun ular itu, tapi sudah aku berikan obat penawarnya. Sisanya, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya."
Beberapa petualang kembali memberikan pertanyaan lain kepadaku, dan kerjaanku hanya menjawabnya dengan malas. Lagipula tidak ada lagi yang bisa kulakukan di dalam guild selain menghabiskan waktu atau membantu Clara.
"Hei, Shin." Panggil Master.
"Ya?" Sahutku.
"Apa kau masih mau menganggur ke depannya?"
"..." Kenapa tiba-tiba dia menanyakan itu?
"Kau ini petualang yang hebat, tapi sudah cukup lama sejak kau menjadi malas lalu menganggur seperti ini."
"Entahlah. Aku masih akan memikirkannya lagi." Jawabku dengan ragu.
"Kau lihat bocah baru itu." Master mengganti posisinya menjadi bersandar ke pinggiran meja. "Dia terlalu hebat untuk petualangan pertamanya. Aku benar-benar tidak percaya dia bisa mengalahkan monster kuat itu sendirian. Tapi apakah kau tahu..."
Master menyuruhku untuk berpikir. Tapi aku masih belum mengerti apa yang dia maksudkan.
"Bentuklah party bersamanya. Sekuat apapun dirinya, dia masih tetap seorang petualang baru yang naif."
Jadi itu yang master maksudkan.
Namun sebelum master menyuruhku, pemikiran itu sudah muncul lebih dulu di dalam diriku, dengan sebuah alasan lain.
"Baiklah. Aku akan memikirkannya lagi."
"Bagus." Master berdiri dan mengambil semua uangnya di atas meja. "Aku akan pergi memeriksanya. Setelah gadis itu keluar, ajaklah dia bicara." Dia pun pergi. "Hahaha! Anak muda jaman sekarang banyak yang hebat-hebat!" Ucapnya sambil berjalan menaiki tangga.
Riel.
Setelah satu tahun aku hidup tidak jelas dan hanya menganggur sebagai petualang, tiba-tiba datang seseorang yang mirip dengannya.
Seorang gadis petualang muda bersenjatakan senjata pistol ganda, rambut twin-tail, juga sifatnya yang ceria dan penuh semangat. Ketika aku pertama kali melihatnya matanya, aku jadi teringat dengan mata orang itu.
Kau begitu mirip dengan dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Levra
bagus thor novelnya 😎👍
2022-09-22
1