Chapter 6

Tak lama kemudian, satu-persatu dari mereka mulai menunjukkan tanda-tanda ingin melancarkan serangan.

Serigala... Laba-laba...

Ada dua jenis monster sekaligus yang akan aku hadapi saat ini. Jumlah mereka sekitar delapan ekor, dengan posisi sudah mengepungku dari segala arah. Kalau sudah begini.

"Terima kasih kalian semua. Aku jadi tidak perlu repot-repot mencari kalian."

Kedua kakiku langsung mengambil posisi, dan kedua tanganku menyiapkan pistolnya untuk menembak.

"Majulah, sayangku."

Awuuuu!!

Salah satu dari mereka melolong, yang lainnya mulai berlari dan melompat menerjangku.

Aku berlari ke belakang sambil mengarahkan kedua pistolku pada mereka.

Dor! Dor!

Dor! Dor!

Satu serigala tumbang terkena peluru. Meski masih level 1, tapi kemampuan menembak akurat sudah menjadi satu dalam diriku!

Dor! Dor! Dor!

Beberapa dari mereka terus mengejarku sambil menghindari peluru. Begitu sudah dekat, seekor serigala menerjang...

Buk!

Dengan cepat kakiku menendang kepala serigala hingga membuatnya terpental. Meskipun aku seorang Marksman, tidak menjadi alasan bagiku untuk tidak mempelajari teknik beladiri. Kakakku lah yang sangat berjasa mengajari teknik bela diri di dunia nyata.

Buk! Buk!

Dor!

Satu lagi tumbang, dan yang lainnya gantian menerjang. Tapi usaha mereka sia-sia karena keahlian bertarung jarak dekatku juga cukup terlatih.

Raawwrrrr!!

Dor! Dor! Dor!

Satu lagi dari mereka tumbang. Tapi sejak tadi...

"Whups!" Dengan cepat tubuhku melekuk ke belakang.

Sebuah jaring ditembakkan dengan cepat ke arahku oleh seekor laba-laba. Aku hampir lupa jika masih ada laba-laba di sekitar sini. Aku melihat mereka ada tiga, seharusnya tidak sulit jika ketiga laba-laba itu dihabisi lebih dulu.

Setelah mengganti peluru, aku berlari ke arah laba-laba itu dan mengabaikan beberapa serigala yang tersisa.

Dalam pertarungan di dunia RPG, penyerang jarak jauh harus diwaspadai karena mereka akan sangat menyusahkan. Jadi jika bisa, mereka semua harus disingkirkan terlebih dahulu.

Psyuut! Psyuut!

Psyuut!

Laba-laba itu menembakkan jaringnya lagi kepadaku, lalu dengan mudah aku menghindari semua serangan mereka.

Saat posisiku sudah dirasa tepat, aku mengarahkan kedua moncong pistolku ke arah mereka. Dengan jarak sedekat ini, tidak mungkin aku dapat meleset kecuali pistolku yang oleng.

Graauuk!

"Hyaah!" Seekor serigala tiba-tiba melompat dan menerjangku. Tapi aku masih sempat menghindari serangannya dengan mundur ke belakang.

"Tu-tunggu. Apa?!" Saat kakiku baru menapak, rasanya seperti tertahan oleh sesuatu. "Jaring laba-laba!"

Tanpa kusadari, salah satu kakiku tersangkut di bekas tembakan jaring yang lengket. Aku kesulitan bergerak, dan sekawanan serigala itu kembali mendekatiku untuk menyerang. Jika terus seperti ini, aku akan kesulitan untuk menghindari serangan mereka.

Psyuut! Psyuut!

Rawwrr!

Laba-laba di depanku menembak dan serigala yang lainnya kembali menerjang. Mereka menyerang secara bersamaan dengan kordinasi yang terbilang tidak masuk akal.

"Dasar licik!"

Dor! Dor! Dor!

Aku menembak salah satu serigala yang menerjang sambil menghindari jaring yang datang. Serigala itu mati, kemudian aku menggunakan tubuhnya untuk menahan jaring laba-laba yang datang.

Dengan susah payah aku berusaha melepaskan kakiku yang masih tersangkut.

"Whoaa!!" Setelah jaringnya lepas, aku terlempar ke belakang karena menariknya terlalu kuat.

"Adduuh!"

Aku menggosok-gosok pantatku yang terasa sakit sambil berdiri.

Tersisa satu serigala lagi, dan masih ada tiga laba-laba yang bersembunyi di atas pepohonan. Tujuanku adalah menghabisi ketiga laba-laba itu terlebih dulu, namun pada akhirnya malah sekawanan serigala itu yang habis duluan.

Sejak tadi aku masih belum menggunakan skill Piercing Shot kepada mereka, mungkin karena mereka masih tergolong monster lemah dan dapat dikalahkan tanpa perlu serangan yang kuat.

[Piercing Shot (Active).

Lv. 1

Dua peluru berikutnya memberikan Damage sebesar 245% Attack, memberi 10% Physical Penetration tambahan, dan meningkatkan Critical Rate sebesar 6%. Cooldown 1 menit]

Begitu, ya. Jadi aku hanya bisa menggunakan skill itu setiap satu menit. Kemudian bagaimana dengan skill pasif milikku?

[Eagle Eye (Passive).

Lv. 1

Meningkatkan Accuracy sebesar 5% di tempat terang dan terbuka, dan dalam keadaan siaga sebesar 8%/9%/10%.]

Sayangnya hutan terlarang ini terbuka namun tidak terang. Jadi aku tidak bisa menerima efek dari pasif itu. Tapi aku masih bisa memanfaatkan efek keduanya jika menembak dalam keadaan siaga.

Meskipun aku mengatakan mereka monster lemah, tetap saja melawan mereka seorang diri dengan perlengkapan dasar bisa mempersulit pertarungan. Buktinya sekawanan serigala dapat mencegahku menyerang sekelompok serigala lebih dulu agar aku menjadi kesulitan dalam bertarung.

Mereka bisa dibilang cukup pintar untuk sebuah monster, dan beruntung karena menemukan petualang yang seorang diri. Namun kesialan mereka datang kemudian karena bertemu dengan petualang yang tidak lain adalah diriku ini.

"Waktunya mencoba skill pertamaku ini." Aku kembali mengambil posisi, dan menyiapkan kedua pistolku di tangan.

Seekor serigala terakhir menerjang kembali ke arahku, lalu ketiga laba-laba itu menunjukkan diri mereka lagi untuk menembakkan jaring. Dengan membayangkan arah serigala itu menerkamku dan tembakan jaring laba-labanya, aku seharusnya bisa memprediksi kemana langkahku berikutnya untuk menembak.

Saat serigala itu sudah dekat, aku menjatuhkan diriku ke belakang mengikuti jarak dari terkamannya, lalu menggunakan kedua kakiku untuk melemparnya lagi ke belakang lebih jauh. Selagi dalam gerakan itu, aku juga bisa menghindari tembakan jaring dari laba-laba tanpa tergores sedikitpun.

Dengan ini, "Piercing Shot!"

Dor! Dor!

Satu peluru aku tembakkan ke arah serigala, hingga menembus perut serigala itu dengan sangat mulus tanpa membuat hentakan. Kemudian satunya lagi aku arahkan ke salah satu laba-laba yang bersembunyi di balik pepohonan, hingga membuat batang kayu dari pohon itu hancur sebagian.

Tembakan yang dihasilkan dari skill ini benar-benar hebat! Aku terkesan dengan skill pertamaku di level satu bisa cukup kuat untuk mengalahkan para monster.

Dua laba-laba lainnya  berusaha kabur setelah mengetahui usaha mereka untuk menyerangku telah gagal. "Tidak semudah itu, spiderso."

Sekali lagi aku membidik mereka, lalu menembakkan beberapa peluru tepat mengenai kedua laba-laba itu. Berakhirlah sudah pertarungan pertamaku di dalam hutan terlarang dan di dalam dunia game ini.

Seru, menyenangkan, namun masih belum menegangkan. Aku belum akan kembali jika belum menemukan seekor monster yang dapat imbang melawanku di hutan ini.

Kemudian semua monster yang baru saja aku kalahkan berubah menjadi abu dan menjatuhkan beberapa barang. Sama seperti beberapa game lainnya.

"Drop item!" Dengan perasaan senang, aku mengumpulkan semua barang-barang yang berjatuhan ke dalam tas penyimpanan.

Taring serigala, dan juga kristal kecil. Kemudian ada untaian benang dari laba-laba yang juga aku kalahkan barusan.

Dari lima serigala dan tiga laba-laba yang aku kalahkan, aku mendapatkan 5 taring, 2 kulit, 2 untaian benang, dan 8 kristal kecil.

Ukuran kristalnya sebesar ujung ibu jari. Jauh lebih kecil dibandingkan ukuran kristal monster pada beberapa game yang pernah aku mainkan. Tapi semoga saja nilai jualnya tidak jauh berbeda saat di jual.

Monster apa sih yang baru saja aku lawan tadi? Mereka terlihat terlalu mudah untuk dihadapi seorang petualang level 1 sepertiku. Bahkan setelah mengalahkan delapan monster, aku tidak naik level sama sekali ke level 2. Padahal seharusnya jumlah Exp Yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.

Rrrrrr!

Sudah cukup membacoti sistem di game yang agak aneh. Para serigala itu sudah kembali datang.

"Oh ow!"

Saat berbalik ke belakang, aku melihat sekawanan serigala yang cukup banyak jumlahnya. Jika aku perhatikan lebih saksama, jumlah mereka sekitar 10 yang saat ini bisa aku lihat. Namun masih terdapat kemungkinan beberapa dari mereka terhalangi oleh kabut hutan.

Jika sudah begini, mau tidak mau aku harus lari. Dengan perlengkapan awal dan satu skill yang memiliki jarak penggunaan 1 menit, sama saja dengan bunuh diri menghadapi mereka semua.

Aku tidak mau mati konyol dikeroyok oleh sekawanan serigala. Mau secepat apapun mereka mengejarku, aku masih bisa menghabisi mereka satu-persatu sambil berlari. Tapi prioritas utamaku tetaplah berlari dari mereka terlebih dahulu.

Awuuuu!!

"Lari!!"

Masih ada beberapa drop item yang kutinggalkan. Tapi lebih baik daripada nyawaku yang ketinggalaaan!

Dor! Dor! Dor!

Aku menembak sambil menggocek mereka diantara pepohonan.

Buk! Buk!

Dor! Dor! Dor!

Aku diterjang oleh dua serigala sekaligus.

Serigala yang pertama aku hindari, lalu yang kedua dan ketiga aku hadang mereka dengan pukulan dan tendangan. Kemana aku harus pergi sekarang? Tak lama lagi mereka semua akan mengepungku dari berbagai arah!

Seekor serigala kembali menerjangku dari samping, dan aku menghindari lalu menembakknya.

Mereka semua terus mengejarku dari arah kanan dan kiri. Sepertinya mereka berencana untuk mencegatku dari depan juga.

Sepertinya aku harus menggocek lagi dan mengeluarkan skill Piercing Shot-ku pada mereka. Kurangi jumlah mereka satu persatu sambil berlari, lebih baik daripada menghadapi mereka semua sekaligus.

Krak!

"Heh?!" Baru saja aku ingin mengambil inisiatif untuk menyerang balik, salah satu kakiku tersandung sebuah akar pohon dan terjatuh ke depan.

Sejak tadi aku terus memantau sekawanan serigala itu untuk menghindari mereka dan mencari momen, dan itu membuatku lupa untuk memperhatikan jalan di depanku.

Alhasil, aku terjatuh ke sebuah tebing yang cukup tinggi dari tempatku sebelumnya.

"Whaaaaa!!!"

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: GameStation
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4: Guild dan Petualang
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 9: Quest Menuju Desa Bagian 2
14 Chapter 10: Quest Menuju Desa Bagian 2
15 Chapter 11: Perburuan Dimulai
16 Chapter 12: Ketemu Kau, Kucing?
17 Chapter 13: Nekomimi!
18 Chapter 14: Pilihan
19 Chapter 15: Mengejar Kereta
20 Chapter 16: Menuju Kota Deedalee
21 Chapter 17: Cek Status 1
22 Chapter 18: Mencari Informasi
23 Chapter 19: Jurnalis Juan
24 Chapter 20: Kembali Membentuk Party
25 Chapter 21: Pencarian dan Pengejaran
26 Chapter 22: Terlalu Mustahil
27 Chapter 23: Rencana Penyerangan
28 Chapter 24: Penyergapan
29 Chapter 25: Di Dalam Jeruji Besi
30 Chapter 26: Tangkapan Baru
31 Chapter 27: Kabur dari Penjara
32 Chapter 28: Pertarungan Melawan Bandit
33 Chapter 29: Sebelum Itu
34 Chapter 30: Pertarungan Pengguna Artefak
35 Chapter 30.5: Keadaan di Guild
36 Chapter 31: Kantor Kesatria
37 Chapter 32: Perayaan kecil
38 Chapter 33: Perbincangan Singkat
39 Chapter 34: Berpisah dengan Kakak-Beradik
40 Chapter 35: Cerita Clara
41 Chapter 36: Pergi Sendiri
42 Chapter 37: Lagi, dan Lagi
43 Chapter 38: Desa Ras Kucing
44 Chapter 39: Masa Lalu Momo
45 Chapter 40: Masa Lalu Momo Bagian 2
46 Chapter 41: Hari Terakhir Bersama Mereka
47 Chapter 42: Keributan di Kaki Gunung
48 Chapter 43: Mereka Sudah Kembali
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: GameStation
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4: Guild dan Petualang
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 9: Quest Menuju Desa Bagian 2
14
Chapter 10: Quest Menuju Desa Bagian 2
15
Chapter 11: Perburuan Dimulai
16
Chapter 12: Ketemu Kau, Kucing?
17
Chapter 13: Nekomimi!
18
Chapter 14: Pilihan
19
Chapter 15: Mengejar Kereta
20
Chapter 16: Menuju Kota Deedalee
21
Chapter 17: Cek Status 1
22
Chapter 18: Mencari Informasi
23
Chapter 19: Jurnalis Juan
24
Chapter 20: Kembali Membentuk Party
25
Chapter 21: Pencarian dan Pengejaran
26
Chapter 22: Terlalu Mustahil
27
Chapter 23: Rencana Penyerangan
28
Chapter 24: Penyergapan
29
Chapter 25: Di Dalam Jeruji Besi
30
Chapter 26: Tangkapan Baru
31
Chapter 27: Kabur dari Penjara
32
Chapter 28: Pertarungan Melawan Bandit
33
Chapter 29: Sebelum Itu
34
Chapter 30: Pertarungan Pengguna Artefak
35
Chapter 30.5: Keadaan di Guild
36
Chapter 31: Kantor Kesatria
37
Chapter 32: Perayaan kecil
38
Chapter 33: Perbincangan Singkat
39
Chapter 34: Berpisah dengan Kakak-Beradik
40
Chapter 35: Cerita Clara
41
Chapter 36: Pergi Sendiri
42
Chapter 37: Lagi, dan Lagi
43
Chapter 38: Desa Ras Kucing
44
Chapter 39: Masa Lalu Momo
45
Chapter 40: Masa Lalu Momo Bagian 2
46
Chapter 41: Hari Terakhir Bersama Mereka
47
Chapter 42: Keributan di Kaki Gunung
48
Chapter 43: Mereka Sudah Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!