"Aduuh..."
Seluruh tubuhku terasa sakit.
Aku jatuh dari tebing yang cukup tinggi, tapi untungnya sewaktu jatuh aku menabrak ranting-ranting pohon sehingga mengurangi dampak benturannya.
Beberapa pohon di sini memiliki daun yang agak aneh. Itu artinya aku sudah tiba di sebuah tempat lain di dalam Hutan Terlarang.
Sekawanan serigala yang tadi mengejarku memutar balik dan pergi begitu saja. Aku sempat melihat mereka yang mengintip ke bawah dari atas tebing, kemudian memutar balik. Entah kenapa, aku tidak tahu apa yang membuat mereka tidak tertarik lagi untuk mengejarku.
Atau mungkin mereka mencoba mencari jalan lain untuk mengejarku? Kalau begitu aku harus buru-buru pergi dan mencari tempat untuk memulihkan diri terlebih dahulu.
"Tempat ini, masih hutan terlarang 'kan?" Sekarang perasaanku malah berubah menjadi ragu. Melihat kabut tipis yang masih menutupi pandangan, seharusnya bisa membantah alasan kenapa aku bisa merasakan perasaan tadi.
Jika sudah berada lebih dalam di tempat yang berbahaya seperti hutan terlarang ini, bisa saja ada sebuah rumah tua, reruntuhan, danau misterius, atau mungkin sebuah dungeon yang tersembunyi.
"Hah... aku harus mencari jalan kembali dulu." Sekali lagi melihat ke dalam layar yang ada di pandanganku, namun tidak ada fitur teleport bahkan untuk sekadar kembali ke kota sebelumnya. Aku tidak dapat bertahan lebih lama di dalam sini karena keterbatasan persediaan.
Saat baru pertama kali tiba di dunia ini, aku terlalu bersemangat dan langsung pergi ke dalam hutan untuk berburu monster. Aku lupa untuk membeli potion sehingga sekarang merasa kesusahan. Dampak dari jatuh tadi pasti mengurangi Hit Point-ku.
Kemudian dipikiranku terbesit "padahal sudah sejauh ini, masa harus langsung kembali?" Pilihanku jadi tetap maju untuk menaikkan level, mati, lalu kehilangan semua barang. Atau kembali ke kota untuk membeli persediaan.
Tentu saja aku ingin mengambil pilihan kedua, hanya saja aku terhalang oleh arah di dalam hutan ini.
Ya. Aku tersesat.
Tanpa fitur penting seperti teleportasi, atau peta yang terpampang di layar, aku tidak bisa melakukan apapun sekarang ini.
Sssshh!
Baru saja jatuh, sekarang malah kedatangan tamu baru yang nampaknya cukup kuat.
Sssshhh!
Dengan waspada, aku melirik ke arah suara yang semakin dekat. Sebuah bayangan terlihat dari balik kabut di sekitar hutan. Bayangan itu tinggi, besar, dengan sepasang mata merah yang terukir seram.
SHAAA!!
"WHOAA!!"
Aku melompat tepat sewaktu monster besar itu menerkamku.
"Ular?! Gede bangeet!"
Monster ular yang tadi menerkamku menabrak pohon hingga membuat beberapanya tumbang. Kemudian dia kembali mengambil posisi dan menatap tajam ke arah mataku.
Lidahnya menjulur keluar untuk merasakan kehadiran mangsanya. Kemudian tubuhnya melekuk, dan kembali menerkamku seperti sebelumnya.
SHAA!!
Bruk! Bruk! Bruk!
Sekali lagi aku menghindarinya, dan terkaman monster itu membuat pohon-pohon yang di hantamnya hancur berserakan.
Jika itu aku, mungkin diriku akan langsung respawn kembali di dalam kota.
"Sini kau, cacing bodoh!"
Dor! Dor! Dor! Dor!
Aku menembakkan beberapa peluru ke arah wajah ular itu, namun sama sekali tidak berefek di kulitnya yang keras.
SHAAA!!
Ular itu mengamuk dan mulai mengejarku dengan cepat.
Dor! Dor! Dor!
Setelah menembak, aku melompat ke samping dan kembali berlari di antara pepohonan untuk menggoceknya.
Monster ular itu bergerak terlalu cepat sehingga sering kelewatan sewaktu aku menghindar.
Saat berada di samping monster itu, aku bisa melihat panjang tubuhnya yang sekitar 10 meter. Sedangkan diameter tubuhnya juga cukup besar, sehingga mungkin saja aku bisa ditelannya bulat-bulat.
Dor! Dor! Dor!
SHAAA!!
Aku terus menembaki monster ular itu, mengganti peluru, menggoceknya diantara pepohonan, dan terus seperti itu hingga hampir semua pohon di sekitar sini roboh.
"Tunggu, aku seperti melihat sesuatu."
Ketika aku melompat untuk menghindari terkaman monster ular, dari dekat aku dapat melihat beberapa luka yang ada di tubuhnya.
"Sebuah luka!" Aku melihat bekas luka tebasan yang cukup besar di sekitar tubuhnya. Karena di sekitar sini banyak kabut, aku baru menyadarinya begitu melihat dari dekat.
Jika aku memfokuskan seranganku pada bekas luka itu, aku dapat mengalahkannya perlahan-lahan namun pasti.
"Yosh!" Aku mengganti peluru di kedua pistolku, lalu memusatkan semua tembakanku pada bekas luka tersebut.
Dor! Dor! Dor! Dor!
Khiyaaaakkk!!
Berhasil! Sekarang aku bisa melukai tubuh monster ular yang keras dengan pistol prematur milikku.
"Terus! Tembaakk!!"
Tembakan pistolku pada luka di tubuhnya, membuat monster ular itu terus mengerang kesakitan.
Tubuhnya menggeliat-menggeliat karena sakit yang teramat sangat pada setiap bekas luka di tubuhnya.
Dor! Dor!
Sembari menembak, aku berlari menuju bagian hutan yang lebih berjarak antar pohonnya. Tapi saat baru melihat ke depan, ekor ular itu tiba-tiba melayang tepat di depanku.
"Hyaa!!"
Bukk!
Dengan cepat aku menunduk untuk menghindari ekornya, lalu ekor tersebut menghantam batang pohon di belakangku hingga hancur.
"Dasar ular licik!" Teriakku. "Kaget tahu!"
SHAAA!!
"Iya, iya, iyaaa!" Aku berlari lagi karena ular itu mengejarku.
Setelah menghindarinya, aku terus berlari ke depan menjauhi monster ular. Aku membutuhkan jarak agar bisa melancarkan serangan dengan aman. Sementara aku sudah mengetahui letak luka yang harus aku tembak, aku hanya perlu melakukan langkah tersebut.
Aku menengok ke belakang dan melihat ekor ular itu kembali menyerang.
Untuk menghindarinya, aku menghentikan lariku untuk mengambil posisi dan melompat setinggi yang kubisa. Saat di udara, aku juga mengangkat kedua kakiku agar lebih memberi jarak dari tanah.
Ekor ular itupun melesat di bawahku dan hampir saja tersenggol. Jika terus berlari, ular itu tidak akan pernah berhenti mengejarku.
Dor! Dor! Dor! Dor!
Khiyaakkk!!
Pertarungan kedua terjadi di tempat yang lebih luas ini. Berkat tubuh monster ular yang bergerak tidak karuan, debu dari tanah menjadi berhamburan dan semakin menutupi pandangan.
Sekarang tempat ini menjadi lebih gelap akibat kabut alami di hutan ditambah dengan debu dari tanah.
Ular itu terlihat kebingungan mencariku akibat debu yang mengganggu indra penciumannya. Meskipun di juga berusaha menghilang dalam kabut sambil mencariku di dalamnya, aku masih dapat merasakan suara tanah yang bergesekan dengan tubuhnya.
Di kanan!
SHAAA!!
Aku melompat menghindar, sambil menembakkan pistolku ke arah luka di tubuh ular itu.
Tak lama setalah muncul, ekornya kembali menyerangku dari belakang dan aku melompat untuk menghindarinya dengan cepat. Begitu mendarat, peluruku kembali melesat ke arah ular itu meski terhalangi oleh kabut dan debu.
"Berapa lama lagi aku harus seperti ini. Jika saja pistolku ini sedikit lebih bagus, aku bisa mengalahkan monster ular itu dengan lebih cepat!"
SHAA!!
Ular itu kembali menerkam, dan aku masih bisa menghindarinya walau sempat terkejut.
Tak lama kemudian, ekornya kembali menyerangku dari depan.
Seperti biasa, aku melompat untuk menghindari serangan ekor tersebut, namun saat kakiku baru mendarat...
"Sial..."
Bugh!
Ekor ular itu menyerang kembali dengan jarak yang singkat. Aku baru saja mendarat dan tidak tahu kalau dia akan menyerang lagi. Akibatnya, aku terpental cukup jauh hingga menabrak sebuah batang pohon di belakang.
"AKKHH!!" Darah terciprat keluar dari mulutku. Hantaman yang diterima tubuhku dua kali telah membuat pendarahan di dalam. Jika ular itu bisa menghancurkan pohon yang dihantamnya, aku sendiri malah akan hancur menghantam pohon-pohon di sini.
Aku tidak memiliki ramuan pemulihan, skill regenerasi, atau teman satu party seorang healer. Sedikit lama lagi aku seperti ini, aku akan kalah menghadapi monster ular itu. Di pandanganku juga tidak ada informasi darah, sehingga aku tidak bisa memastikan sudah sekarat atau belum.
Saat aku berusaha bangkit, aku merasa masih ada sedikit tenaga di dalam tubuhku.
Apa aku mati saja kali ini, lalu mengulang mengalahkan monster ular ini dengan persiapan lebih matang?
Tidak. Aku tidak akan menyia-nyiakan usahaku yang sudah sejauh ini!
Monster ular itu kembali datang, aku juga sudah bangkit dan mengisi ulang peluru di pistolku.
Bertarung atau mati.
"Maju kau! HYAAA!!"
Aku berlari ke depan dengan semua sisa tenagaku. Ular itu kembali menyerang menggunakan ekornya dan dengan cepat aku melompat untuk menghindarinya.
Seperti yang sudah terjadi. Ekor itu kembali berbalik arah dan menyerangku lagi dengan jeda waktu yang singkat. Tapi aku sudah tahu dan tidak akan terjatuh di lubang yang sama.
Aku kembali melompat, menembaki ular itu secara membabi buta begitu ada kesempatan.
Aku terus melakukan ini hingga pergerakanku terasa semakin melambat, hingga pada akhirnya aku terkena serangan ular lagi.
Bugh!
"Akkhh!"
Dengan ekornya, monster ular itu melemparku ke atas tepat ke arah rahangnya yang sudah terbuka.
"Whoaaa!!"
Tanpa kusadari, kedua kakiku menahan rahang ular tersebut dan mencegahnya menelanku.
"Sakit, sakit, sakit! Cacing sialaann!!"
Dor! Dor! Dor! Dor!
Di rahangnya yang terbuka lebar, aku menembakkan semua peluruku yang tersisa ke dalam mulutnya.
"Makan nih cemilan!!"
Dor! Dor! Dor! Dor!
"Horaaaa!!" Oh iya! "Piercing Shot!"
Dor! Dor!
Khiyaakk!!
Dengan dua peluru terakhir yang diperkuat, tidak mungkin ular ini masih bisa bertahan.
Aku terjatuh bersama kepala ular itu, dan mendarat di tubuhnya yang cukup keras. Tapi itu masih lebih baik dibanding terjatuh langsung ke tanah.
***
[Selamat, anda telah naik ke level 2]
[Mendapatkan title: Adventure Beginner]
[Status anda meningkat]
[Mendapatkan skill baru; Owl Light, Quick Change, dan Bullet Dancer]
Yeay! Akhirnya naik level 2 juga! Meskipun perjuangannya cukup terasa berat.
Tapi... "Hah! Setidaknya aku ingin beristirahat dulu di kota." Tubuhku sudah bergoyang-goyang dan bisa terjatuh kapan saja.
Beberapa saat kemudian, monster ular itu berubah menjadi abu dan menjatuhkan beberapa barang sama seperti serigala sebelumnya.
Sebongkah kristal berukuran sedang, sepasang taring besar, dan beberapa sisik hitam.
Hal yang sangat memuaskan hati kami para gamer RPG, mendapatkan barang-barang langka setelah mengalahkan seekor monster yang kuat.
Betapa bahagianya aku saat ini. Perasaan yang sudah lama tidak kurasakan semenjak bermain di dalam game bertema FPS.
"Eh?!" Sewaktu ingin mengambil barang-barang itu, tubuhku seperti kehilangan keseimbangan. Tapi aku kembali berdiri tegak agar tidak terjatuh. Apakah aku pusing?
Masih merasa bingung dengan apa yang terjadi, tiba-tiba aku melihat sesosok bayangan gadis kecil di balik salah satu pepohonan. Setelah menyadari aku melihatnya, dia kembali bersembunyi. Hantu? Gak mungkin.
Aku tidak takut hantu!
Itu hanya halusinasi!
"Oh, Sepertinya kamu tidak perlu diselamatkan."
Kyaaa! Aku bergidik dan berteriak dalam hati.
Sebuah suara muncul dari belakangku. Saat menengok, aku melihat seorang petualang laki-laki dengan rambut hitam dan pakaian serba hitam. Dia membawa satu pedang di balik punggungnya. Kelihatannya seperti lelaki yang kalem.
"Si-siapa kau?"
"Namaku Shin. Shin Raiden. Niatnya aku ingin menjemputmu karena Clara sangat mengkhawatirkanmu."
Dia terus melangkah mendekatiku, dan aku melangkah mundur mewaspadainya.
"K-Kau, tidak perlu melakukan itu. Aku ini kuat!"
Tidak terima diremehkan, aku melontarkan kata-kata itu. Tapi dia terus mendekatiku.
"Ya, ya. Aku sangat kagum melihat pertarunganmu barusan. Tapi kau sudah memaksakan dirimu terlalu jauh."
"Heh, kau melihatnya dan hanya menonton!? Tapi... tanpa bantuanmu pun... aku bisa mengalahkan ular itu sendirian..."
Ada apa dengan diriku? Pandanganku terlihat kabur dan tubuhku sempoyongan. Tanganku... memegangi kepalaku yang sakit, dan tanpa kusadari sudah sedari tadi aku menjatuhkan kedua pistolku.
"Racunnya memang tidak berbahaya... tapi... terkena..."
Kesadaranku mulai menghilang dan aku pun terjatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Rahik_28
sus 🤣🤣
2022-10-06
1