Aku penuh semangat!
Aku benar-benar penuh semangat!
Akhirnya setelah sekian lama aku bisa kembali berpetualang di dunia fantasi! Aku terus berlari ke luar kota menuju hutan untuk mencari monster yang bisa aku kalahkan, menaikkan level, lalu mencari perlengkapan yang hebat.
Sayangnya game ini masih membutuhkan pengembangan. Kota ini memang sangat besar dan banyak NPC yang berkeliaran, membuat game ini terasa sangat hidup seperti di dunia nyata. Tapi apakah fitur teleportasi tidak boleh ada di game ini?
Jangankan teleportasi, bahkan peta saja tidak ada di dunia ini. Aku harus bertanya kepada orang-orang di sekitar mengenai tempat di mana monster sering berada, lalu membutuhkan waktu hampir satu jam berjalan hingga sampai ke gerbang kota.
"Ukuran di dunia ini 1:1 kah? Rasanya kayak berjalan di dunia sungguhan. Jauh banget!" Keluhku.
Setibanya di gerbang kota, aku melihat ada beberapa penjaga yang sedang menjalankan tugasnya, sekelompok petualang yang berlalu-lalang, atau kereta pedagang yang keluar-masuk kota.
Aku berjalan melewati gerbang itu tanpa di curigai oleh siapapun. Tentu karena mereka menganggapku sebagai petualang pada umumnya.
Di luar gerbang, aku memperhatikan beberapa orang yang berjalan keluar dari kota kemana arah mereka berjalan. Hanya saja aku masih tidak mengerti jalan di sini dan tetap saja berakhir bertanya pada salah satu penjaga gerbang yang sedang berdiri seorang diri.
"Permisi, tuan." Sapaku.
"Ya, apa ada yang bisa aku bantu, gadis kecil?" Jawabnya dengan nada ramah.
Nadanya sangat ramah dan mengikuti peraturan para kesatria dalam menyapa seseorang. Tapi memangnya aku terlihat seperti gadis kecil, huh?! Bukannya senang, aku malah menunjukkan ekspresi kesal kepada penjaga itu.
"Eh, apa mungkin kucing peliharaanmu hilang? Kau bisa meminta bantuan petualang dengan..."
"Jangan anggap aku sebagai anak kecil!" Dengan kesal aku memotong kalimat penjaga gerbang tersebut. Kemudian sambil mengacungkan jari padanya dan membusungkan dada, aku bilang "jangan juga panggil aku gadis kecil. Karena aku adalah seorang petualang."
Penjaga gerbang itu terlihat kebingungan. Dia terlihat tidak yakin kalau gadis sepertiku ini adalah seorang petualang. Padahal dari penampilanku saja sudah jauh berbeda dengan penduduk biasa, dan juga terlihat jelas kedua pistolku tersarung di sabuk pinggang.
"Oh, baiklah. Aku meminta maaf kalau begitu. Jadi kemana kau akan pergi?" Tanya penjaga itu masih dengan nada ramah, seakan masih menganggapku sebagai anak kecil.
Jika aku bertanya tentang tempat memburu monster, kemungkinan besar penjaga itu tidak akan menjawabku dan malah menyuruhku pulang. Jadi mau tidak mau aku harus berbohong atau menyembunyikan tujuanku agar dia tetap menjawab.
"Aku ingin pergi ke hutan untuk mencari tanaman herbal. Tapi aku tidak tahu dimana tempat yang terdapat monsternya atau tidak. Bisa kau beritahu tempat monster sering muncul agar aku bisa menghindarinya?"
"Oh, tentu saja." Penjaga gerbang menjawab dengan nada ramah. "Pada persimpangan pertama di jalan utama, ambillah jalan ke kanan untuk menuju ke hutan. Tapi kau jangan masuk terlalu dalam karena para monster tinggal jauh di dalam hutan."
Cukup mudah dimengerti. Tidak sia-sia aku bertanya pada penjaga gerbang yang baik hati ini. Maka pilihanku selanjutnya adalah; belok ke kanan di tikungan pertama, lalu masuk terus sejauh mungkin ke dalam hutan hingga bertemu dengan para monster.
"Baiklah. Terima kasih, tuan penjaga gerbang. Aku akan berhati-hati kalau begitu." Aku beranjak pergi sambil melambaikan tangan.
Penjaga itu membalas dengan lambaian balik. Betapa mudahnya menipu seorang kesatria di dunia ini.
Setelah berjalan beberapa saat di jalan utama, aku menemukan sebuah persimpangan pertama seperti yang dikatakan penjaga gerbang tadi. Jika ke kanan, maka aku akan masuk ke dalam hutan tempat para monster berada. Lalu jika ke kiri, aku dapat melihat jalan utama memanjang hingga ujung pandang mata. Mungkin itu jalan menuju kota lain.
Setelah berbelok ke kanan lalu berjalan lagi dan lagi, akhirnya aku tiba di sebuah hutan dengan banyak pepohonan yang rindang. Semak-semak, hewan liar, dan juga pohon buah, aku bisa merasakan keragaman yang cukup di dalam tempat ini. Tak lupa rerumputan yang terlihat realistis.
Di dalam hutan ini, aku terus meningkatkan kewaspadaanku meskipun sejauh ini masih belum kutemukan tanda-tanda seekor monster. Aku bisa melihat kelinci-kelinci liar yang melompat bersama temannya, dan juga sarang lebah dengan para penghuninya yang sangat banyak.
"Hei kau!" Panggil seseorang.
Aku menghadap ke suara itu di depan, kemudian menemukan sekelompok petualang yang kelihatannya baru keluar dari hutan lebih dalam. Tiga orang, dan mereka tampak lebih dewasa dariku.
"Apa yang kau lakukan di sini sendirian? Berapa levelmu?" Tanya orang itu.
"Aku masih level 1." Jawabku dengan tenang. "Dan aku datang ke sini untuk berburu. Ada apa dengan itu?"
"Hah?!" Ketiga petualang itu terkejut.
"Hei. Hutan ini terlalu berbahaya untukmu. Apalagi arah yang akan kau lalui itu menuju hutan terlarang. Di sana banyak sekali monster-monster besar berbahaya." Petualang itu memperingatiku.
Hutan terlarang? Monster-monster besar? Sepertinya kalian sudah berjasa besar memberitahuku lokasi yang menarik tersebut secara gratis.
"Kalau kau masih baru. Sebaiknya mengambil permintaan-permintaan di guild saja. Di sana banyak permintaan yang mudah kok." Salah satu temannya menambahkan.
Permintaan yang mudah? Itu sangat bukan diriku.
"Terima kasih sudah memberitahuku. Tapi aku ingin mencari tahu monster-monster apa yang menantang untuk dihadapi di dalam sana." Aku mengganti arah tujuanku menuju hutan terlarang. "Bye-bye."
"Hei kau..." Orang tadi kembali memanggilku. Tapi salah satu teman sekelompoknya menahan dia sambil menggeleng-geleng.
"Setelah kita sampai di guild, kita bisa langsung mengkonfirmasi kematiannya."
Cih! Aku masih bisa mendengar itu lho!
Bisa-bisanya mereka menganggapku lemah dan mengira aku akan langsung mati. Lihat saja nanti. Aku akan pulang membawa item dari monster langka lalu memamerkannya kepada kalian.
Aku masuk lebih jauh ke dalam hutan meninggalkan tempat aku bertemu dengan mereka tadi. Ternyata di tempat itu terdapat persimpangan kecil menuju berbagai tempat di dalam hutan.
Kelompok petualang itu kelihatannya sedang mengambil permintaan mencari tanaman herbal, memburu monster, atau hanya sekadar berlatih bersama. Mereka terlihat saling melengkapi dengan seorang Swordsman, Mage, dan juga Archer.
Jalan yang baru saja para petualang itu lalui adalah jalan menuju hutan biasa tempat para monster biasa. Sedangkan jalan yang sedang aku lalui ini terasa semakin gelap, suram, dan juga menyeramkan.
Hutan Terlarang.
Pohon-pohon di sini tidak memiliki satupun daun pada ranting mereka. Kabut tebal yang menyelimuti membuat tempat ini terasa gelap padahal di luar sana masih siang bolong.
Hawa di tempat ini juga mulai terasa lebih dingin. Udara dinginnya benar-benar menusuk, ditambah lagi aku yang memakai pakaian terbuka ini. Aku berpikir jika di tempat ini memiliki sebuah status khusus yang dapat mempengaruhi seseorang yang memasukinya.
Rrrrr!
Hm! Aku mendengar suatu suara di sekitar.
Rrrrrr!
Aku melihat ke sekitar, namun belum menemukan satupun mahkluk yang memiliki suara tersebut.
Aku yakin monster-monster itu sudah mengelilingiku saat ini. Hanya saja kabut di sekitarku masih membuat mereka tersembunyi dari pandangan. Mulai sekarang aku harus semakin waspada, dengan kedua pistolku yang sudah siap di kedua tangan.
Tak lama kemudian, mereka pun akhirnya mulai bermunculan.
"Serigala, laba-laba, dengan jumlah sekitar delapan ekor." Sekilas aku menganalisa keadaan di sekitarku. Kabut yang tebal ini cukup mengganggu, dan aku belum memiliki skill yang mumpuni untuk keadaan seperti ini.
"Kapan ya, terakhir kali diriku menghadapi monster-monster seperti ini?" Pikirku sambil mengamati mereka dengan santai.
Sekawanan serigala itu sudah mengepungku dari semua arah, dan sekelompok laba-laba yang mengambil posisi mereka pada sebuah pohon. Posisiku sangat terancam, dengan mobilitas serigala yang sangat tinggi dan jarak serang laba-laba yang cukup jauh.
Apa yang harus aku lakukan? Tentu saja kalahkan mereka semua!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments