Chapter 1: GameStation

Setelah turnamen itu selesai, kami berempat berkumpul di dalam aula guild. Semua anggota berkumpul untuk merayakan kemenangan para utusan guild dalam turnamen terakhir. Utusan-utusan itu tidak lain adalah... kami.

Aula itu cukup besar untuk menampung sekitar 50 anggota. Mereka semua berdiri, ada yang menyaksikan dari lantai 2, dan beberapa orang berkumpul dekat sofa yang terletak di tengah. Kami berempat duduk di sofa itu dengan penuh kebanggaan.

Kami duduk di tengah kerumunan, dimeriahkan oleh suara para anggota yang memberi selamat pada kami.

Adapun dari kami berempat, aku duduk di sofa tunggal milikku sendiri. Sebuah sofa yang sedikit lebih mewah, terlihat paling mencolok diantara furnitur-furnitur lainnya. Ngomong-ngomong, sofa ini aku beli sendiri menggunakan uangku, bukan menggunakan kas guild.

Apa bedanya? Sofa ini tentu lebih mahal dan berkualitas. Aku juga menyukai model serta warnanya. Jadi aku tidak mungkin menggunakan kas aliansi untuk keinginan pribadi.

Ditengah kami, berdiri sebuah piala kecil yang terbuat dari kaca dan sangat keren.

Pertandingan waktu itu memang bukan yang terbesar. Itu hanyalah turnamen lokal per tim antar guild yang diadakan setiap musimnya.

Kalau piala turnamen besar, aku punya satu di kamarku. Itu adalah turnamen solo melawan pemain dari negara lain. Singkatnya turnamen tingkat internasional.

Sebuah Battle Royale yang diikuti puluhan negara, dan aku mampu bertahan sampai akhir.

Battle Royale itu cukup sulit karena kami diterjunkan di sebuah tempat yang tidak hanya diisi oleh para pemain. Di dalam peta yang besar itu, berkeliaran para zombie yang tidak akan pernah habis.

Adapun mengapa aku masih bermain sendiri kala itu, karena bagiku membawa orang lain hanyalah menambah beban.

Beban!

Sedangkan bergerak sendiri lebih mudah untuk menyelinap, menyergap, atau melarikan diri.

Kalau mereka tidak ingin menjadi beban, setidaknya aku dapat memanfaatkan mereka sebagai umpan. Meski ada alasan lain mengapa aku bermain sendiri, tapi sepertinya itu tidak terlalu penting untuk dijelaskan.

Lalu akhir-akhir ini terdapat lebih banyak turnamen yang memerlukan sebuah tim. Itulah sebabnya aku mulai bergabung dengan pemain lain dalam beberapa turnamen terakhir, hingga membuat guild dan menjadi ketuanya.

Yaah... ternyata mereka cukup berguna untuk menghemat waktu dan tenaga. Tetapi hadiahnya juga dibagi rata.

Tidak apalah. Toh aku sudah memikirkan untuk pensiun dan mencari pengalaman baru di game lain.

"Baik! Terima kasih atas kerjasamanya, semua! Karena dukungan dan semangat yang kalian berikan, kita dapat mengharumkan nama aliansi kita lagi di musim ini."

Semua anggota bersorak-sorai.

Mereka semua terlihat bahagia. Mungkin beberapa dari mereka belum terlalu kukenal. Hanya beberapa anggota saja yang aktif bersosialisasi. Sisanya paling hanya memanfaatkan keuntungan dari aliansi yang besar ini.

Sejauh ini yang aktif bersosialisasi biasanya aku sendiri sebagai ketua guild, wakil dan beberapa anggota cupu sok suhu.

Mursyidin, RWZE, Vaa, Under, Balaam, mereka tidak akan pernah aku lupa. Sesekali kami pernah berbeda pendapat ataupun salah paham, tapi justru itulah yang menjadikan kami semakin dekat. Aku tidak pernah menduga ini sebelumnya, tapi bermain bersama itu ternyata cukup menyenangkan.

Pesta yang tak direncanakan pun dimulai. Salah satu anggota mengeluarkan minuman soda dan diikuti oleh yang lainnya. Beberapa wakilku juga menyiapkan makanan ringan yang sangat banyak untuk menemani perayaan kecil ini.

Aku senang melihat mereka bahagia. Sedikit percikan soda mengenai pipiku, tapi itu justru membuatku ingin meledakkan satu botol di depan muka seseorang.

Aku tidak ingin mengacaukan suasana indah ini dengan pengumuman terakhirku. Jadi... ayo kita nikmati sedikit lebih lama lagi.

***

Pesta dadakan itu telah selesai. Tidak ada yang mabuk sungguhan di dalam dunia virtual. Suasana kembali tenang sewaktu salah satu wakilku menyuruh semua anggota untuk diam, lalu menyilahkanku untuk melanjutkan.

"Terima kasih, Vaa."

Aku berjalan ke tengah, di depan tempat duduk kesayanganku. Bajuku agak basah terkena siraman air soda dari anggota yang lain.

Saat ingin mulai berbicara, aku teringat masih memegang sebotol soda di salah satu tanganku. Lantas langsung kujatuhkan sembarangan. Nanti akan kembali jadi partikel kok.

Baiklah, Semua sudah berkumpul, dan ayo katakan dengan semangat Riel!

Tarik nafas...

"Selamat malam semuanya. Tidak terasa sudah hampir satu tahun sejak guild ini berdiri. Aku dulunya hanya pemain solo yang sombong, dan tidak tertarik untuk membentuk tim. Namun berkat kalian, akhirnya aku mengetahui arti dari kerjasama itu sendiri (kayaknya).

Sebelum pindah ke game ini, aku adalah seorang pemain game bertema RPG. Tentu saja aku terus bermain solo hingga mencapai posisi tertinggi. Dan itu adalah pengalamanku selama bermain game VR MMORPG.

Tanpa aku ketahui, ternyata bermain bersama orang lain tidak kalah menyenangkannya. Aku mencoba itu di game ini, dan aku belum mencobanya di game RPG. Mungkin akan lebih seru lagi dimana setiap kelas dapat saling melengkapi satu sama lain."

"Sewaktu bermain game RPG, kelas apa yang pernah Ketua Riel pakai?" Salah satu anggotaku mengangkat tangannya dan bertanya. Aku jadi antusias ingin menjawabnya.

"Saat itu, aku pernah mengambil kelas Knight dan Assassin. Aku juga pernah mencoba menjadi Mage, tapi hanya sementara."

"Ketua, ketua! Apa di game itu ketua juga sering mengikuti turnamen? Apa ketua juga memenangkan turnamen tersebut?"

Ada anggota lain yang sangat semangat bertanya. Mana mungkin aku tidak ingin menjawabnya.

"Tentu, dong. Aku sangat bersemangat saat itu. Sebelum bosan berjalan-jalan di dunia RPG, aku suka menjelajahi tempat yang berbahaya di dalam game tersebut. Dan dimanapun aku berada, tempatku tidak lain adalah setiap arena pertandingan. Kau mungkin masih bisa melihat namaku di Hall of Fame tahun lalu di beberapa game VR MMORPG."

"Woow!!!"

Semua orang berdecak kagum. Apa aku terlalu berlebihan? Tolong jangan ditiru kebiasaanku itu.

"Kalau begitu, apakah ketua akan mencoba bermain game bertema RPG itu lagi?"

Seorang anggota memberikan pertanyaan. Tapi... sepertinya pertanyaan itu terlalu cepat untuk ditanyakan sekarang.

Ekspresi semua orang langsung berubah. Suasana yang sebelumnya ramai dan meriah, kini menjadi hening dan penuh tanda tanya.

Sekarang hanya terdengar suara air dari aquarium di ujung ruangan. Suasana ini seperti... ada seseorang yang akan pergi selamanya.

Benar sih.

Aku akan pensiun.

Cepat atau lambat, aku pasti akan mengumumkannya kepada mereka. Bedanya, kali ini pertanyaan itu membuatku harus mengatakannya sekarang.

"Ya, aku ingin mencoba bermain game bertema RPG lagi."

Suasana masih runyam. Tidak ada yang bertanya lagi dari mereka.

"Itu berarti ketua akan pensiun?"

"Ya, aku bersyukur kalian dapat mengerti."

Semua anggota mulai menunjukkan keberatan mereka. Ada yang murung, mencoba membujukku, bertanya-tanya lagi jika yang kukatakan itu serius. Bahkan ada yang menangis!?

Apakah seberharga itu kehadiranku disini?

Lebay kalian.

Tinggal nikmatin hadiah harian guild tinggi, juga.

"Under, posisi Ketua Aliansi akan kuberikan kepadamu. Tolong jaga mereka baik-baik."

Kesanku seperti seorang pahlawan yang akan pergi mengalahkan raja iblis, dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi.

Ea~

"Baik! Serahkan semuanya kepadaku, ketua. Maksudku, Riel."

Setelah memberikan kata-kata terakhir, bukan wasiat, aku memberikan posisi ketua guild kepada Under. Lalu keluar dari guild yang telah kubangun bersama teman-temanku ini.

Jika aku ingin berganti game, maka aku akan benar-benar pindah dan tidak memainkan lagi akunku yang sebelumnya. Meskipun ada event baru dan menarik, aku tetap akan move on dari mereka. Karena game VR di masa sekarang ini sangat banyak dan aku ingin mencoba semuanya!

Barang-barang yang telah kudapatkan telah aku jual di pasar game terkait, kecuali akunnya. Karena prestasinya akan selalu tersimpan.

Hasil penjualannya lumayan untuk beli game baru.

Setelah itu aku bisa fokus pada game selanjutnya.

Begitulah cara mainku.

Setelah sekian lama bermain game FPS, rasanya aku ingin sedikit santai dengan berpetualang kembali di game RPG.

Mengalahkan goblin, naga, atau bertemu dengan vampir tampan...

Oh sudahlah. Mereka semua tidak lebih dari sekadar NPC nantinya.

Baiklah, game apa yang kira-kira akan kumainkan berikutnya?

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: GameStation
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4: Guild dan Petualang
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 9: Quest Menuju Desa Bagian 2
14 Chapter 10: Quest Menuju Desa Bagian 2
15 Chapter 11: Perburuan Dimulai
16 Chapter 12: Ketemu Kau, Kucing?
17 Chapter 13: Nekomimi!
18 Chapter 14: Pilihan
19 Chapter 15: Mengejar Kereta
20 Chapter 16: Menuju Kota Deedalee
21 Chapter 17: Cek Status 1
22 Chapter 18: Mencari Informasi
23 Chapter 19: Jurnalis Juan
24 Chapter 20: Kembali Membentuk Party
25 Chapter 21: Pencarian dan Pengejaran
26 Chapter 22: Terlalu Mustahil
27 Chapter 23: Rencana Penyerangan
28 Chapter 24: Penyergapan
29 Chapter 25: Di Dalam Jeruji Besi
30 Chapter 26: Tangkapan Baru
31 Chapter 27: Kabur dari Penjara
32 Chapter 28: Pertarungan Melawan Bandit
33 Chapter 29: Sebelum Itu
34 Chapter 30: Pertarungan Pengguna Artefak
35 Chapter 30.5: Keadaan di Guild
36 Chapter 31: Kantor Kesatria
37 Chapter 32: Perayaan kecil
38 Chapter 33: Perbincangan Singkat
39 Chapter 34: Berpisah dengan Kakak-Beradik
40 Chapter 35: Cerita Clara
41 Chapter 36: Pergi Sendiri
42 Chapter 37: Lagi, dan Lagi
43 Chapter 38: Desa Ras Kucing
44 Chapter 39: Masa Lalu Momo
45 Chapter 40: Masa Lalu Momo Bagian 2
46 Chapter 41: Hari Terakhir Bersama Mereka
47 Chapter 42: Keributan di Kaki Gunung
48 Chapter 43: Mereka Sudah Kembali
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: GameStation
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4: Guild dan Petualang
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 9: Quest Menuju Desa Bagian 2
14
Chapter 10: Quest Menuju Desa Bagian 2
15
Chapter 11: Perburuan Dimulai
16
Chapter 12: Ketemu Kau, Kucing?
17
Chapter 13: Nekomimi!
18
Chapter 14: Pilihan
19
Chapter 15: Mengejar Kereta
20
Chapter 16: Menuju Kota Deedalee
21
Chapter 17: Cek Status 1
22
Chapter 18: Mencari Informasi
23
Chapter 19: Jurnalis Juan
24
Chapter 20: Kembali Membentuk Party
25
Chapter 21: Pencarian dan Pengejaran
26
Chapter 22: Terlalu Mustahil
27
Chapter 23: Rencana Penyerangan
28
Chapter 24: Penyergapan
29
Chapter 25: Di Dalam Jeruji Besi
30
Chapter 26: Tangkapan Baru
31
Chapter 27: Kabur dari Penjara
32
Chapter 28: Pertarungan Melawan Bandit
33
Chapter 29: Sebelum Itu
34
Chapter 30: Pertarungan Pengguna Artefak
35
Chapter 30.5: Keadaan di Guild
36
Chapter 31: Kantor Kesatria
37
Chapter 32: Perayaan kecil
38
Chapter 33: Perbincangan Singkat
39
Chapter 34: Berpisah dengan Kakak-Beradik
40
Chapter 35: Cerita Clara
41
Chapter 36: Pergi Sendiri
42
Chapter 37: Lagi, dan Lagi
43
Chapter 38: Desa Ras Kucing
44
Chapter 39: Masa Lalu Momo
45
Chapter 40: Masa Lalu Momo Bagian 2
46
Chapter 41: Hari Terakhir Bersama Mereka
47
Chapter 42: Keributan di Kaki Gunung
48
Chapter 43: Mereka Sudah Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!