Selamat datang di kota Ciatar.
Setiap orang yang baru saja sampai di kota ini, pasti akan melihat tulisan tersebut di setiap gerbang masuk.
Kota Ciatar adalah sebuah kota petualang yang cukup besar dan penuh dengan aktivitas. Terdiri dari 4 distrik berbeda, masing-masing distrik itu memiliki keunikan tersendiri.
Distrik pertama adalah Distrik Petualang, tempat di mana kau akan bertemu dengan banyak petualang berlalu-lalang membawa senjata mereka yang beragam. Mereka berangkat dari tempat mereka tinggal menuju Guild Petualang, mengambil permintaan, kemudian pergi untuk menyelesaikannya.
Distrik kedua adalah Distrik Bangsawan, di mana para bangsawan di kota ini tinggal dengan nyaman. Terdiri dari rumah-rumah pribadi dan fasilitas khusus untuk para bangsawan, tempat mereka bisa menikmati hidup dan bekerja dengan semangat.
Ketiga adalah Distrik Pedagang, tempat para pedagang dan bisnisman menjalankan usaha mereka. Distrik ini selalu ramai dengan keramaian pasar dan toko-toko yang menjual berbagai macam produk. Tidak hanya itu, para petualang juga sering terlihat di distrik ini untuk menjual barang yang mereka temukan, atau membeli persiapan sebelum memulai petualangan mereka.
Terakhir adalah Distrik Pemukiman, tempat di mana para penduduk kota tinggal dan beraktifitas dengan nyaman. Tidak banyak kegiatan di tempat ini, karena di sini adalah tempat mereka untuk beristirahat atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Kadang terlihat anak-anak yang sedang bermain dengan ceria.
Jika dilihat-lihat lagi, kota ini terlalu besar dan ramai untuk sebuah kota pemula di dalam game. Di dalamnya terdapat banyak sekali penduduk biasa, sekumpulan petualang, sekelompok kesatria dan... seorang mahkluk dari dunia lain.
***
Pada suatu hari di dalam Guild Petualang yang tidak pernah tidak terjadi keributan di dalamnya, datanglah sebuah cerita baru yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat pertama kali masuk ke dalam bangunan tersebut, yang pertama kali kau lihat adalah sebuah aula besar dengan dinding yang dipenuhi oleh lembar permintaan. Ada banyak petualang yang berdiri di depannya untuk melihat-lihat, kemudian mereka ambil begitu merasa cocok.
Dari arah kiri tercium aroma minuman beralkohol dan juga makanan yang sedang di masak. Meja-meja di penuhi oleh petualang bersama kelompok mereka, mengobroli tentang permintaan yang di ambil atau sekadar obrolan biasa di bagian bar.
Lalu di sisi kanan, terdapat beberapa meja resepsionis. Kau bisa mendaftar menjadi petualang, mengambil permintaan, dan juga mengambil hadiahnya di sini. Di sampingnya terdapat tangga menuju lantai dua yang berisikan ruangan untuk pertemuan kecil, kamar untuk para staff guild, gudang, ruang pribadi Guild master, dan sebagainya.
Suara berisik tawa menggema dari sisi kiri. Para petualang yang sedang berdebat tentang pendapatan mereka dari guild terdengar di sisi kanan. Mereka yang sedang mendiskusikan pekerjaan yang ingin mereka ambil terlihat berkerumun di tengah guild.
Suasana ramai itu bisa terjadi bahkan hingga malam hari, dan puncaknya pada siang hari. Ketiga resepsionis jadwal pagi itu telah bekerja semampu mereka. Kau bahkan bisa melihat keringat dingin dan urat yang menonjol di pelipisnya.
Para petualang itu kebanyakan adalah orang yang egois, apalagi jika levelnya lebih tinggi dari petualang lain. Hukum senioritas amat sangat kental di dalam sini.
Menyerobot antrian, memperebutkan permintaan, atau masalah sepele yang dibesar-besarkan pasti terjadi setiap harinya.
Tapi untuk pertama kalinya setelah sekian lama, semua orang di guild itu terdiam.
Seseorang membuka pintu guild dengan keras, sehingga terdengar seperti suara bantingan. Itu mungkin sudah biasa, tapi yang tidak biasa adalah siapa yang melakukannya kali ini.
Seorang gadis dengan pakaian mencolok masuk ke dalam guild dengan membusungkan dadanya yang kecil. Rambut pirang twin-tail, pakaian pendek dan terbuka untuk memudahkannya dalam bergerak, dan juga sepasang pistol yang tersarung di pinggulnya.
Belum pernah ada yang melihat gadis itu. Orang-orang berpikir dia adalah seorang petualang dari luar kota, atau mungkin petualang baru yang belum diajari sopan santun oleh orang tuanya.
"Dimana tempat untuk mendaftar menjadi petualang?" Ucap gadis itu dengan lantang.
Petualang di depannya menunjuk jalan menuju meja resepsionis.
"Terima kasih." Gadis itu langsung berjalan menuju meja resepsionis ala seorang model pakaian. Namun di tengah perjalanan, dia dihadang oleh seorang petualang pria yang badannya jauh lebih besar.
"Hei bocah. Taman kanak-kanak bukan di sini tempatnya." Orang itu meledek dan tertawa. Beberapa orang di sekitarnya juga ikut menertawakan gadis tersebut.
"Oh, ya? Padahal aku kira kau adalah ketua kelasnya di taman kanak-kanak ini. Jadi aku akan mendaftar untuk menjadi teman barumu." Gadis itu membalas dengan santai. "Mohon bantuannya, ya."
Orang yang meledeknya tadi terkejut karena gadis itu bisa membalas. Beberapa petualang lain justru menertawakannya karena kalah berhadapan dengan gadis tersebut. Petualang itu memberi jalan begitu gadis itu lewat menuju meja resepsionis dengan merasa kesal.
"Hah, awas kau anak kecil!" Gerutu petualang itu.
Semua yang sedang mengantri memberi jalan kepada gadis itu ke meja tengah. Resepsionis demi-human dengan telinga kelinci yang berjaga di meja tengah itu terlihat kebingungan.
Mengapa semuanya tiba-tiba minggir? Siapa sebenarnya gadis yang sedang menghampiriku itu? Seseorang tolong aku!
Akhirnya gadis itu tiba di depan meja resepsionis, dan melirik tajam ke arah resepsionis kelinci itu.
Kuping kelincinya menegang, dan mulutnya bergetar tertahan mengatakan sesuatu.
"S-s-s-s-selamat dathang di g-g-g-guild petualang! N-n-n-namaku ClarAAAAA!!!"
Si gadis memukul meja dan membuat kelinci itu terkejut setengah wafat. Kupingnya yang tadi menegang tiba-tiba layu seperti tanaman sekarat.
"Aku ingin jadi petualang! Mohon bantuannya, Clara!"
Gadis itu berteriak penuh semangat. Api di matanya berkobar dan membuat panas seisi guild petualang.
"Y-ya!"
Dengan tangan yang masih gemetar, resepsionis kelinci bernama Clara itu menyerahkan formulir pendaftaran beserta alat tulisnya.
Gadis itu mengambilnya, lalu dengan antusias mulai melengkapi data dirinya.
Clara yang penasaran, mengintip formulir yang ditulis si gadis perlahan-lahan. Menyadari sedang diintip, gadis itu menggunakan lengan kirinya untuk menutupi formulir.
Semua orang terheran, padahal nantinya formulir tersebut akan dikembalikan ke resepsionis itu juga.
Begitu selesai, formulir itu di kembalikan pada resepsionis. Cap darah dibutuhkan untuk melengkapi pembuatan kartu petualang, dan gadis itu menurutinya tanpa rasa takut.
Setetes darah dari ujung jari si gadis jatuh ke atas kertas formulir yang barusan ditulisnya. Cahaya mulai terpancar dari kertas itu begitu darah tersebut jatuh, dan bentuk kertasnya mulai menyusut menjadi seukuran kartu.
Dengan kedua tangannya, resepsionis kelinci memberikan kartu petualang baru itu kepada si gadis. Lalu si gadis tersebut menerimanya dengan mata berbinar.
"Terima kasih banyak!"
Gadis itu melompat-lompat kegirangan, dan langsung berlari keluar dari Guild Petualang.
"Monster-monster besar, aku datang!"
Spurrt! Seorang petualang menyemburkan minumannya karena terkejut.
Petulang lain yang sedang berebutan permintaan langsung terdiam, salah seorang pelayan menjatuhkan makanan yang sedang dia bawa, lalu Clara menatap kosong ke arah gadis itu pergi.
Di dalam pikiran resepsionis kelinci itu, terngiang-ngiang sebuah pertanyaan "Bagaimana mungkin kartu petualang yang baru saja dibuat akan langsung kembali dalam beberapa jam?" Atau mungkin. "Petualang yang baru saja mendaftarkan dirinya kepada Clara menjadi makanan monster di hutan."
"Seseorang! Seseorang!"
Dengan panik, Clara mencari petualang yang bersedia membantunya menjemput gadis itu. Tapi seperti yang sudah kalian tebak, semua petualang disini tidak akan mempedulikannya.
"Huahaha! Menarik, menarik." Salah seorang petualang pria yang sedang duduk di meja makan tertawa. "Kartu petualang itu akan kembali dalam 3 jam!" Sambil menggebrak meja, sejumlah koin muncul dari balik tangannya.
"Aku yakin dia akan kembali dalam empat jam!"
"Aku juga tiga jam!"
"Empat jam, tapi sudah terkoyak-koyak." Orang yang tadi meledek gadis itu juga ikutan.
Bukannya pergi untuk menyelamatkan si gadis, para petualang lain di dalam guild malah memasang taruhan.
Resepsionis kelinci itu menelan ludah. Keringatnya mulai bercucuran, dan badannya menggigil tidak karuan. Sepertinya malam ini tidurnya akan dihantui oleh arwah gentayangan gadis polos itu.
"Siapa nama gadis itu, Clara?"
Seorang petualang datang ke mejanya. Sebuah harapan telah tiba, dan wajah kelinci itu berubah bahagia penuh haru. Dari sekian banyak petualang hebat di dalam guild, masih ada beberapa diantaranya yang bermurah hati.
Akhirnya dia bisa tidur nyenyak malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments