17. Sepakat

"Semua pekerjaan pasti ada resikonya, apapun pekerjaannya itu. Abah berbicara seperti ini! Abah sudah siap dengan risiko yang Abah akan ambil! Abah sudah merasa lelah dengan kehidupan kita yang serba kekurangan." jawab Bah Abun sambil memegang tangan istrinya, yang sudah tidak sekencang dulu. memberi keyakinan bahwa apa yang diucapkan itu benar benar keinginannya.

"Baiklah! kalau seperti itu, Ambu hanya sebagai seorang istri, yang banyak kekurangan. Ambu akan membantu Abah! sebisa ambu, semampu Ambu."

"Jadi Ambu setuju, dengan apa yang hendak Abah lakukan." tanya Mbah Abun memastikan.

"Iya bah! kalau jalan itu adalah jalan terbaik buat kehidupan kita." jawab Ambu Yayah meski hati kecilnya tidak setuju dengan apa yang diucapkan. Namun mau bagaimana lagi, dia tidak mampu untuk memberi kekayaan kepada suaminya.

"Kalau Ambu setuju dengan apa yang hendak Abah lakukan! besok siang, abah mau menemui Mang Sarpu kembali!" ujar Mbah abun dengan roman berseri-seri, seperti merasa mendapat angin segar, di tengah terik panas yang sangat menyengat.

"Iya Abah! ya sudah, ayo kita tidur! biar besok tenaga Abah terkumpul kembali. Abah kan mau melakukan perjalanan jauh." ajak Ambu Yayah yang terlihat sudah menguap kembali, efek dari air yang dicucikan ke mukanya, sudah mulai menghilang.

Akhirnya dua insan yang sudah lelah dengan beratnya cobaan yang bertubi-tubi. mereka pun berbaring sambil membayangkan apa yang akan terjadi setelah mereka melakukan perjanjian dengan siluman. apalagi Mbah Abun yang sudah bertekad dia ingin mengikuti jejak sahabatnya, dia sudah memikirkan hal-hal yang indah yang akan dilakukan bersama keluarganya, ketika dia bisa kembali ke masa jayanya.

******

Keesokan siangnya, ba'da zuhur Mbah Abun pun sudah bersiap dengan berpakaian rapi. Dia memakai celana pangsi berwarna hitam, dipadukan dengan baju koko yang warna hitam. tak lupa dia menutupi kepalanya dengan topi koboi kebanggaannya.

"Mau ke mana Abah? Kok sudah rapi?" tanya Ranti yang baru pulang mandi di air samping rumahnya.

"Abah ada urusan ke kota sebentar, mau bertemu dengan teman lama Abah. kamu jaga Ambu ya! di rumah." jawab Mbah Abun sambil tersenyum.

"Lama nggak!" tanya Ranti.

"Paling dua malam?"

"Abah beneran kan mau ke teman Abah, bukan ke yang lain?: tanya Ranti semakin menyelidiki.

"Ke yang lain bagaimana, kamu tuh Ranti!" tanya Mbah Abun sambil menatap heran ke arah anaknya.

"Iya, nyari tambahan Ibu baru, gitu!"

"Halah! kamu masih kecil. Bicaranya sudah ngelantur." Jawab Bah Abun sambil  mencubit pipi anaknya.

"Yey! Ranti sudah gede kali bah, sekarang umur Ranti sudah 20 tahun. jadi Abah jangan bilang Ranti anak kecil."

"Segede apapun Tubuh kamu! sebanyak apapun umur kamu. kamu masih terlihat gadis mungil, yang sangat menggemaskan bagi Abah." jawab Bah abun sambil tersenyum.

"Abah! katanya mau berangkat, ini malah ngobrol. nanti kemalaman di jalan!" ujar Abu Yayah mengingatkan.

"Ya sudah! Abah pamit dulu ya. kalian doakan Abah! agar urusan Abah lancar dan membawa hasil yang melimpah." pamit Mbah Abun sambil menyalami mereka berdua, seolah hendak tempur di Medan laga.

"Kita akan selalu doakan yang terbaik buat Abah! semoga semua yang dicita-citakan Abah terkabul.

Amin!

Ujar Ranti diikuti oleh kata amin dengan serempak. setelah berpamitan sama anak dan istri kesayangannya. Mbah Abun pun turun dari rumah, dengan gagah Dia berjalan menuju ke arah Sukaraja. perbawaan hati yang mulai ada harapan  untuk merubah kehidupannya ke jalan yang lebih baik. meski jalan yang diambil adalah jalan kesesatan.

****

Di ufuk sebelah barat terlihat senja sore yang begitu menawan, menggambarkan keagungan sang pencipta. serangga-serangga sore menjadi alunan musik alam, menambah keasrian alam di perkampungan. terlihat di Jalan Setapak ada seorang laki-laki dengan berpakaian serba hitam, Dia sedang berjalan dengan begitu semangat.

Siapa dia? siapa lagi kalau bukan Mbah Abun, yang sudah sampai di dekat warung Salamah. namun sekarang dia tidak mampir ke warung itu. kejadian kemarin pagi, masih menyisakan rasa malu di hidupnya. sehingga Mbah Abun terus berjalan menuruni turunan, menuju ke kampung Sukaraja.

Kira-kira pukul 16.30. akhirnya Mbah Abun sudah sampai di  pekarangan rumah paling besar yang ada di kampung Sukaraja. tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu, Mbah Abun pun menghampiri Mang Sarpu yang sedang duduk di teras rumahnya.

"Sore Mang Sarpu! abah mau nginep lagi nih!" ujar Bah Abun, meski dia masih jauh dengan mang Sarpu.

"Ayo Abah! kalau mau nginep silakan! rumah saya akan selalu terbuka buat Abah!" jawab Mang sarpu sambil tersenyum seolah dia paham dengan Roman sahabatnya.

Mereka pun bersalaman, lalu berpelukan. seperti orang yang sudah beberapa tahun tidak bertemu, Padahal baru kemarin Mbah Abun menginap di rumah Mang Sarpu.

"Jadi begini Mang. Abah datang lagi ke sini, karena sesuai perjanjian kita di awal. ketika Abah sudah mendapat persetujuan dari si Ambu, Abah akan menemui Mang Sarpu kembali." ujar Mbah Abun perbauan hati yang sangat bahagia, sehingga dia tidak melihat di mana Dia sedang berbicara.

"Heuh! jangan di sini Bah! kalau mau ngobrol yang gituan. ayo masuk ke dalam! nanti ada orang yang menguping." jelas Mang sarpu, sambil membulatkan mata tidak setuju dengan ucapan Mbah Abun.

"Abah minta maaf Mang! Abah terlalu bersemangat." ujar Mbah Abun menghiasi bibirnya dengan senyum.

Mang Sarpu pun mengajak Mbah Abun, untuk mengobrol di dalam rumahnya. setelah mereka duduk, tak lama Marni membawakan air minum, lengkap dengan cemilannya.

"Diminum Mbah!" tawar Marni

"Iya Bi! kebetulan Abah haus." jawab Bah Abun tanpa menunggu disuruh untuk yang kedua kalinya, dengan cepat dia mengambil gelas yang sudah terisi oleh air, kemudian dia meneguk air di dalam gelas itu sampai habis.

"Jadi bagaimana Mang, sekarang apa yang harus Abah lakukan?" tanya Mbah Abun yang tidak sabar ingin segera mendapat kejelasan.

"Sabar Bah! sabar! nggak boleh tergesa-gesa! karena tergesa-gesa itu adalah perbuatan syaitan." jelas Mang Sarpu. padahal dialah yang sudah terang-terangan mengakui bahwa dia mengadakan perjanjian dengan makhluk laknat itu.

"Abah nggak sabar Mang! Abah ingin cepat kaya!" jawab Bah Abun yang terlihat semangat.

"Marniiiiiii! Marniiiiiii! Marni!" Panggil Mang Sarpu kepada istrinya.

Mendengar suaminya memanggil. Marni pun keluar dari arah dapur, lalu duduk di hadapan suaminya.

"Iya! ada apa kang?"

"Sekarang! Kamu temuin Pak RT, lalu tanyakan apa benar dia mau menjual ayam cemaninya. Kalau benar kamu langsung beli." uangnya ada di dompet seru Mang Sarpu.

"Terus apa lagi Kang?" tanya Marni seolah menantang perintah suaminya.

"Kamu Siapkan alat-alat ritual seperti yang biasa kita lakukan. yang penting-pentingnya saja, yang nggak ada di aki sobani." ujar Mang sarpu memberikan arahan.

Marni pun mengangguk, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya, menuju kamar untuk mengambil uang sebagai pembayaran, ketika Pak RT bersedia menjual hewan peliharaannya.

"Pakai uang Abah saja Mang!" tawar Bah Abun sambil mengeluarkan semua uang yang ia punya.

"Jangan Bah! Lagian uang segitu tidak cukup buat membeli ayam hitam. Abah simpan kembali uangnya, buat pegangan Abah!" tolak Mang Sarpu.

"Iya Abah lupa! Tidak membawa uang lebih, kirain Abah hanya persetujuan dari si Ambu saja, yang menjadi syaratnya.

"Tenang saja bah! kalau masalah syarat-syarat untuk sajen  saya bisa siapkan sendiri. berbeda kalau persetujuan dari keluarga, saya tidak akan bisa membantu." jelas Mang sarpu yang sudah bertekad, ingin membantu kehidupan sahabatnya yang sangat memprihatinkan. karena walau bagaimanapun Mbah Abun Dulu sering membantu kehidupannya. Sekarang waktu yang tepat, untuk membalas kebaikan sahabatnya itu.

"Aduh! Abah jadi gak enak nih, merepotkan Mang sarpu terus!"

"Nggak apa-apa, bah! kita harus saling membantu, Karena itulah gunanya sahabat."

"Ngomong-ngomong Kapan kita berangkat ke tempat perjanjian." tanya Mbah Abun

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!